Cashless Society adalah suatu masyarakat
yang mempunyai kebiasaan dalam kegiatan ekonominya menggunakan uang non
tunai dibanding dengan cash. Alasannya bisa bermacam-macam, diantaranya
karena praktis, aman, nyaman dan handal. Bagi saya pun masuk akal,
daripada harus bawa uang tunai dalam jumlah besar, tentu akan merepotkan
dan yang jelas tidak aman. Dompetnya menjadi gendut, belum lagi kalau
ditambah dengan uang logam. Bisa-bisa dompetnya malah rusak dan jadi
sasaran.
Mending rekeningnya saja yang gendut
daripada dompetnya. Makanya banyak orang dari golongan menengah ke atas
lebih menyukai menggunakan uang non tunai, alias uang plastik. Tinggal
gesek saja setiap ingin bertransaksi, hehehhe. Praktis, bukan?
Disitulah kelebihannya, kita tidak perlu
repot-repot dan pemilik toko pun dimudahkan, karena tidak perlu
menghitung uangnya lembar per lembar. Belum lagi kalau belanjanya pakai
uang dengan nominal kecil plus uang koin lagi. Tentu akan membutuhkan
waktu lama, bisa-bisa pelanggan yang ada di belakangnya tidak sabar
untuk menunggunya. Begitulah kira-kira.
Cuma memang beda dalam cara
pembayarannya kalau kita menggunakan uang non tunai atau uang plastik.
Tergantung jenis kartu yang dipakainya. Ada yang membayarnya nanti
dengan menggunakan kartu kredit, buy now pay later. Ada yang membayarnya dengan cara mendebet saldonya, kalau mereka menggunakan kartu debit. Dan satu lagi dengan e-money, yaitu dengan cara mengisinya lebih dahulu sejumlah uang, baru bisa dipakai.
Semuanya bisa kita pakai dan manfaatkan
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan kita. Jadi disanalah peran kita
menentukan, mau uang dipakai secara boros atau sesuai dengan kebutuhan,
tergantung kepada kita. Dan disana pula pola belanja kita setiap
bulannya akan kelihatan, terekam dan tercatat. Tidak ada yang bisa
ditutup-tutupi.
Bagi pemerintah tentunya lebih senang
kalau rakyatnya mau menggunakan sistem ini. Disamping lebih praktis,
karena tingkat kebocoran anggaran, penggelapan atau korupsi bisa ditekan
atau diminimalisir. Bagi perusahaan atau toko juga lebih disukai
karena praktis dan menghemat waktu, tanpa harus pusing menghitung
uangnya dan memberikan pengembalian, yang kadang nominalnya tidak ada.
Sedang bagi pelanggan juga dimudahkan.
Akhirnya secara nasional pun akan lebih
baik, karena menghemat biaya untuk pencetakan, pendistribusian dan juga
biaya untuk menghancurkan uang, kalau sudah lapuk dan kumal. Disamping
itu perputaran uang juga menjadi semakin lancar, karena uang langsung
masuk perputaran perekonomian, tanpa jeda. Dengan demikian tingkat
perputaran uang (velocity of money) bisa meningkat tajam.
Jadi sebenarnya semua saling diuntungkan
dan bisa memperoleh manfaat. Tentunya kalau ditinjau dari segi
positifnya dan tentunya mereka yang membelanjakkannya pun sesuai dengan
kebutuhan dan batas-batas kewajaran.
Kalau ternyata dengan menggunakan uang
plastik membuat kita menjadi boros dan bersifat konsumtif, itu
sebenarnya kembali ke masing-masing individu.Tidak semua yang
menggunakan kartu atau uang plastik, mau menggunakan uang dengan
seenaknya. Mungkin kecenderungan itu ada, karena kemudahan
menggunakannya, akhirnya mereka lupa dan terlena dalam berbelanja.
Apalagi kalau mereka menggunakan kartu
kredit, bayarnya saja masih nanti. Jadi ada waktu untuk membayarnya,
tapi mereka tetap harus membayar sesuai dengan total belanjanya kalau
tidak ingin terkena biaya bunga yang justru menjadi lebih banyak lagi.
Seberapa besar mereka bisa menggunakan kartu kreditnya, tergantung
seberapa besar kredit yang dimilikinya. Dengan demikian semakin besar
kreditnya, berarti semakin besar peluang untuk berbelanjanya. Memang
dengan menggunakan kartu kredit, kemampuan untuk membayar menjadi lebih
tinggi. Hal ini karena mereka bisa belanja lebih dahulu, dan membayarnya
baru kemudian (nanti).
Sedangkan mereka yang menggunakan kartu
debit atau e-money, tentu harus mempunyai sejumlah saldo lebih dahulu,
baru mereka bisa belanja. Semakin besar saldo yang dimiliki, semakin
besar kemampuan mereka untuk belanja. Jadi tanpa ada saldo di kartunya,
mustahil mereka bisa belanja. Itu sebabnya kemampuan mereka berbelanja,
tergantung pada ada tidaknya saldo di dalamnya. Yang berarti mereka
tidak bisa seenaknya dalam berbelanja, kecuali kalau saldonya sangat
besar, mereka baru bisa dengan mudah untuk berbelanja.
Jadi kecenderungan untuk menjadi
konsumtif, bagi masyarakat yang sudah menggunakan uang non tunai itu
memang ada, dan rasanya hal itu berlaku juga di berbagai negara maju.
Dengan kepraktisannya, cukup dengan membawa uang plastik, kita bisa
berbelanja ini itu. Itu sebabnya mal pun tidak pernah sepi, mau itu hari
biasa apalagi hari libur, mal rasanya tidak pernah sepi.
Inikah bukti Indonesia semakin makmur
atau masyarakatnya yang lebih konsumtif? Bagi pemilik mal dan pedagang
yang ada disana, seneng-seneng saja dan itu yang mereka cari,
dagangannya laris manis dan syukur bisa bertambah besar. Maka wajarlah
para pedagang berusaha memanjakan pembelinya dengan menyediakan berbagai
kebutuhannya. Karena mereka berharap, apa yang dijualnya akan laku dan
disukai oleh pembeli, sehingga apa yang mereka usahakan tidak sia-sia.
Tapi tidak semua orang yang berbelanja
dengan menggunakan kartu atau uang plastik akan mempunyai sifat
konsumtif. Hal ini karena mereka tahu apa yang mereka butuhkan, maka
mereka berbelanja. Bukan berdasarkan pada apa yang mereka inginkan. Jadi
biar pun mereka sama-sama pergi ke mal, tapi caranya mereka berbelanja
berbeda.
Ini sebenarnya kemudahan yang diinginkan
dari penggunaan uang non tunai, membantu masyarakat dalam melakukan
transaksi ekonominya. Baik itu saat mereka mau belanja ke mal, belanja
online, membayar berbagai tagihan listrik, air, telpon, membayar kartu
kredit dan lain-lain. Tapi mereka memanfaatkan uang non tunai hanya
untuk memudahkan dalam belanja dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Bukan
untuk meliarkan keinginan sehingga semua seakan mau dibeli karena lapar
mata.
Jadi akhirnya kembali kepada
masing-masing individu dalam menggunakan uang non tunai. Persis seperti
yang lainnya, bisa dilihat dari dua sisi, positif dan negatif.
Layaknya sebuah pisau, bisa dipakai untuk melukai orang lain, bahkan
membunuhnya. Pada saat yang sama pisau bisa dipakai sebagai alat untuk
memotong sayur-sayuran dan menyiapkan masakan, yang hasilnya bisa
dimanfaatkan untuk seluruh keluarga.
Mungkin sekedar saran saja dalam
melakukan sosialisasi penggunaan uang non tunai. Disamping banyaknya
manfaat yang bisa diperoleh dari penggunaan uang non tunai. Tapi perlu
juga diselipin dengan pesan untuk berhati-hati dalam menyimpan dan
menggunakannya, karena kalau kartu hilang atau dihack, bisa-bisa uang
kita pun habis. Yang berarti daya beli kita pun langsung turun.
Bagaimana menurut Anda? Sekedar berbagi opini saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar