Rabu, 09 Desember 2015

Antara Menabung dan Berinvestasi, Pilih Mana?

Ilutrasi Menabung vs Investasi (doc: http://howmoneyindonesia.com)

Acapkali kita dibingungkan oleh dua kata ini, yaitu Menabung dan Investasi. Hal ini karena keduanya sama-sama kita perlu menyisihkan uang, walaupun tujuan yang ingin dicapai mungkin bisa berbeda. Namun bagi kebanyakan orang sering menganggapnya sama, alias tidak ada bedanya antara menabung dan investasi. Padahal diantara keduanya memang beda, terutama dalam hal cara yang harus ditempuh dan tujuan yang hendak dicapainya

Terus kalau disuruh pilih, mana yang lebih bagus? Kalau saya disuruh memilih, yaa pilih semuanya karena penting. Menabung bagi saya sebagai cikal bakal dana untuk investasi, karena untuk investasi biasanya membutuhkan jumlah dana yang besar. Maka apa yang saya lakukan adalah dengan menabung lebih dahulu. Seperti misalnya: menabung uang, menabung saham, menabung emas, menabung pohon, menabung kebaikan, menabung amal dan berbagai jenis kegiatan menabung lainnya. 
Setelah tabungan itu dirasa cukup banyak, langkah selanjutnya adalah saya menggunakan uang tabungan itu untuk mewujudkan sesuatu (keinginan) yang lebih besar biayanya. Sehingga orang menyebutnya dengan berinvestasi, sama-sama menyisihkan uang khan?. 

Bagi orang yang mampu, kegiatan menabung mungkin tidak diperlukan lagi, karena uang sudah ada setiap saat. Mereka tidak harus bersusah payah lebih dahulu dengan menabung. Karena saya belum masuk dalam kategori golongan orang kaya, makanya saya memulainya dengan menabung dulu. Itu sebabnya saya memilih dua-duanya. Saya perlu menabung, untuk selanjutnya diinvestasikan. Dari situ, saya baru bisa bebas mewujudkan berbagai keinginannya. Tentunya setelah hasil investasi itu berbuah, baru kemudian bisa dipanen. 

Lama yaa prosesnya? Yaa memang harus begitu, investasi butuh waktu yang lama. Bukan dengan jalan pintas. Tapi itulah proses. Yang penting halal dan hasil dari keringat sendiri, bukan investasi bodong yang mengharapkan imbalan hasil yang berlimpah dalam waktu dekat. Makanya kalau mau berinvestasi harus sabar dan konsisten dalam melakukannya. Kalau tidak, bisa pupus ditengah jalan, alias apa yang diinginkan sulit untuk terwujud. Karena mayoritas dari keinginan yang besar-besar harus dimodali dan diwujudkan dengan uang. Memang kita bisa beli rumah, villa, apartemen tanpa menggunakan uang?  Paling tidak kita perlu untuk down paymentnya, iya tidak?

asanya berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan jangka pendek.. Bisa juga digunakan untuk berjaga-jaga atau digunakan sebagai dana darurat. Maka dana yang disimpan dalam bentuk tabungan biasanya bukan dalam jumlah yang besar atau tidak perlu banyak (sekali). Sekadarnya saja untuk mencukupi kebutuhan 6 bulan ke depan bagi yang sudah berkeluarga dan 3 bulan bagi mereka yang masih single. Tapi menurut Safir Senduk, dana tabungan yang perlu disiapkan cukup 3 bulan saja pengeluaran keluarga. It's your choice mana yang mau dipakai.

Sedangkan sisa uangnya, sebaiknya digunakan untuk berinvestasi yang erat kaitannya dengan suatu proyek masa depan yang sifatnya lebih besar dan membutuhkan dana besar, seperti membeli rumah, villa dan melengkapi isinya, menyiapkan dana pendidikan, dana pensiun, warisan dan mungkin menyiapkan dana untuk wakaf.

Itu sebabnya dana harus disisihkan dan tidak boleh diotak-atik. Sekali sudah mencoba digerogoti isinya, lama kelamaan tangan kita menjadi gatal, apalagi melihat kebutuhan yang terus meningkat. Akhirnya tanpa kita sadari uang yang tadinya direncanakan untuk berinvestasi bisa menguap dan lenyap. Salah satu caranya mungkin dengan mengunci keinginan sementara, biar tidak diganggu gugat oleh berbagai kebutuhan yang terus meningkat.

Sekedar tulisan ringan untuk berbagi. Semoga bermanfaat. Bagaimana menurut Anda?

Inilah cerita Desember dan Me, Mana Ceritamu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar