I'm a big dreamer (Doc: zazzle.com)
Aku mungkin salah satu dari sekian banyak orang yang suka bermimpi.
Bahkan mungkin pikiranku terlalu liar, sehingga sering mengembara
kemana-mana. Sampai terkadang aku bingung sendiri, karena badan dan
kemampuanku masih jauh tertinggal. Apa yang aku inginkan jauh melebihi
apa yang ada padaku saat ini.
Dulu sewaktu Bapakku masih hidup, aku sering menceritakan keinginanku padanya. Karena
dialah penyokong dari mimpi-mimpiku, jadi agak sedikit ringan. Paling
tidak aku bisa bercerita apa yang aku inginkan. Tidaklah heran
kalau sekarang aku cuma bisa bermimpi, karena kondisiku belum
memungkinkan untuk bisa mencapainya. Apalagi seringnya lingkunganku
tidak mendukungnya, akhirnya aku harus bergulat sendiri dengan
mimpi-mimpiku. Kasihan bener nih yaa!, hehhehe.
Hal itu mungkin karena impianku yang kadang terlalu jauh
atau tidak cocok dengan kondisi atau yang ada. Anehnya aku
begitu percaya dengan impianku itu, jadi seringnya aku berjalan
sendirian karena dianggapnya impianku tidak masuk akal.
Ujung-ujungnya aku sendiri kadang jadi tidak puas dan bisa juga mundur
atau keluar kalau itu menyangkut pekerjaan. Karena apa yang aku inginkan
atau harapkan, ternyata tidak sesuai dengan apa yang aku bayangkan
sebelumnya. Apalagi kalau hal itu menyangkut harga diri atau merasa
dirugikan. Aku lebih baik mundur.
Salahkah kalau akhirnya aku kecewa atau tidak puas dengan keinginan dan impianku? Haruskah aku
menyesuaikan dengan mereka dan menerima kenyataan yang ada? Atau aku
tetap mengejar idealisme dan angan-angan daripada aku terus menerus
menderita dan sakit hati. Ternyata sampai sekarang aku masih terus
mengejar idealisme atau apa yang menjadi impianku. Tidak peduli kalau
aku harus mengorbankan pekerjaan sebagai tanda protesku. Begitu juga,
tidak peduli siapa yang harus kuhadapi, biasanya aku bilang saya
lebih baik pamit dan cukup saya bekerja sampai di sini.
Karena bagiku ada rasa malu, kalau aku tidak bisa berbuat yang
terbaik. Mungkin inilah yang membuatku sering menjadi kutu loncat di
sana sini dalam dunia kerja, karena aku merasa tidak puas dengan kondisi
yang ada. Konon, budaya malu inilah yang menjadi salah satu penyebab
mengapa bangsa Jepang bisa begitu maju dan unggul di kancah percaturan
dunia. Mereka akan sangat malu jika tidak bisa menunjukkan performa
kerja yang terbaik dan berusaha terus untuk melakukannya. Bahkan mereka
mentradisikan budaya ini pada semua warganya. Makanya aku merasa bahwa
budaya malu untuk tidak bekerja dengan benar layak diadopsi siapa saja.
Bila kita tidak mencapai 100 persen, dan kita tidak melakukan
apapun untuk memperbaikinya, maka kita layak malu pada diri kita.
Untungnya saja, aku bukan bekerja sebagai PNS. Hal ini yang membuatku
menjadi lebih fleksibel untuk bergerak ke sana ke mari. Andaikan semua
yang aku inginkan sesuai dengan apa yang aku rasakan dan alami, tentunya
akan mulus yaa atau malah aku menjadi tidak tertantang karena hal ini.
Tak tahulah, aku hanya sekedar curhat saja, karena ternyata aku memang
seorang pemimpi yang ulung. Sayangnya tidak diimbangi dengan
ketrampilanku menulis sejak dulu. Jadi akhirnya mimpi-mimpiku tidak bisa
terekam, apa yang menjadi keinginanku. Sayang sekali memang, baru
sekarang aku mulai bergelut dan bermain dengan kata-kata.
Seandainya ketrampilan menulisku sudah ada sejak dulu. Wow! berapa buku
sudah aku tulis, menghayal.com
Yeah, aku jadi ingin ikut-ikutan. Siapa tahu aku bisa ikut kecipratan dengan
berkah menulisnya. Paling tidak ada ketrampilan/ skill nantinya
yang bisa terus aku pakai dan pertanggungjawabkan. Ketrampilan
menulis inilah yang bisa aku terapkan kapan saja dan dimana saja. Aku tidak perlu melihat musim dan tidak melihat umur, tapi masih terus bisa
menulis dan berkarya. Bukankah tidak ada orang yang dipensiunkan gara-gara
menulis?. Aku teringat, Kuntowijoyo yang terus menulis biarpun beliau
sedang sakit. Itulah sebabnya aku ingin menjadi seorang penulis. Karena aku bisa melakukan pekerjaan dengan menyibukkan diri berada di rumah dengan
berbagai kegiatan daripada aku sibuk di jalan. Berkarya khan tidak
harus di kantor, dimana pun aku tetap bisa bekerja atau mencari nafkah.
Jadi dengan ketrampilan menulis yang aku miliki, akan sangat berguna
bagiku untuk terus berbagi. Ibarat ladang atau sarana yang bisa terus ditumbuhkembangkan. Tanpa aku harus sibuk mencari pekerjaan kesana kemari, aku tetap bisa berkarya dengan menulis. Makanya aku sekarang bela-belain untuk
terus belajar, karena aku mempunyai mimpi. I have dreams,
hehehhe, ikut-ikutan Martin Luther King. Apa itu?? Yang jelas, I still
keep my dreams alive. Biarkan mimpi-mimpiku terus mencari jalan
keluarnya.
Lha terus apa gunanya aku masih mencari sambilan dengan bekerja? Karena aku ingin mengamalkan ilmu, sekaligus ingin jalan-jalan ke
seluruh Indonesia dan ke luar negeri, hahahhaha. Sudah kesampaian ke
beberapa kota dan negara sebenarnya, tapi belum semuanya. Sementara aku belum sanggup
untuk membiayai sendiri semua perjalananku untuk bersenang-senang.
Tapi kalau dibayarin semuanya aku siap kapan saja untuk berangkat.
Misalnya, penginapan tinggal di hotel bintang 5, makan dan semua
transport ditanggung termasuk tiket pulang pergi pakai Garuda untuk
penerbangan domestik dan penerbangan internasional kalau ke luar negeri.
Ditambah lagi dengan uang saku. Wow! Eunak sekali, bukan???Itulah impianku yang kedua, aku ingin jalan-jalan keliling dunia.
Itu yang masih aku cari dan belum bisa aku dapatkan dengan sepenuhnya aku bekerja di rumah. Ingat yaa belum, bukan berarti untuk
selamanya!!. Masak aku mau hidup seperti katak dalam tempurung. Sekali-kali
boleh donk aku keluar untuk menghirup udara segar. Biar fresh begitu,
anggap saja itu sebagai rekreasi dan relaksasi, hihiihih relaksasinya
butuh uang yang banyak (let’s smell the roses).
Dengan bekerja sambilan di luar, semua kesempatan itu aku kemungkinan masih bisa aku dapatkan. Makanya aku bangga, ketika orang bertanya, “Bu, dimana kerja
setiap harinya?, tentu akan saya jawab saya full time nya di rumah
sebagai ibu rumah tangga, sedangkan sambilannya saya mengajar.
Insha Allah sebentar lagi, kalau kebiasaanku sudah rutin, aku akan bilang sambilannya mengajar dan menulis. Sekarang
tulisanku masih mengikuti permintaan atau kalau ada tawaran ini itu
saja, seperti Seminar, Training, workshop dan sedikit mengikuti lomba
ini dan itu. Maunya yaa semuanya lolos apa yang aku lakukan. Ih
enaknya!!! Cuma untuk lomba ini, seringnya aku masih sebagai
penggembira, mungkin kualitas menulis aku masih belum bagus sekali. Jadi
porsi menangnya masih kadang-kadang atau sekali-sekali, “Kali ini Anda sedang beruntung.”
Impianku yang ketiga adalah aku ingin tinggal di negeri Paman Sam. Dengan aku tinggal disana, kesempatan untuk menunaikan ibadah haji bisa kapan saja aku mau. Karena di negeri Paman Sam tidak ada quota. Jadi aku tinggal bergabung saja dengan Travel Agent dari Mesir untuk keperluan haji ini. Selama ini aku belum pernah mendengar ada Travel Agent dari orang Indonesia untuk pergi haji ini.Dengan aku tinggal di Amerika, memungkin keinginanku untuk jalan-jalan ke seluruh dunia lebih mudah untuk terpenuhi, dibanding kalau aku tinggal di Indonesia.
Impianku yang terakhir atau keempat adalah aku ingin mempunyai villa yang jauh dari keramaian kota. Tapi dengan semua peralatan yang lengkap, sehingga memungkinkan aku untuk menikmati hari tuaku dengan banyak berkarya lewat dunia penulisan, tanpa diganggu oleh kebisingan dan kepadatan/kemacetan lalu lintas. Karena semua itu sudah tidak kuinginkan lagi.
Selamat bermimpi dan mewujudkannya.
berkunjung, silahkan follow blog saya di bawah postingan, di BEST FRIENDs
BalasHapusImpianku yang ketiga adalah aku ingin tinggal di negeri Paman Sam. Dengan aku tinggal disana, kesempatan untuk menunaikan ibadah haji bisa kapan saja aku mau. ---> baru tahu info ini, kalau di Indonesia antriii lama euy
BalasHapusIya, mbak Fenny. Itu pengalamanku dulu. Tidak perlu lama untuk menunggunya. Prosesnya cepet banget dan bisa jalan-jalan lagi. Dulu aku ke Mesir ikut menikmati makan malam dengan Nile Cruise Line. Makasih yaa, baru sempat membalasnya.
HapusSalam,