Selasa, 29 Desember 2015

Semoga Rezekiku Terus Bertambah

Blessing in Disguise (doc: twitter.com)

Inilah harapanku di tahun 2016 dan tentunya untuk seterusnya. Makanya aku tidak mencantumkan tahun di dalam rencana dan keinginanku. Tidak ada masalah darimana sumber rezeki itu, karena aku pada dasarnya tidak memilih - milih jenis penghasilan yang aku terima. Jadi aku siap menerima rezeki dari berbagai sumber penghasilan dan tentunya semakin.banyak semakin baik. Begitu juga semakin bervariasi semakin baik. 

Itu berarti sumbernya ada banyak ragamnya dan yang membuat kita aku perlu pusing, karena uang yang masuk bisa bergantian. Habis satu penghasilan masuk, hari berikutnya dari penghasilan yang lainnya lagi. Asal penghasilan itu halal dan legal aku akan welcome uang itu untuk datang dan masuk ke rekening. Luar biasa bukan kalau hal ini bisa terjadi?

Inilah Resolusiku, Mana Resolusimu?

Resolusi vs Reality (doc: malesbanget.com)

Tidak banyak apa yang aku inginkan di tahun 2016 nanti. Tapi semoga semua itu bisa membawa kebaikan dan keberkahan bagi kami. Keinginanku yang pertama adalah aku ingin tulianku bisa muncul di surat kabar nasional, seperti Kompas, Republika dan the Jakarta Post. Tentunya untuk bisa sampai kesana, aku harus rajin menulis dan menulis. Itu tidak bisa diganggu gugat, karena tulisan bisa muncul dan dibaca orang banyak, pasti kemampuan menulis itu sudah tidak diragukan lagi. 

Untuk itu ijinkanlah aku untuk terus belajar dan belajar. Tidak terkecuali dengan belajar menulis itu sendiri. Seberapa banyaknya aku harus menulis, mungkin semakin banyak semakin baik. Tapi harus disertai dengan kualitas, bukan hanya kuantitas belaka. Maka mulailah segera untuk berlatih ke arah sana. Tingkatkan produktivitas dan kualitasnya sekaligus.

Minggu, 27 Desember 2015

The Challenge of Financial Inclusion in Indonesia

Financial Inclusion Index (doc: WB Financial Inclusion Index 2011)


Financial inclusion has been an important policy goal for quite some time. However, to date a sizeable majority of the population, especially the poor and vulnerable people still have no access to financial services. This is due to limited availability and accessibility of  financial services.

Social and off course economic benefits could be obtained if access to financial services could be improved. If the entire population have access to financial services, the government could distribute cash subsidies directly to the recipients' account. Therefore long queues for the distribution of the cash subsidies would no longer occur. As a result, financial inclusion makes people, especially the poor connected with economic opportunities. Thus it's fostering economic growth and individual welfare.

Sabtu, 26 Desember 2015

Liburan Kok Sibuk Nyari Duit, Bukannya Refreshing dan Shopping?

Ilustrasi tentang Goal yang ingin diraih (doc: http://www.coachingwithandrea.com)

Aduh maunya kami refreshing dan menghirup udara segar di luar. Tapi lihat macetnya itu lho yang tidak nguatin. Bahkan ada yang bilang libur Natal dan Tahun Baru malah lebih parah dari libur Hari Raya. Tapi bagi kami lain ceritanya. Liburan panjang malah sibuk dipakai buat nyari duit. Mumpung mereka pada libur, dimanfaatkan waktu dan juga uangnya. Apalagi liburan ini ada kaitannya dengan hari raya bagi umat Kristiani, tentu mereka pun bagi-bagi angpo bagi keluarganya. Lha bisnis kami tidak melihat agama, jadi siapa pun boleh belanja di tempat kami. 

Itulah yang kami  lakukan setiap musim liburan tiba. Kami seolah-olah jadi mati kutu kalau mau pergi kemana-mana, karena seringnya liburan malah banyak yang nyari. Akhirnya kami memilih untuk tidak pergi, melainkan menunggu mereka datang untuk belanja. Sedihnya kalau ternyata tidak banyak yang datang membuat kami serba salah. Kenapa tadi tidak pergi saja ya. Inilah biaya yang harus dibayar sebagai pelaku UKM aktif. Walaupun hasilnya tidak begitu banyak, tapi kami setia menekuninya dengan mengumpulkan uang ribuan dan koin yang mampir tiap harinya.

Dengan Mesin Setor Tunai, Kini Tidak Perlu Pusing Lagi Saat Liburan Tiba

Ilustrasi Setor tunai (doc: www.youtube.com)

Hari ini aku benar-benar belajar sesuatu yang baru, yaitu bagaimana aku bisa setor tunai setiap saat. Tanpa perlu pusing lagi ada hari libur, baik liburan pendek maupun panjang. Pokoknya setiap saatlah aku bisa setor tunai sekarang. Telat belajarnya? Mungkin juga atau karena aku tidak tahu kalau di Kantor Cabang (KC) ku ada mesinnya. Padahal KC nya besar lho, karena menginduk dengan headquarters dari salah satu BUMN konstruksi, yaitu PT Pembangunan Perumahan (PTPP). Ah aku saja mungkin yang tidak mau bertanya.

Yang jelas baru pagi ini aku belajar bagaimana aku bisa melakukan itu. Wah senengnya tidak karuan. Bagaimana tidak? Karena memang perputaran uangku cepet sekali, jadi harus terus diisi kalau sudah tipis atau mau habis. Apalagi danaku memang terbatas, makanya aku harus sigap kapan saja dengan kondisiku ini. Kalau danaku berlebih, tidak jadi masalah. Aku bisa kapan saja maunya. Tapi karena dana terbatas, yaa harus tahu dirilah. Paling tidak perlu kerja ekstra untuk mau berjibaku.

Jumat, 25 Desember 2015

Ketika Udara Segar Botolan Laris Manis di China

Udara Bersih Botolan (doc: detiknews.com)

Membaca berita di Detik beberapa hari yang lalu tentang Udara Bersih Botolan, saya langsung terpana. Apa pasal? karena saya tidak mengira kalau udara segar bisa begitu langka  jumlahnya. Padahal apa yang saya tahu selama ini adalah udara segar begitu berlimpah dan berlebih, sehingga boleh dibilang tidak ada harganya. Sehingga orang bisa bebas menghirup udara segar seberapa pun jumlahnya. Tulisan selengkapnya bisa dibaca disini dan disini.

Namun apa yang saya tahu sekarang terbantahkan. Udara segar suatu saat bisa benar-benar menghilang dan begitu berharganya. Lebih-lebih dengan adanya kenyataan beberapa bulan yang lalu bahwa di Indonesia pun telah terjadi krisis udara segar dan bersih dari kabut asap, akibat dari kebakaran hutan yang melanda beberapa wilayah Indonesia seperti Sumatera dan Kalimantan. Sampai akhirnya banyak yang menderita sesak nafas, karena kepekatan udara sudah begitu mengganggu pernafasan dan pemandangan.

Ketika Anak Lebih Berpengaruh Dibanding Orang-tuanya

Trolling the Smartest Kid Alive (doc: https://plus.google.com/)

Saya sungguh bangga kalau anak saya lebih mumpuni dan jauh kemampuannya dibanding saya. Hal ini terjadi beberapa hari yang lalu. Salah satu Admin dari blog terkenal berusaha menelpon anak saya. Tapi seperti biasa saya yang mengangkat telponnya, karena dia jarang pegang cell phone. Dari pihak yang menelpon akhirnya membuka diri siapa dia, darimana serta tujuannya apa.

Ternyata anak saya diundang untuk meliput suatu acara penandatanganan kerjasama antara BCA dengan Indepay Network, salah satu perusahaan penyedia layanan digital yang berpusat di Singapore untuk bekerjasama mengembangkan usaha LAKU PANDAI terutama di wilayah pelosok di Jawa.

Program ini adalah semacam  branchless banking (membuka kantor baru tanpa cabang, yang nantinya dilakukan oleh agen yang tinggal di wilayah tersebut. Tujuannya adalah agar masyarakat yang belum terbiasa pergi ke bank bisa memanfaatkan jasa tersebut, tanpa harus pergi ke bank. Mereka bisa membuka rekening untuk menabung, menutup, menarik uang, transfer dan akhirnya dengan pemberian kredit nantinya.

Kamis, 17 Desember 2015

Metromini .... Metromini Lagi (Kopaja Sebenarnya juga Parah )

Ilustrasi Metromini yang sedang mencari penumpang 
(doc: nasional.republika.co.id)

Saya sedih dan prihatin dengan jenis angkutan umum bus ini. Sebenarnya tidak hanya Metromini, Kopaja juga. Dua-duanya sering kurang ajar dalam berkendaraan dan membawa penumpang di jalan. Saya sebagai salah satu penumpangnya sering sebel dengan ulah para supir dan kernetnya. Tapi karena butuh, apa boleh buat, saya masih tetap memakainya ketika saya bepergian. Hal ini disebabkan karena tidak ada pilihan lain kendaraan umum yang bisa saya pakai. Kecuali taxi yang biayanya lebih mahal atau ojek yang benar-benar saya coba hindari karena trauma.

Sementara busway (TransJakarta= TJ) tidak ada route atau trayek ke tempat yang saya tuju. Pakai Communter Line (CL) Jabodetabek tidak bisa, karena bukan routenya. Mau bagaimana lagi? Satu-satunya kendaraan umum yang lewat, yaa Metromini atau Kopaja. Kalau sudah begitu, tidak ada cara lain yang bisa saya pakai, bukan?

Terkena Writer's Block Memang Pusing

Ilustrasi Writer'sBlock (doc: techwirl.com)

Tulisan ini sekedar curhatan atau reminder buat sendiri, karena aku dari pagi tidak bisa menulis. Padahal  ide sudah bergelantungan di otak, tapi saatnya mau ditulis mendadak kabur. Makanya ini sengaja buat jumper saja, siapa tahu habis ini terus menjadi lancar dalam menulis. Kalaulah belum, tak apalah untuk pengingat diri bahwa ternyata menulis itu tidak mudah. Bisa ditekuni atau dijadikan kegiata rutin sehari-hari itu bagus. Yang sulit itu membua komitmen agar tidak patah semangat atau berhenti di tengah jalan sebelum  keinginan dan cita-citanya berhasil. 

Mungkin itu yang bisa aku pesankan dalam diri ini yang masih sering angot-angotan atau panas-panasa tahi ayam dalam memulai sesuatu. walnya semangat 45 nya muncul, tapi sayangnya tidak bertahan lama. Ini yang masih sulit dipertahankan atau  diwujudkan sampai benar-benar berhasil. Ah, ngomong memang gampang, praktek itu jauh lebih sulit.

Rabu, 16 Desember 2015

Hari Besar the Fed Tiba, Bursa Asia justru Rebound

Gedung BEI (doc: detikfinance)

Inilah hari terakhir yang ditunggu-tunggu bagi semua pemangku kebijakan ekonomi, terutama Kementrian Keuangan dan Bank Indonesia, sebagai pengelola dan pembuat kebijakan di bidang Fiskal dan Moneter. Terutama dalam hubungannya dengan penentuan suku bunga dan jumlah uang yang beredar. Dengan membaiknya perekonomian Amerika setelah mengalami kelesuan ekonomi sejak 2008, kini The Fed berusaha memainkan perannya ingin menaikkan suku bunga yang tadinya nyaris 0%. Karena ulah the Federal Reserve ini telah membuat banyak negara gonjang-ganjing dengan kebijakan yang mau diambilnya.

Anehnya menjelang detik-detik keputusan the Federal Reserve mengenai arah kebijakan suku bunganya, pada hari ini, investor Asia lebih memilih untuk memburu saham dibanding safe haven lainnya. Kondisi ini menyebabkan bursa di kawasan regional menjadi terangkat dan mengakhiri penurunan yang sudah berlangsung selama enam hari lamanya.

Selasa, 15 Desember 2015

Aplikasi Mobil123.com sebagai Solusi Terbaik bagi Konsumen yang Memiliki Mobilitas Sangat Tinggi

Saat acara Talk Show peluncuran aplikasi Mobil123.com  
(doc:mobil123.com)

Saya mungkin termasuk salah seorang yang kurang informasi mengenai website mobil123.com. Ternyata situs ini berisi iklan jual beli mobil. Selama ini yang saya tahu iklan jual beli  mobil adalah lewat media cetak, iklan di TV maupun dengan menempelkan sehelai kertas yang bertuliskan DIJUAL. Sedangkan informasi selebihnya mengenai leasing  kendaraan, saya peroleh dari karyawan yang bekerja di ACC (Astra Credit Companies). 

Kebetulan kantornya tidak jauh dari rumah saya, sehingga hampir setiap hari saya melihat banyak pegawai ACC yang lewat depan rumah saya. Baik saat mereka berangkat kerja, waktu makan siang dan saatnya pulang kerja. Bahkan banyak dari mereka yang berasal dari luar daerah dan hanya datang untuk training beberapa minggu di ACC, sehingga nampak wajah-wajah baru lewat di depan rumah saya. Hal ini karena rumah saya kebetulan di pinggir jalan, sehingga dengan mudah bisa mengenalinya. Sesekali ada juga yang mampir ke rumah untuk laundry baju-baju, makanya saya jadi tahu kalau mereka bekerja di ACC.

Buku Tour & Travel Revolution Mendorong Munculnya Wirausahawan Baru

Sample undangan Launching Buku Tour & Travel Revolution "Entrepreneur Charity"

Hari Sabtu adalah hari dimana banyak sekali kegiatan yang bisa diikuti oleh seorang Blogger, tidak terkecuali buat saya. Saya sendiri ada 3 atau 4 kegiatan yang bisa saya ikuti dari pagi sampai sore. Sayangnya masalah transportasi sering menjadi kendala, bukan karena tidak adanya kendaraan. Tapi karena kemacetan di jalan yang membuat jarak yang pendek membutuhkan waktu lama untuk bisa sampai tujuan.

Itulah sebabnya saya harus memilih mana acara yang terbaik yang bisa saya ikuti untuk mengisi hari Sabtu ini. Bagi saya tidak ada gunanya kalau hanya ikut acara secuil disana dan secuil informasi disini. Maka saya putuskan untuk mengikuti acara Launching buku Tour and Travel Revolution dengan harapan saya bisa memperoleh hikmah dan manfaat terbesar dari kehadiran saya ini.

Minggu, 13 Desember 2015

Jangan Masuk dalam Perangkap

Think safe, Act Safe and Be Safe (doc: youtube.com) 

Saya tidak tahu apa istilahnya yang pas untuk mengatakannya. Yang jelas intinya saya berusaha mencari aman buat diri sendiri dan keluarga dalam banyak  hal. Ini saya lakukan, karena saya masih ingin menikmati hidup lebih lama. Makanya saya berusaha sekuat tenaga untuk tidak masuk dalam berbagai jebakan yang membuat saya tidak bisa bergerak dan mati kutu.

Dengan kata lain, saya tidak mau pasang badan untuk mengejar sesuatu. Lebih baik saya mundur daripada nekad yang akhirnya saya merugi seumur hidup. Itulah prinsip yang saya lakukan. Tidak mengapa kalau saya dibilang seorang pengecut, tapi saya mencari amannya. Lha kalau terjadi apa-apa pada diri saya dan keluarga, khan semua saya yang akan menanggung akibatnya. Kenapa saya mesti pasang badan untuk hal-hal yang saya tidak mampu dan mau menjalaninya?

Rabu, 09 Desember 2015

Antara Menabung dan Berinvestasi, Pilih Mana?

Ilutrasi Menabung vs Investasi (doc: http://howmoneyindonesia.com)

Acapkali kita dibingungkan oleh dua kata ini, yaitu Menabung dan Investasi. Hal ini karena keduanya sama-sama kita perlu menyisihkan uang, walaupun tujuan yang ingin dicapai mungkin bisa berbeda. Namun bagi kebanyakan orang sering menganggapnya sama, alias tidak ada bedanya antara menabung dan investasi. Padahal diantara keduanya memang beda, terutama dalam hal cara yang harus ditempuh dan tujuan yang hendak dicapainya

Terus kalau disuruh pilih, mana yang lebih bagus? Kalau saya disuruh memilih, yaa pilih semuanya karena penting. Menabung bagi saya sebagai cikal bakal dana untuk investasi, karena untuk investasi biasanya membutuhkan jumlah dana yang besar. Maka apa yang saya lakukan adalah dengan menabung lebih dahulu. Seperti misalnya: menabung uang, menabung saham, menabung emas, menabung pohon, menabung kebaikan, menabung amal dan berbagai jenis kegiatan menabung lainnya. 

Siap-siap Mulai Bulan Desember Bayar Listriknya Lebih Mahal

Inilah Tarif Baru Listrik per 1 Desember 2015 (doc: detik.com)

Seperti yang sudah diberitakan di berbagai media, baik TV maupun media cetak bahwa mulai bulan Desember ini tarif listrik untuk pemakai daya 1300 VA dan 2200 VA naik 11%. Dulunya harga per kwh sebesar Rp 1352, kini dengan harga yang baru menjadi Rp 1509.38 per kwh. Kenaikan ini dikenakan bagi semua pelanggan prabayar (pengguna token listrik) dan pelanggan pasca bayar (pemakai meteran). Dengan demikian, kenaikan ini berlaku untuk semua pelanggan.

Ini berarti budget yang akan kita keluarkan untuk membayar listrik naik bagi pelanggan pasca bayar. Sedangkan untuk pengguna token listrik kenaikan tarif listrik per kwh, ini berarti jumlah kwh yang diperoleh untuk pembelian yang sama, akan berkurang. Biasanya sih kenaikan biaya listrik akan diikuti oleh kenaikan harga-harga yang lainnya, tapi kenaikan kali ini mungkin tidak.

Waduh Blogku sudah Jamuran?

Entah kenapa bulan Desember ini aku kok males banget nulis ya? Padahal bulan November produktivitas menulisku lumayan banget dan boleh dikatakan bisa nulis banyak. Bahkan pada awal-awal bulan November hampir setiap hari aku sempatkan untuk menulis. Tapi aneh dan bingung kenapa sekarang bisa langsung drop semangatku untuk menulis.

Bagaimana aku mau menjadi penulis, kalau untuk latihan saja malesnya tidak karuan. Mungkinkah ini awal dari kebangkitan aku untuk terus rajin menulis? Mudah-mudahan saja karena aku memang ingin sekali menekuni dunia tulis menulis, bukan hanya sekedar untuk menjadi blogger. Tapi penulis beneran untuk mengisi dan menghiasi berbagai surat kabar dan journal yang ada. Itu impianku sekarang.

Jumat, 27 November 2015

Menjadi Professional Blogger? Ah! Saya Nggak Perlu

Ilustrasi untuk Professional Blogger (doc: 7kviews.com)

Itulah jawaban saya kalau ditanya apakah saya tertarik untuk menjadi professional blogger? Saya akan menjawab tidak perlu. Saya orangnya bosenan, bagaimana saya bisa bertahan lama untuk menjadi blogger. Nulis saja masih berdasarkan mood. Kalau lagi malas, ya biarkan saja blog saya sendirian tanpa pernah mendapat sentuhan tangan. Belum lagi kalau saya perlu  kesana kemari untuk mendatangi pertemuan dan mungkin saya tidak memahami  atau tidak suka dengan topiknya. Ah, sayanglah waktu saya terbuang percuma, habis di jalan. 

Lebih baik saya menekuni apa yang saya suka dan enjoy melakukannya yaitu sebagai money maker atau investor yang berusaha melipatgandakan uang yang saya punya. Tidak peduli darimana sumber uangnya, yang penting halal. Syukur bisa banyak jumlah yang dihasilkan. Setelah itu akan saya investasikan untuk tujuan yang lebih besar. Tidak lebih. Istilah kerennya menjadi sleeping stakeholder, sehingga saya tidak perlu capek kesana kemari. Untuk bisa sampai kesana, memang saya perlu belajar banyak lebih dulu.

Minggu, 22 November 2015

Bergabung dengan Berbagai Komunitas

Ilutrasi Komunitas (doc: twitter)

Bergabung dengan Komunitas itu sebenarnya bagus, karena bakat yang tadinya terpendam, jadi bisa lebih digali. Disisi lain bisa saling mendukung antar sesama, mana yang kurang bisa ditambah. Sekaligus bisa berbagi ilmu, terutama bagi yang sudah mumpuni. Jadi bisa saling asah, asih dan asuh. Itu mungkin salah satu tujuan didirikannya komunitas. Masing-masing bisa eksis dengan kadar dan kemampuannya sendiri-sendiri.

Sayangnya aku sering kesulitan untuk melakukannya, apalagi kalau banyak tuntutan harus kesana kemari. Hadeuh tugasku saja sudah seabreg banyaknya, masih harus ikutan banyak komunitas. Satu atau dua masih mungkin, tapi kalau banyak memang tidak sangguplah. Karena ujung-ujungnya aku harus tetap melakukan kerjaan rumah. Ini lho repotnya.

Wow! Menabung Euro

Ilustrasi Money bag, Euro (doc: shutterstock.com) 

Berbagai ajakan kepada kita untuk terus bisa menabung, agar apa yang kita dapatkan tidak semuanya habis dipakai. Tidak peduli itu untuk memenuhi kebutuhan hidup atau untuk bersenang-senang, tapi masih tetap bisa menyisihkan uang untuk keperluan darurat atau diinvetasikan. Jadi diharapkan gaji setiap bulan jangan sampai tekor atau kurang.

Itu tidak mudah. Makanya kita perlu bijak dan pandai dalam mengatur gaji yang ada. Tentunya seberapa pun besarnya penghasilan yang kita peroleh,  jangan semuanya dihabiskan. Biasanya orang yang berpenghasilan besar, pengeluarannya juga besar dan yang berpenghasilan kecil diharapkan pengeluarannya juga lebih sedikit. Namun kalau dihitung-hitung besar sedikitnya pengeluaran itu relatif, selama kita masih bisa menyisihkan uangnya.

Sabtu, 21 November 2015

Hati-hati dengan Jalan Pintas, Ternyata Tidak Selalu Bagus Hasilnya

Ilustrasi tentang Shortcut (doc: http://rgregorysummers.com)

Saya baru sadar ternyata jalan pintas tidak selalu atau semua memberikan hasil yang bagus. Bahkan bisa mencelakakan diri sendiri dan juga orang lain. Mungkin awalnya kita menginginkan biar cepet sampai tujuan, tapi justru kita bisa rugi atau celaka.

Memang jalan pintas tidak identik dengan penyederhanaan, tapi lebih pada usaha untuk memotong kompas, sehingga diharapkan bisa melakukan penghematan disana  sini. Daripada mutar-mutar dan terlalu panjang jarak yang ditempuh, makanya dipotong kompasnya. Jadi waktunya bisa pendek dan singkat. Itu mungkin tujuan awalnya yang tentunya bagus karena bisa menghemat waktu. Tapi dalam prateknya terkadang atau bahkan sering kali si pelaku tidak memperhitungkan resiko yang akan timbul.

Bisakah Sehari Tanpa Uang Tunai? Nope, Saya Akui itu.

Ilustrasi GNNT (doc: twitter.com)

Dalam rangka mendukug program Bank Indonesia untuk lebih menggunakan uang non tunai yang dikenal dengan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT), banyak bank-bank pun ikut mendukungnya. Termasuk salah satu bank BUMN yang saya baca adalah Bank  BNI.

Saya sendiri tidak keberatan untuk menggunakan uang non tunai (kartu), karena saya pun punya kartu Flazz yang saya gunakan setiap saya naik busway (Trans Jakarta) dan Kereta Api (commuter line) maupun dengan debit card ketika saya belanja di L**** M*** dan S**** I*** . 

Tapi tidak semua transaksi bisa saya lakukan dengan uang non tunai. Mau tidak mau saya harus menyiapkan uang kertas atau cash untuk berbagai transaksi saya. Saya tidak mungkin menggunakan uang non tunai kalau yang menerima tidak mau menerimanya.

Senin, 16 November 2015

Antara Memulai dan Menyelesaikannya, Mana yang Lebih Berat?

Ini gambaran bahwa 92% new resolution gagal (doc: drjockers.com)

Banyak orang bingung bagaimana harus memulai sesuatu yang baik. Tidak peduli itu untuk kegiatan suatu bisnis maupun melakukan sesuatu tindakan yang baru dan belum pernah dilakukan. Sehingga banyak dari kita harus memutar otak untuk bisa mendapatkan ilmunya agar bisa sesegera mungkin memulainya. Itu sebabnya banyak orang kesulitan untuk segera mulai, karena masih bingung atau terlalu banyak pertimbangan dan mikir ini itu, yang akhirnya tidak bisa memulai.

Itulah yang banyak dialami oleh para pemula dalam menjalankan sesuatu. Padahal sebenarnya kalau mau memulai, yaa mulai saja untuk mengerjakan sesuatu. Nanti khan ide-ide baru muncul atau perbaikan bisa dilakukan disana sini sekalian jalan. Jangan terlalu banyak dipikirkan awalnya, karena hal itu justru menghambat rencana atau keinginan. Apalagi kalau hal itu suatu impian. Makanya banyak orang menyarankan, "sudah jalanin saja. Nanti khan ketemu resepnya." Dengan kata lain,  "Just do it as simple as that."

Minggu, 15 November 2015

Kudo sebagai Wahana untuk Memberdayakan Digital Enterpreneur

Inilah Special Tablet yang dipakai oleh Kudo dalam bisnis online
(doc: kudo.co.id) 

Diam-diam saya sebenarnya sudah lama berkecimpung dalam dunia bisnis online, sebagai agen atau reseller dari beberapa perusahaan. Bahkan boleh dibilang sudah hampir 5 tahun saya menekuninya. So far, saya menyukai dan menikmatinya, makanya saya masih bertahan hingga sekarang. Kalau tidak, saya sudah meninggalkan bisnis sambilan ini sejak dulu, karena saya orangnya cepat bosan apabila tidak suka pada sesuatu.

Bagi saya buat apa melakukan pekerjaan yang tidak disukai? Itu akan membuat saya capek dan tentunya buang-buang waktu saja. Jadi prinsip Do what you enjoy doing, benar-benar saya terapkan ketika saya menjalani bisnis online ini.

Sabtu, 14 November 2015

Menjadikan Bahasa Inggris sebagai Bahasa Sehari-hari

Practice Makes Perfect (doc: dribbble.com)

Saya tahu bahasa Inggris memang bukan bahasa ibu, tapi tidak dapat disangkal kalau kita membutuhkan kemampuan bahasa Inggris yang memadai atau cukup. Hal itu untuk mengimbangi kebutuhan dalam dunia kerja maupun untuk menempuh pendidikan lanjutan. Tidak hanya itu, banyak literatur dalam perguruan tinggi pun menggunakan bahasa Inggris dan banyak informasi bisa kita peroleh kalau kita mempunyai kemampuan bahasa Inggris yang cukup.

Itulah sebabnya saya paksa anak saya untuk menggunakan bahasa Inggris setiap berbicara dengan saya. Tidak peduli kami berada di rumah atau di luar rumah, kami tetap dan harus menggunakan bahasa Inggris. Semua itu bukan untuk gagah-gagahan atau bergaya. Tapi memang karena itu merupakan suatu kebutuhan kami berdua.

Memasak Kebutuhan Sendiri sebagai Salah Satu Upaya Penghematan Anggaran

Hemat Pangkal Kaya (doc: http://ahmadauliafahmi.blogspot.co.id)

Sebagai seorang yang belum kaya, saya selalu berusaha untuk memasak dan menyiapkan kebutuhan makanan sendiri untuk keluarga. Baik itu untuk sarapan atau makan pagi, makan siang dan makan malamnya. Termasuk juga untuk berbagai jenis minuman maupun snack dan buah-buahannya. Saya berusaha membeli barang mentahnya, lalu saya olah sendiri menjadi barang/sesuatu yang lebih bermanfaat. Jadi ada proses nilai tambah dengan melakukan pengolahan sendiri..

Kecuali kalau saya tidak sempat memasak atau mendadak mau pergi, maka tidak ada jalan lain kecuali membeli makanan yang sudah jadi. Tapi seringnya menu masakan yang  dibeli ya biasa saja bukan yang wah, karena untuk sekedar mengganjal perut. Habis itu saya terus menyiapkan makanan untuk menu yang lebih lengkap dan lebih sehat.

Rabu, 11 November 2015

Transformasi Tiada Henti

Ilustrasi tentang Change (doc: BrainyQuote.com)

Aku senang dengan istilah transformasi ini, walaupun sebenarnya inti dari permasalahannya adalah kita perlu melakukan perubahan. Paling tidak ada perbaikan atau peningkatan kualitas dan kuantitas dalam setiap harinya. Begitulah kira-kira kalau mau maju, kita mesti dan harus berubah No Matter What. "We need to change," itu kata anakku.

Istilah transformasi ini memang kelihatannya cocok untuk suatu usaha atau bisnis saja agar mereka tidak kalah dalam bersaing, maka mereka harus mengadakan transformasi atau perubahan. Hal ini boleh dikatakan sebagai suatu keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Tanpa melakukan suatu perubahan atau tranformasi, suatu usaha akan terlihat kuno atau ketinggalan jaman. Ujung-ujungnya akan ditinggalkan oleh pelanggan dan akhirnya mati atau bangkrut. Makanya setiap perusahaan harus mau melakukan perubahan agar bisa maju dan tetap bertahan. Syukur-syukur masuk dalam kategori terdepan dalam melakukan perubahan dan inovasi, sehingga bisa disebut sebagai pioneer.

Selasa, 10 November 2015

Mundur sebagai Suatu Bentuk Protes atau Cara Ingin Mencari yang Lebih Baik

Ilustrasi Change is Good (doc: angieserra.com) 

Saya memang seorang yang pendiam dan tidak punya banyak omong. Tapi kalau ada sesuatu yang tidak beres atau tidak suka dengan situasinya, maka saya pun akan bersikap. Satu sikap yang sering saya lakukan adalah dengan diam kalau tidak ada pilihan lain atau mundur. Saya lakukan itu karena saya bukan seorang Malaikat yang bisa mengubah keadaan dan juga saya tidak mau disakiti. Jadi kalau situasinya sudah tidak nyaman buat saya untuk berkembang, yaa saya harus pindah atau berhijrah untuk mencari yang lebih baik.

Saya tidak suka tinggal berlama-lama di tempat yang tidak nyaman dan menahan sakit atau kepedihan. Pasti saya akan ngomel-ngomel terus, kayak orang yang sedang senewen. Daripada saya jadi stress, apa enaknya. Mending nikmati saja masa-masa di saat saya bisa. Sebaliknya cabut dan tinggalkan kalau sudah cukup waktunya dan move on ke tempat yang lain. Jadi saya memang tidak suka memaksakan kehendak diri sendiri. Termasuk juga di dalamnya saya ingin terus berkembang dan mencari hikmah atau sisi positif pada setiap kesempatan.

Maaf, Kalau Mau Pinjam Uang ke Bank Saja


 Ilustrasi I am not a Loan (doc: petitions.moveon.org)

Terus terang saya tidak suka kalau ada orang mau pinjam uang. Kenapa?, karena saya sendiri masih butuh uang. Daripada saya kebingungan sendiri saat saya memerlukannya, lebih baik dari awal saya katakan tidak. Saya tidak mau munafik dan saya tidak ingin marah-marah ke orang lain ketika saya datang untuk menagih uangnya. Lebih baik tahu sama tahu saja, kalau mau pinjam uang yaa ke bank, karena disana gudangnya uang. Mau pinjam berapa saja silakan, saya tidak mau tahu.

Saya ingin hidup saya tenang, tidak diganggu oleh hutang piutang, karena resikonya berat bagi saya kalau mau minjamin uang. Bukan apa-apa, uang saya berputarnya sangat cepat. Kalau sampai terhenti di salah satu aliran, apa saya  tidak repot sendiri. Belum tentu kalau ditagih gampang dan langsung dikasih. Seringnya yang punya uang, malah seperti pengemis, layaknya orang yang meminta-minta agar uangnya dikembalikan. Padahal itu uangnya sendiri.

Sabtu, 07 November 2015

Pak Jokowi, Dulu Budget Bulanan Saya pun Sering Jebol


Ilustrasi Budget Cut (doc: harianpilar.com) 

Membaca berita akhir-akhir ini mengenai kondisi APBN yang sudah cukup genting, karena penerimaan pajak masih jauh dari harapan yaitu baru 774,4 triliun atau sekitar 60%dari target sekitar Rp 1,295 triliun. Keadaan ini telah  membuat Presiden Jokowi khawatir APBN kita bakal jebol. Hal ini mengingat proyek infrastruktur sedang digenjot habis-habisan di satu sisi. Sedang disisi lain berharap penerimaan pajak bisa ditingkatkan, sehingga ada keseimbangan antara pengeluaran dan penerimaan.

Kalau penerimaan negara ternyata jauh dari rencana dana yang dikeluarkan, wajarlah Pak Jokowi sebagai Presiden merasa khawatir. Makanya menjelang akhir tahun pun beliau harus ancang-ancang apa yang harus dilakukan. Tentunya strategi penghematan sangat diperlukan untuk mengantisipasi semuanya itu atau dengan cara menambah utang baru. Kalau tidak, APBN jebol akan benar-benar terjadi.

Enam Kebiasaan Rutinku di Pagi Hari

Ilustrasi Self Discipline (doc: naqsdna.com)

Melakukan kegiatan sehari-sehari memang seperti menjadi suatu hal yang rutin kalau kita mau mencermati satu-satu. Bisa hal itu sengaja dilakukan, karena sudah biasa, yang akhirnya menjadi kebiasaan. Ada juga yang menyengaja untuk dilakukan agar bisa menjadi suatu kebiasaan yang baru.

Tapi ada juga yang suka-suka saja mengerjakan sesuatu di pagi hari. Jadi biarpun tidak dikerjakan tidak menjadi masalah, karena cuma sekedar melakukannya. Kalau yang sudah menjadi rutinitas ini, yang akhirnya membuat ketagihan kalau tidak dilakukan. Istilah kerennya ada sesuatu yang hilang atau kurang lengkaplah aktivitas sehari-harinya.

Inilah beberapa kegiatan yang biasa aku lakukan:

Kamis, 05 November 2015

Ternyata Menulis itu Mudah

Ilustrasi Pentingnya mengikat ilmu dengan menulikannya (doc: achmatim.net)

Aku baru merasakan nikmatnya bisa menulis. Memang tulisanku sekedar curhat atau tulisan asal-asalan, tapi lumayanlah sehari bisa menyelesaikan 3 tulisan untuk hari ini. Jadi bulan November ini mungkin tulisanku bisa banyak sekali, karena mood menulisku sudah mulai tumbuh. Walaupun belum benar-benar mencapai tingkat prima. Tapi sudah lumayanlah, karena sekarang aku semakin mudah dalam menggoreskan penaku di blog ini. Memang tidak semua tulisan aku share ke publik, karena banyak yang personal. Terutama untuk dunia tulis menulis ini dan rahasia dibalik itu, yang mungkin belum saatnya saja.

Aku yakin lambat laun aku bisa menulis banyak sekali dalam satu bulannya dan siap untuk menjadikannya menjadi sebuah buku. Ini yang sedang aku kondisikan untuk menjadi seorang penulis yang serius atau serius menulis. Karena memang pekerjaan seorang penulis itu, yaa menulis dan menulis. Bukan ngomong atau tidur saja. Dengan menulis, maka seorang penulis akan menghasilkan karya dan memberikan makna bagi kehidupannya dan bagi orang lain kalau tulisan itu bisa bermanfaat. Bukan sekedar tulisan yang membuat kemarahan orang lain atau munculnya dendam yang tidak berkesudahan.

Rabu, 04 November 2015

Orang Pinter vs Orang Biasa dalam Business Networking


Ilustrasi Business Networking, Are You Doing it Rights? (doc: get2biz.com)

Banyak orang yang terjun dalam dunia bisnis networking mengeluhkan kalau mempunyai anggota dalam groups nya merasa pinter atau sok pinter. Kenapa? Katanya orang yang merasa atau mengaku pinter itu banyak nanya dan terlalu kritis. Semuanya mau ditanyakan kenapa dan bagaimananya. Ujung-ujungnya malah tidak melakukan kerjaan yang menjadi tugasnya. Itulah sebabnya orang yang mengaku pinter atau terlalu pinter, sangat sulit untuk diajak Just Do It, suatu kata yang menjadi andalan untuk segera menjalankan apa yang sudah digariskan.

Lain halnya bagi yang biasa-biasa saja, mereka tanpa ragu langsung tancap gas. Bahkan tidak ada basa basi lagi, terus melakukan apa yang disuruh, karena tidak ada pilihan. Jadi mereka siap untuk berjibaku kapan saja dan dimana saja. Makanya orang yang biasa-biasa saja seringnya lebih berhasil daripada orang yang pinter dalam bisnis.

Membandingkan Unit Link vs Deposito Sama Dengan Membodohi Masyarakat

Perlu dan Jangan dalam Investasi Saham(doc: kreditgogo.com)

Itulah judul tulisan dari seorang Perencana Keuangan, Aidil Akbar yang saya baca di Detikfinance edisi 3 November 2015. Tulisan lengkapnya bisa dibaca disini. Saya suka sekali membaca tulisan ini, karena selama ini saya seperti terhipnotis oleh omongan dari para Trainer dan Leader dari suatu perusahaan asuransi yang mengatakan bahwa program mereka, Unit Link jauh lebih bagus karena memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dibanding kalau kita menyimpan uangnya di bank dalam bentuk deposito. 

Apalagi dengan penekanan investasi mereka pada bluechips, yang konon kualitas saham yang paling bagus telah membuat saya menerima tanpa ada banyak pertanyaan ini dan itu. Kebetulan istilah bluechips bukan hal yang asing di telinga saya, karena saya juga menekuni dunia investasi pasar modal. Jadi apa yang didiskusikan, saya bisa menangkap dan meresponnya, paling tidak mengangguk sebagai tanda setuju dan okay.

Wow!, Bisa-bisanya sampai Tertidur di Angkutan Umum

Ilustrasi Busway (TransJakarta), doc: antaranews.com

Aku sungguh tidak menyangka sampai tiga kali tertidur di busway atau TransJakarta (TJ) dan aku harus balik karena sudah kebablasan sampai di ujung. Jadi tidak ada cara lain, selain aku harus bayar ongkosnya lagi. Lucu atau memalukan ya? Entahlah, rasanya begitu dapat tempat duduk dan melihat kanan kiri aman, aku langsung tertidur pulas. Bayangin naik dari Dukuh Atas bisa sampai bablas ke Ragunan, kalau tidak karena mengantuk sekali rasanya tidak mungkin. Mirip sekali terkena bius. Padahal seharusnya aku turun di halte Jati Padang. Untung aku tidak bawa uang banyak, sehingga tidak ada barang yang hilang. Semuanya utuh.

Seingatku untuk route Dukuh Atas - Ragunan sudah dua kali ini. Dan satunya lagi route Ragunan - Monas, sementara aku mau transfer di Sarinah daripada aku ke  Dukuh Atas karena males jalan. Eh malah ketiduran, aku langsung dibawa ke Halte Monas. Celakanya aku lupa nanya, route mana yang harus kuambil, aku langung naik saja busway berikutnya. Waduh bus TJ justru membawaku menjauh dan aku dibawa ke Harmoni, transit yang terdekat. Aku jadi ngomel-ngomel sendiri, karena ketledoranku.

Selasa, 03 November 2015

Jangan Tergiur dengan Ilustrasi dari Perhitungan Hasil Asuransi

Ilustrasi tentang Asuransi (Are You Covered) doc: asuransicerdas.com

Itulah kesimpulan akhir yang bisa saya peroleh setelah berkecimpung dan mendalami dunia asuransi. Ternyata semua itu tergantung pada kendaraan yang dipakai untuk mencapai tujuan dan kondisi saat ini. Belum tentu apa yang diomongkan oleh agen asuransi itu benar adanya, terutama yang menyangkut tabungan, investasi, dana pendidikan dan dana pensiun. Lebih baik persiapkan juga dana sampingan untuk mengantisipasi berbagai penyimpangan hasil yang ada.

Sebaliknya untuk dana kesehatan kalau kita terkena sakit, cacat tetap total dan meninggal, semua yang tertera dalam polis bisa diklaim sesuai dengan plafon yang kita pilih. Pihak asuransi pun, insha Allah akan membayar semua klaim nya asal apa yang kita lakukan sesuai dengan prosedur. Kalau semua total biaya itu ternyata lebih besar dari plafon yang kita pilih, tentunya kita juga yang akhirnya harus membayar sisa dari biaya itu. Maka lebih baik jaga kesehatan, agar penyakit yang diderita tidak begitu parah, sehingga semua biaya-biayanya bisa dicover oleh asuransi.

Minggu, 01 November 2015

Fenomena Deadliners

Ilustrasi tentang Dealiner (doc: oswego.edu)

Sebenarnya ini istilahku sendiri yang aku pakai untuk menyebut orang-orang yang suka memberesin tugas-tugas atau assignments nya menjelang akhir atau penutupan. Aku termasuk di dalamnya, karena berbagai kesibukan akhirnya tidak ada pilihan lain untuk bisa menyelesaikan tugas-tugas menjelang akhir atau penutupan. Masih mending ikut daripada tidak sama sekali, walaupun itu sebenarnya sekedar untuk menghibur diri, karena tidak bisa menyelesaikannya cepat.

Entahlah terkadang memang ide yang tidak muncul atau karena kesibukan yang menyita, maka otak pun tidak bisa dipakai untuk berpikir. Jadilah menjelang DL baru sibuk ketak-ketik, bahkan sampai lembur-lemburan. Apa boleh buat itu yang baru bisa dilakukan. Anehnya kebiasaan itu akan terus berulang dan rasanya tidak pernah ada perbaikan atau usaha untuk menjadi lebih baik dalam pengaturan waktu dan penyelesaian tugas-tugas.

Menulis itu Harus Dipaksa?


Ilustrasi Menulis dengan Hati (doc:       )

Iya, untuk sementara ini, karena aku sudah lama vacum dalam dunia tulis menulis. Maka satu-satunya cara adalah dengan memaksa diri untuk menulis. Itu yang sedang aku lakukan saat ini untuk mengembalikan feel menulisnya. Semoga dengan berjalannya waktu, aku menjadi lebih lancar dan lincah seperti dulu. Tidak apalah sekarang ini aku lakukan, karena tidak ada cara lain. Berusaha mencari penghasilan tambahan dengan cara lain, ternyata tidak bisa. 

Beruntung aku tidak punya klien orang lain, jadi kekecewaan itu sedikit terobati. Bayangkan kalau aku punya banyak klien, tentu aku akan ngomel-ngomel nggak karuan.  Dan aku pun akan terus menerus mendengar kebohongan demi kebohongan setiap harinya. Sementara dalam kenyataannya bertolak belakang dan tidak benar. Itulah yang baru saja aku temukan, ketidakcocokan antara apa yang diucapkan dengan kenyataan yang ada. Makanya aku lebih baik menghindar dari semuanya itu dan berusaha mencari jalan yang lainnya. Dan menulis itu mungkin jalan yang terbaikku saat ini, karena aku berjuang dan bergerak sendiri tanpa ada boss di atasku.

ANTAM sebagai Land Mark


Ilustrasi PT ANTAM (ANEKA TAMBANG),doc: bisnis.liputan6.com 

Entah kenapa aku merasa bangga kalau menyebut rumahku dekat dengan  Antam. Itu lho PT ANEKA TAMBANG (ANTAM) yang ada di Jalan TB Simatupang atau berlokasi di Tanjung Barat. Perusahaan ini sudah menjadi perusahaan yang terbuka (Go Public), sehingga sahamnya bisa dijualbelikan lewat pasar modal. Makanya sebagian sahamnya sudah dimiliki oleh masyarakat (35%) dan tentunya sebagian besarnya masih dimiliki pemerintah (65%), karena perusahaan ini memang termasuk salah satu BUMN. Cuma sayangnya perusahaan ini dalam laporan keuangannya mengalami kerugian tahun ini. Bahkan statusnya untuk periode Agustus 2015 - Februari 2016 ini sudah tidak masuk lagi dalam kelompok LQ45.

Sabtu, 31 Oktober 2015

Membayangkan Gramedia Mengijinkan Pengunjung untuk Membaca dan Meringkas di Tempat

Ilustrasi Toko Gramedia (doc: jateng.tribunnews.com)

Sebagai seorang yang gemar membaca buku-buku, saya selalu ingin mengupdate ilmu  setiap saat dengan membaca buku-buku baru. Sayangnya rumah saya kecil dan sudah bertumpuk buku dimana-mana, sehingga saya sendiri merasa kesulitan mau dimana buku-buku saya ditaruhnya, karena sudah seabreg banyaknya. Bahkan hampir di setiap meja pasti ada setumpukan buku saya.

Belum lagi saya mempunyai karya (tulisan) di blog Kompasiana yang sudah 400 an artikel plus tulisan di blogspot ini yang juga sudah lumayan banyak. Rencana untuk menerbitkan tulisan-tulisan saya pun akhirnya tertunda, karena keterbatasan tempat yang saya miliki. Saya sudah membayangkan akan seperti apa nantinya rumah saya dengan tambahan buku-buku yang akan diterbitkan. Pasti penuh sekali.

Selasa, 27 Oktober 2015

Pulsa sudah Menjadi Kebutuhan, Kenapa Masih Sering Ngebon?

Cash and Carry (doc:   )

Sudah tidak diragukan lagi kalau pulsa telah menjadi suatu kebutuhan untuk komunikasi sekarang. Tidak peduli usianya. Boleh dibilang hampir semuanya membutuhkan, dari anak-anak sampai orang dewasa. Sayangnya banyak orang yang tidak memasukkan biaya itu kedalam budgetnya. Apalagi kalau pemakaiannya super aktif, mau tidak mau kebutuhan itu terus meningkat dan mendesak. Belum lagi kalau uangnya juga habis dipakai untuk memenuhi kebutuhan lainnya, karena lapar perut atau lapar mata. Akhirnya saat pulsa sudah habis, mereka kelabakan dengan nabrak sana dan nabrak sini mau berhutang. 

Inilah ciri kebanyakan dari orang kita yang suka menyepelekan budget atau kebutuhan. Mereka menganggap gampang nanti utang atau minta kirimin dulu. Bayar belakangan.

Minggu, 25 Oktober 2015

It's a Must untuk Mengelola Keuangan dengan Bijak demi Masa Depan yang Lebih Baik

Ilustrasi tentang Goal yang harus diikuti oleh suatu Perencanaan (doc: SLI)

Tidak ada pilihan lain kalau kita ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik di masa depan adalah dengan mengelola keuangan secara bijak. Tanpa pengelolaan keuangan secara bijak, kita akan sulit mencapainya secara maksimal. Bisa dicapai memang, akan tetapi hasilnya akan lain apabila kita mau melakukan perencanaan atau pengelolaan secara baik.

Hal ini karena pengelolaan keuangan yang bijak, tidak bisa dilepaskan dengan pengendalian keinginan yang bermacam-macam untuk kemudian dialihkan ke suatu tindakan penghematan dan pengekangan nafsu sementara untuk tujuan yang lebih besar di masa depan.

Rabu, 21 Oktober 2015

Belanja Online? Belum Pede tuh


Online Store (Doc: eserzone.com)

Walaupun saya sudah berinternet ria lama banget, bahkan mungkin sudah kecanduan, tapi kalau disuruh belanja dengan cara online ternyata belum merasa siap. Entahlah saya masih belum berani dan masih banyak tanda tanya dengan tokonya atau kurir yang akan membawa barang kiriman saya. Saya masih lebih suka belanja langsung di toko dan melihat sendiri barangnya, sehingga saya bisa yakin kalau saya benar-benar menerima dan membayar barangnya. Jadi jangan harap saya mau belanja online di Lazada, Tokopedia atau Bukalapak serta toko virtual yang lainnya.

Ini salah satu kisah saya dapat paket/kiriman. Dari pihak pengirim bilang, barang sudah dikirim. Eh ternyata tidak nyampai-nyampai. Saya tanyakan kepada si pengirim, kenapa kirimannya belum sampai hingga sekarang. Tentunya mereka kaget, lha sudah dikirim lama dan ini bukti pengirimannya. Terus saya menanyakan sama kurir atau agent pengiriman J** pada cabang yang terdekat dengan membawa bukti pengiriman, mereka pura-pura tidak tahu dan tidak mau bertanggung jawab. Katanya kami beda agent dan masing masing tidak bertanggung jawab satu sama lain, karena ini franchise.

Selasa, 20 Oktober 2015

Bener Nggak sih Istilah "Bermain Saham?"

Saat kami sedang mengambil kelas Investasi Cerdas di Pasar Modal (doc: Ranii Roviaranny)

Sekitar 2 minggu yang lalu saya sedikit kasih ceramah kepada seorang teman, eh bukan dink menasehati tentang istilah yang dipakai untuk BERMAIN SAHAM. Terus saya bilang kalau bisa istilahnya jangan bermain saham, tapi berinvestasi atau berbisnis saham. Kalau kita menggunakan istilah bermain saham, nanti dikhawatirkan hasilnya juga main-main. Yang benar adalah kita berinvestasi atau trading (jual beli) saham, karena itu bagian dari bisnis. Untuk itu, mau tidak mau bisnis dan investasi kita harus dikelola dengan serius, bukan dengan cara main-main.

Makanya kita perlu belajar dan mendalami lebih dahulu, apa dan bagaimana kita berbisnis (trading) dan berinvestasi saham. Tujuannya agar kita paham, sehingga dalam menjalankannya juga bisa hati-hati dan serius. Memang keuntungan yang diharapkan bisa luar biasa, tapi resikonya juga tinggi. Makanya orang sering menyebutnya dengan high  return, high risk. Dengan kita belajar lebih dahulu, high risk yang ada dalam dunia saham itu bisa diminimalisir, tidak asa-asalan yang akhirnya orang akan melihatnya sebagai judi karena berdagang dan berinvestasi tanpa dilandasi oleh ilmu.

Tips Berinvestasi Saham Secara Cerdas

Sebagai orang yang berusaha ingin melipatgandakan kekayaannya dalam hal ini uangnya, saya selalu berusaha mencari berbagai cara untuk bisa melakukannya atau mewujudkannya. Hal ini karena saya tidak mungkin untuk bekerja nonstop atau 24 jam per hari. Sebagai gantinya saya ingin uang saya yang akan bekerja untuk saya. Dengan demikian, saya tidak perlu capek-capek mengurus ini itu. Biarkanlah mereka bekerja untuk saya dan saya tahunya beres. Plus setiap tahun saya dapat menerima bagi hasil atau deviden.

Investasi yang saya maksud disini adalah berinvestasi saham di pasar modal. Kebetulan saya mempunyai profil resiko yang tinggi, dengan harapan saya pun memperoleh return (imbal hasil) yang tinggi pula. Jadinya klop khan? Saya sungguh tidak sabar kalau harus menyimpan uang saya di tabungan atau deposito, biarpun aman. Tapi hasilnya kecil plus kena pajak lagi. Apa tidak menjadi sangat kecil imbal hasil yang kita peroleh. Belum lagi dengan inflasi yang terus naik setiap tahun. Bisa-bisa nilai uang saya secara riilnya malah berkurang.

Senin, 12 Oktober 2015

Inilah Situasi Menjalang Akhir Tahun: Kejar Tayang (Target, Deadline, Resolusi, Budget)

Saya tidak tahu apakah hal ini sudah menjadi kebiasaan dan bahkan budaya? Banyak orang berusaha menyelesaikan proyek-proyeknya menjelang akhir tahun. Begitu juga dengan budget-budget yang masih belum banyak dipakai, tapi menjelang akhir tahun mendadak semua menjadi sibuk dan ikut aktif. Saya tida tahu apakah selama ini memang belum/tidak ada kesibukan? atau dana yang memang belum turun. Sementara tahun depan sudah diambang pintu untuk segera dibuka. 

Tak ketinggalan pula bagi para mahasiswa mendadak jadi ikut sibuk menjelang akhir tahun atau akhir semester. Mereka terlihat sibuk sekali dengan tugas-tugas akhirnya. Anehnya pada awal-awa tugas diberikan, mereka (mahasiswa) sama sekali tida tergerak untuk merampungkannya. Tapi justru menjelang akhir semester atau DL, ide-ide datang berhamburan mendatangi mereka, maka pantaslah kalau mereka ingin menyelesaikannya dalam satu malam. Sistem Kebut Semalam pun masih juga berlaku hingga saat ini. Makanya tidak aneh, kalau warnet, jasa pengetikan, dan fotocopy ikut juga dilibatkan untuk bersinergi dengan mereka. Praktis sekali kesibukan terlihat dimana-mana.

Sabtu, 03 Oktober 2015

Contributing to Indonesia through Stock Market

 

Beruntung sekali saya bisa hadir pada acara Money Brunch 5 yang disponsori oleh Phillip Sekuritas Indonesia untuk para blogger, dengan topik Contributing to Indonesia through Stock Market. Tujuannya diadakan acaranya ini adalah untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya berinvestasi di Pasar Modal sebagai upaya untuk membangun perekonomian Indonesia menjadi lebih baik dan kuat.

Mengingat kondisi pasar modal Indonesia yang ada sekarang ini mayoritas masih dipegang oleh investor asing. Sehingga setiap ada gejolak di pasar global maupun internal (domestik) otomatis mereka akan menarik dananya. Maka rontoklah pasar modal kita karena mereka menarik dananya keluar. Padahal keberadaan dana dalam suatu perekonomian, ibarat darah dalam tubuh yang harus ada pada diri seseorang. Itulah sebabnya Phillip Sekuritas ingin juga mengambil bagian dalam usaha mengedukasi kepada para masyarakat, terutama para blogger.

Acara ini dihadiri oleh Bapak Nicky Hogan dari Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia; Arsya seorang Blogger, Indrasto Budisantoso, founder Jojonomics, Bapak Daniel Tedja sebagai Presiden Direktor Phillip Sekuritas Indonesia dan Bapak Rhenald Kasali. Sayangnya Bapak Rhenald Kasali tidak bisa hadir pada acara ini, sebagai gantinya dia memberikan rekaman video yang berjudul Marketing in Crisis.

Inilah kesan saya tentang dunia pasar modal. Bagi saya dunia pasar modal adalah bukan hal yang benar-benar baru, karena saya sudah beberapa kali datang untuk mengambil kelas Pasar Modal. Disamping itu saya juga mencoba aktif dengan mencari tambahan informasi dengan bergabung di groups tentang pasar modal yang saya peroleh dari internet. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah saya juga mengimbanginya dengan membaca buku-buku.

Dari sanalah akhirnya saya mempunyai keberanian untuk melangkah dan mencoba berinvestasi di pasar modal. Tanpa ada bekal ilmu yang saya punyai, sangatlah riskan. Ibaratnya saya beli kucing dalam karung, membeli sesuatu tapi tidak mengenal dan tahu apa yang kita beli. Jadi intinya, kalau kita mau beli saham, maka belilah saham yang kita kenal dan bagus fundamentalnya. Kalau masih belum percaya diri, imbangilah dengan penguasaan ilmu lebih dahulu sebelum kita praktek langsung. Hal ini sangat penting untuk menghindari kerugian atau resiko yang besar, karena kita asal pilih saham yang kita beli. Bisa saja hal itu karena rumor atau sengaja digoreng biar harganya terus naik. Padahal fundamentalnya mungkin kurang bagus.


Suasana di gedung bei dilihat dari dalam (pribadi)

Namun dari semua yang harus kita perhatikan adalah perlu kesabaran untuk bisa menjadi kaya. Memang imbal hasil kalau kita berinvestasi di pasar modal bisa sangat tinggi. Tapi kita harus bersabar dalam melakukannya. Karena hal ini perlu untuk menghindari jebakan investasi bodong, yang sering sekali kita terkecoh. 

Itulah sebabnya belajar pasar modal butuh kesabaran. Begitu juga butuh kesabaran untuk mendapatkan kekayaan yang berlimpah. Sama halnya kita butuh perjuangan untuk mengendalikan dan mengalahkan diri sendiri, agar kita bisa menyisakan uangnya untuk berinvestasi. Tanpa kita bisa menyisihkan uangnya untuk berinvestasi, sampai kapanpun kita tidak akan bisa menikmati hasil dari investasi kita seberapa bagusnya dunia pasar modal yang kita miliki. 

Akhirnya mulai berinvestasi dengan menyisihkan uangnya yang ada dengan penuh kesabaran, karena semua akan indah pada waktunya.

Gedung bei dari luar (pribadi-bisnis.liputan6.com) 

Sabtu, 26 September 2015

Ya Allah, Tolong dan Bantulah Aku

Tuhan, kenapa aku merasa gagap dalam berbicara di depan umum?. Bukan hanya gagap saja, tapi takut untuk presentasi.  Adakah yang salah dengan diriku ini? Padahal aku ingin mempunyai penjualan yang tinggi dan banyak. Tapi kenapa aku tidak mempunyai keberanian untuk mencobanya. Oh Tuhan, bantulah aku dan hamba Mu ini agar aku bisa bangkit dan bersemangat dalam berjualan. Tidak kenal menyerah, walaupun sering terasa sudah sangat lelah.

Tuhan, aku sungguh sangat membutuhkan uang dalam jumlah yang banyak saat ini, agar aku bisa segera mengantarkan anakku untuk melanjutkan pendidikannya. Aku merasa bersalah, karena aku.tidak menyiapkannya sejak dulu. Sekarang ini kebutuhan itu sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi dan aku membutuhkannya segera kalau bisa. Maka tidak ada cara lain, kecuali aku memang harus bekerja super ekstra keras dan lebih lama. Aku yakin bisa, karena karakterku selama ini bisa dipakai landasan sementara, yang perlu diikuti dan diimbangi dengan usaha yang terus menerus

Oh Tuhan, bantulah aku dalam melakukan propek, follow up dan closing agar aku bisa memperoleh tambahan uang yang banyak untuk menyiapkan dana pendidikan buat anakku. Memang aku sudah belikan asuransi pendidikan buat dia, tapi karena baru saja dimulai tentu belum ada apa-apanya, malah hampir semua masih kepotong biaya untuk asuransi. Kalaupun ada nilai tunainya, masih sangat kecil. Satu-satunya cara adalah aku harus mencarinya di luar dengan bekerja super ekstra keras dan lama.

Itu suatu resiko yang harus aku terima dan jalani sebagai orang tua. Tidak bisa mengelaknya atau mundur dan membatalkannya. Aku harus bisa dan yakin bisa dengan pertolongan Nya. Hanya itu yang bisa aku lakukan, terus berusaha tanpa kenal menyerah. Apapun hasilnya nanti,  yang penting tunjukkan dulu karyanya. Man Jadda wa Jadda. Itu yang aku yakini dan semoga aku kuat dan berhasil.

Orang lain bisa, maka aku pun harus bisa. Memang aku menyadari kalau aku masih punya banyak kendala, karena aku sendiri orangnya pendiam dan tidak banyak bicara. Bagiku sangat asing kalau aku harus memulai membuka mulut, bukan sekedar hanya menyapa. Tapi menawarkan produk, dimana tidak atau belum menyukainya. Tentunya ada banyak alasan yang bisa mereka pakai, seperti tidak punya duit, uangnya mau dipakai untuk beli rumah dulu, uangnya habis dipakai buat cicilan dan sekolah istri, dan segudang alasan, yang pada intinya mereka menolak.

Belum lagi mereka yang beralasan sudah punya polis asuransi, walaupun mereka tidak tahu apa saja yang dicovernya. Yang penting sudah saja, bagi mereka sudah lebih dari cukup. Itulah kelemahan dari kebanyakan masyarakat kita yang membeli asuransi, tapi tidak tahu manfaat apa saja yang akan mereka peroleh. Memang baru sekedar itu informasi yang mereka punya. Makanya diperlukan edukasi yang tidak kenal lelah dari para agen tenaga pemasar. Kalau tidak ya, pengetahuan masyarakat tidak akan bertambah, kecuali orang-orang yang berduit saja.

Bagaimana tidak? karena mereka yang sanggup membayar.Tapi anehnya,orang kaya pun masih ada yang beranggapan bahwa asuransi tidak sesuai dengan keyakinan mereka. Aku tidak menyangka hari gini, masih ada saja Ustadz yang memberikan pencerahan kepada murid-murid atau santrinya kalau asuransi tidak ada bedanya dengan judi, karena nasabah akan memperolehnya dalam jumlah yang besar. Walaupun kita masih belum tahu kapan mereka akan menerimanya. Padahal kematian itu sudah jelas dan menurutku perencanaan adalah merupakan ajaran agama yang menghendaki kita untuk melakukan perencanaan dari awal, agar anak-anaknya atau orang yang ditinggal nantinya menjadi beban bagi orang lain.

Apapun halangan yang aku hadapi, please Allah help me and guide me to reach my goals. Aku sungguh membutuhkan pertolongan Mu kapan saja dan dimana saja, terutama disaat yang sangat sulit ini. Kuatkanlah aku dalam melangkah dan mudahkanlah setiap urusanku. Hanya kepada Mu aku menyerahkan segala urusan dan masalahku. Semoga kesuksesan, kebahagiaan, kekayaan yang berlimpah serta kebermanfaatan bagi orang lain selalu dilimpahkan kepadaku agar apa yang menjadi cita-citaku yertaiku dalam setiap langkah dalam mewujudkan cita-citaku.

Tantangan Terberatku Mengenyahkan "I Hate Selling"

Menekuni dunia asuransi, menuntutku proaktif dan berani bertemu untuk membuka mulut ke banyak orang, dan bahkan siapa saja tida pandang bulu. Sayangnya jiwa yang supel dan mudah bergaul tidak aku miliki. boleh dikatakan atau malah dikenal orang yang sangat pendiam dan kurang bergaul. Kecuali hanya pada orang-orang tertentu yang sudah dikenalnya atau yang cocok.

Jadi jangan berharap aku akan memulai pembicaraan untuk ngomong duluan kepada orang yang belum dikenalnya atau orang asing. It's just never done it. Itu memang bukan typeku. Padahal sekarang ini sebagai agen asuransi, aku dituntut untuk berani buka mulut dan menyapa orang. Tidak hanya itu, tapi menawarkan produknya dengan cara mengedukasi masyarakat agar membelinya. Kalau aku masih belum berhasil, berarti aku harus terus belajar dan belajar lagi sampai aku bisa menjual produk-produknya sebanyak mungkin. Karena disinilah aku baru bisa memperoleh penghasilan.

Sebaliknya kalau aku belum berhasil, berarti aku belum akan menerima gajian. Keberhasilan menjual sebanding dengan upah atau gaji yang baka aku terima nantinya. Jadi jangan berharap aku bisa memperoleh penghasilan atau gaji kalau aku belum berhasil. Suka atau tidak suka harus aku jalani, selama aku masih mau mempunyai status sebagai agen asuransi.

Inilah tantangan terberatku saat ini, yaitu meniadakan dan menggantikan I Hate Selling yang ada pada diriku berubah jadi I Love Selling atau I Enjoy Selling. Kapan  itu aku bisa? Tentu aku maunya secepatnya, karena hal itu sangat penting dan berhubungan dengan besar tipisnya uang yang akan kuterima nantinya. Namun dalam prakteknya aku sendiri tidak tahu dan aku tidak mau tahu kapan hal itu terjadi. Yang penting aku mencobanya lebih dahulu, perkara hasil itu urusan nanti.

Semoga saja apa yang aku inginkan bisa menjadi nyata.  Aku tidak mengingkari kalau aku suka bisnis atau menjalankan bisnis sekarang ini. Tapi yang aku lakukan memang dengan cara membuka toko atau pasang lapak, sehingga aku tidak secara langsung atau secara aktif mendatangi pelanggan dan menjelaskannya lebih dahulu ke para calon pelanggan. Aku tidak ada masalah kalau harus menjelaskan ke para pelanggan, tapi bukan aku yang mendekati pelanggan pada awalnya. Ini yang membuatku sedikit atau harus berjuang lebih untuk bisa melakukannya.

Ya Tuhan, berikanlah aku kemudahan dalam berhubungan dengan para calon nasabah agar mereka tahu apa yang aku jelaskan dan mereka mengerti. Bukan hanya itu, tapi mereka juga membelinya dengan senang hati apa yang aku tawarkan. Karena aku sendiri juga berusaha menjuanya dengan hati dan senang hati. Jadi sama-sama beruntung dan diuntungkan. Win win solution itu tujuan akhirnya.

Kamis, 24 September 2015

Naluriku sebagai Blogger sudah Hilang?

Lama aku tidak menulis di blog membuatku sedikit kebal atau bebal dengan lingkungan di sekitarnya. Dulu aku sebentar-sebentar jepret sana jepret sini untuk mendapatkan gambar yang terbaik dari suatu keadaan. Sayangnya setelah aku tidak aktif menulis, kebiasaan itu mulai terkikis. Aku benar-benar sudah melupakan kebiasaanku dan tidak peka lagi dengan apa yang ada atau terjadi di sekelilingnya. Paling tidak foto-foto itu bisa aku kumpulkan dulu dan nantinya bisa aku pakai sebagai bahan dan bekal untuk menuliskannya. Biapun waktunya mbuh kapan aku bisa menuliskannya.

Itulah salah satu sisi jeleknya sifatku yang sudah berubah. Naluri sebagai seorang fotographer dan blogger itu benar-benar tidak ada sekarang ini pada diriku. Aku begitu masa bodoh dengan kondisi yang ada di lingkungan dan sekitarku, karena tujuan utamaku saat ini adalah untuk memberikan edukasi   kepada masyarakat. Tentunya dengan kesibukanku yang baru, aku berharap bisa memberikan manfaat kepada orang lain. Jadi aku memang harus membuat prioritas apa yang harus aku lakukan, untuk fokus  dengan impian dan cita-cita yang hendak aku raih. Itulah kemauan kerasku saat ini.

Tapi kenapa aku sekarang jadi pingin sekali menulis. Apakah penyebab yang membuatku mendadak ingin sekali menulis lagi? Adakah ini karena ada rasa sayang dengan hobi atau bakat yang terpendam dalam diriku ini atau karena aku merasa suntuk atau bingung dalam mencari nasabah, sehingga aku mempunyai banyak waktu untuk menulis? ataukah sekedar pelampiasan dari kebosenan dan semangatku  yang mulai kendur untuk menjadi agen asuransi.

Entahlah aku sendiri juga bingung dengan ketrampilan personal dalam menjual yang belum meningkat hingga saat ini. Padahal aku butuh uang banget dan aku berasa sudah mencoba ketemu banyak orang, dengan kontak sana kontak sini. Memang sebagian besar yang aku temui masih menggunakan media online atau dengan media telekomunikasi, yang berupa telpon. Belum dengan ketemu langsung di lapangan dengan masyarakat. Semua yang aku temui mengatakan mengatakan tidak.

Kejadian ini yang membuatku sedikit down atau patah semangat. Tentunya dengan pertanyaan dalam hati, cara apa lagi yang harus kulakukan untuk bisa menarik dan menggaet banyak calon nasabah untuk mau mengatakan iya terhadap tawaranku. Jeleknya, aku malah jadi tidak bersemangat dengan berbagai penolakan ini, yang berarti aku seperti maju kena dan mundur kena, alias tidak berhasil dalam dua-duanya.

Ups! aku harus segera merobahnya dan semoga tulisan ini sekedar curhat karena aku sedang tida bersemangat dalam menemui klien. Semoga bisa mengingakanku nantinya.

Kamis, 03 September 2015

Kenapa Kita Sulit Menjadi Kaya?

Banyak orang ingin menjadi kaya, tapi kenapa hanya segelintir orang yang bisa mewujudkannya?.Justru kebanyakan dari kita malah baru mempunyai keinginan menjadi kaya. Sementara actions nya masih nanti atau mbuh kapan. Yang penting keinginan itu ada.

Mempunyai keinginan itu tidak dilarang dan bahkan tidak ada yang melarang. Tapi kalau hanya sebatas keinginan saja, sampai kapan pun tidak akan bisa untuk terwujud. Keinginan itu harus diimbangi dengan aksi agar apa yang diinginkan bisa tercapai. Kalau pun meleset sedikit tidak menjadi masalah, daripada tidak ada usaha sama sekali.

Itu sebabnya jarang atau tidak banyak diantara kita yang menjadi kaya, karena disamping kita perlu aksi tapi  juga harus disiplin dengan dirinya sendiri.

Berikut adalah beberapa Aksi dan disiplin yang harus dimiliki agar kita menjadi kaya:

1. Berusaha untuk belanja atau mengeluarkan uang tidak melebihi dana atau gaji yang ada atau diterima. Alias tidak boleh lebih besar pasak daripada tiang. Kegiatan ini harus kita lakukan setiap bulannya, agar keuangan kita tidak berdarah-darah, sampai kita dibuat menangis setiap melihat buku tabungan. Tanpa kita disiplin terhadap diri sendiri tentu akan sulit. Apalagi kebanyakan dari kita mempunyai sifat yang konsumtif dan suka belanja membuat kita lupa apa yang menjadi tujuan semula. Akhirnya kita begitu mudah untuk mengeluarkan uang dari saku atau dompet kita.

2. Berusaha Menyisihkan uang di awal ketika baru gajian untuk berinvestasi. Hal ini sangat penting untuk dilakukan agar uang yang kita peroleh bisa beranak pinak. Tanpa ada dana yang bisa dipakai untuk investasi, kita akan mengalami kesulitan untuk bisa mengejar keinginan di masa depan yang terus meningkat. Belum lagi dengan adanya inflasi yang terus membuntutinya. Kita tentu akan kesulitan untuk mengejar kebutuhan dan tuntutan masa depan, dimana income kita tidak bisa bergerak secepat keinginan kita. Dengan demikian gaji akan terus tergerus untuk  memenuhi kebutuhan kita sehari-hari.

Katakanlah biaya untuk membeli rumah dan segala isinya, biaya untuk pendidikan anak, dana pensiun yang diperlukan disaat kita sudah tidak bisa bekerja lagi. Sementara dana dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pemenuhan kebutuhan lainnya, termasuk untuk menjaga agar kita tetap sehat.

Semua itu perlu kita lakukan agar kita tidak menjadi beban bagi orang lain, biar pun itu dengan anak kita sendiri. Lebih baik kita mempunyai dana yang bisa kita pakai untuk melakukan banyak hal. Dengan melakukan investasi yang imbal hasilnya melebihi tingkat bunga, insha Allah semua akan aman-aman saja. Asalkan kita tetap menerapkan aturan yang ketat "tidak belanja melebihi dana yang ada."

Sayangnya kebanyakan dari kita masih sangat sulit untuk berinvestasi. Ada banyak alasan yang dipakai sebagai kambing hitam. Bisa karena habis untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, boro-boro masih ada uang sisa untuk investasi. Belum lagi alasan karena habis dipakai untuk bayar cicilan ini dan itu dan juga bayar uang sekolah anak, mana ada uang yang tersisa.

3. Satu lagi yang tidak kalah pentingnya adalah Jangan lupa untuk Berasuransi, agar kita tidak menjadi BANGKRUT. Saya sengaja menggunakan huruf besar, karena ingin menekankan betapa pentingnya kita berasuransi. Bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk yang ditinggal.Asuransi yang saya maksud disini adalah asuransi jiwa.

Kenapa?, Hal ini dilakukan agar disaat kita meninggal baik itu karena akit, atau kecelakaan,kesedihan bagi mereka yang ditinggal tidak berlarut-larut. Memang asuransi tidak menggantikan orang yang meninggal, tapi paling tidak mereka bisa tetap bisa hidup dengan uang SANTUNAN yang diterima, seberapa pun besarnya.

Bayangkan kalau sudah ditinggal oleh salah satu dari orang tua kita, terus masih harus mengeluarkan semua biaya-biaya untuk pengobatan maupun hutang-hutang yang lainnya. Apa tidak menambah kesedihan bagi mereka yang ditinggal? Mungkin mereka sudah mengikhlaskan kepergiannya, karena melihat penderitaan yang dialaminya, tapi janganlah beban itu terus menimbunnya setelah dia pergi meninggalkan kita.

Disini asuransi memang ada banyak jenisnya tergantung kebutuhan.Misalnya asuransi kesehatan, asuransi mobil, asuransi rumah (kita pinjam uang ke bank dan bank tidak ingin kita lari dari tanggungjawabnya); asuransi kebakaran dan asuransi bencana,baik itu karena banjir atau bencana alam. Sayangnya banyak orang yang lupa bahwa jiwanya justru sering terlupakan, menganggap bahwa masalah jiwa bukan urusan kita. Serahkan saja semua pada Tuhan apapun yang terjadi.

Betul memang, tapi menyerahkan diri sebelum kita berusaha secara maksimal, apa tidak konyol. Haruskah kita menunggu babak belur dan bangkrut baru menyerahkan diri? Harusnya kita menyerahkan diri setelah kita berusaha sekuat tenaga, baru kita serahkan semuanya kepada Yang Maha Kuasa. Jadi apapun yang terjadi kemudian, memang sudah diluar kemampuan kita.

Itulah sekedar catatan ringkas saya agar orang bisa menjadi kaya. Sekali lagi kedisiplinan sangat diperlukan agar kita bisa mencapai puncak yang diinginkan. Memang tidak mudah untuk dilaksankan, tapi saya yakin hal itu suatu hal yang BISA dam WAJAR dilakukan oleh siapa saja yang mau berusaha.