Kami sempatkan foto bersama di depan kantor BNN (doc: Pak Thamrin Dahlan)
Alhamdulillah,
keinginan saya untuk berkunjung ke kantor Badan Narkotika Nasional
(BNN) akhirnya terlaksana pada hari Jum’at 7 Maret 2014 kemarin. Saya
datang bersama 8 orang Blogger Reporter lainnya, yang dipimpin oleh
Bapak Kombes Thamrin Dahlan untuk beraudiensi dengan Bapak Gun Gun
Siswadi, Deputi Devisi Peran Serta Masyarakat dan Ibu Retno, Devisi
Media.
Seneng rasanya saya bisa berkunjung kesana, apalagi kami mempunyai misi yang luhur ingin membantu BNN dalam upaya pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan penyebaran gelap narkoba (P4GN) yang
sudah marak dan menyebar sampai ke desa-desa. Bahkan pemakainya sudah
tidak memandang status siapa dan bagaimana kondisi ekonomi mereka.Untuk
itu kita semua harus waspada. Jangan sampai ada salah satu dari anggota
keluarga kita yang terjerumus dalam pengalahgunaan dan penyebaran
narkoba ini.
Itulah sebabnya tekad dari BNN untuk tahun 2014 ini adalah Tahun Penyelamatan Pengguna,
dimana pengguna Narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara.
Untuk mewujudkan tekad itu, makanya BNN berusaha merangkul para blogger
agar kami bisa ikut aktif membantu mereka. Tentunya cara yang bisa kami
lakukan adalah dengan menggunakan pena yang diwujudkan dalam bentuk
tulisan. Karena masalah P4GN tidak bisa hanya ditangani oleh BNN, yang
mempunyai wewenang untuk itu. Tapi perlu peran serta masyarakat agar
tujuan Indonesia bebas narkoba 2015 bisa tercapai.
Bagi
saya ini merupakan suatu keberuntungan mempunyai banyak teman yang bisa
saling bekerja sama. Apalagi untuk topik yang benar-benar luar biasa
bahayanya bagi kehidupan suatu bangsa dan Negara. Karena narkoba bisa
menghancurkan satu generasi (lost generation), bahkan lebih kalau
masalah narkoba tidak ditangani secara serius. Itulah sebabnya narkoba
termasuk dalam salah satu dari the most extraordinary crimes, selain
terorisme dan korupsi.
Saat kami sedang berdiskusi dengan Pak Gun Gun dan Ibu Retno (doc: Pak Thamrin D)
Sungguh
saya tidak pernah membayangkan kalau saya akan berkunjung ke BNN.
Apalagi sampai jalan-jalan ke Perpustakaannya. Dalam pikiran tidak
pernah terbayang untuk apa saya kesana, kalau tidak ada tujuan yang
jelas. Namun itulah salah satu manfaat saya bergabung dalam dunia
blogger, membuat saya bisa ada dimana-mana. Padahal saya bukan
siapa-siapa. Kami datang ingin menanyakan berbagai isu yang ada di
masyarakat dan langkah-langkah apa yang BNN lakukan dalam mengatasi
masalah narkoba ini.
Kini
setelah saya bergabung dalam Proyek Indonesia Bergegas, saya mulai
menancapkan niat untuk datang ke kantor BNN agar bisa mengetahui lebih
jauh mengenai sepak terjang lembaga ini. Sekaligus saya ingin
mengunjungi Perpustakaannya untuk mengedukasi diri lebih mendalam
tentang dunia narkoba. Hal ini saya lakukan agar saya bisa berbuat lebih
banyak lagi. Mungkin tempat inilah yang akhirnya akan saya datangi
berkali-kali, untuk menggali ilmu dan inspirasi yang lebih banyak lagi.
Maklumlah
saya memang masih awam dalam memasuki dunia hitam ini. Karena yang kami
tahu selama ini, narkoba dan sebangsanya termasuk barang haram yang
tidak boleh dipakai sembarangan atau disalahgunakan. Makanya pesan dari
orang tua saya hanya sebatas nasehat, “jangan sekali-kali mencoba untuk
mendekatinya, karena nanti bisa kecanduan dan yang ditakutkan lagi
bisa terjadi ketergantungan yang terus menerus untuk selalu memakainya.”
Itu saja ilmu yang saya peroleh dari orang tua saya. Inti dari pesan
itu tidak boleh dilanggar.
Untunglah
saya masih tetap mematuhi larangan yang satu ini sampai sekarang.
Bahkan saya ingin mengajak yang lainnya untuk menjauhi sebisa mungkin.
Tentunya pekerjaan ini tidak mudah seperti membalik telapak tangan saja.
Terutama bagi mereka yang sudah pernah atau terbiasa mencobanya. Namun
kita tetap harus bergerak dan optimis agar apa yang menjadi tujuan kita
bersama mencapai Indonesia bebas narkoba 2015 bisa tercapai.
Makanya
setelah Pak Thamrin Dahlan mengajak siapa saja yang mau ikut ke BNN.
Saya dengan antusias mendaftarnya. Bahkan saya sampai ke BNN jauh lebih
cepat dari waktu yang dijadwalkan. Saya sampai di tempat 30 menit lebih
awal dari jadwal yang dijanjikan. Ternyata jarak BNN dengan rumah saya
tidak begitu jauh dan kebetulan perjalanan busway saya juga lancar.
Padahal seringnya kalau ada acara atau pertemuan, saya datang tepat
waktu atau paling tidak beberapa menit sebelum acara dimulai. Suatu hal
yang sangat jarang saya lakukan untuk datang 30 menit lebih awal selama
ini. Apalagi saya sendiri belum pernah datang ke BNN, kecuali hanya tahu
alamatnya saja.
Namun
saya tidak mau menyia-nyiakan waktu yang ada. Bahkan dalam waktu 30
menit yang ada, saya bisa berkenalan dengan salah satu Staff Badan
Narkotika Nasional dari Propinsi Sumatera Selatan, Ibu Siti Nurkhasanah,
SKM. Dia menjabat sebagai Kasi Peran Serta Masyarakat yang sama-sama
sedang menunggu di lobby BNN. Akhirnya saya pergunakan waktu yang ada
untuk berbincang-bincang mengenai permasalahan narkoba di Propinsi
Sumsel ini. Ternyata BNNP Sumsel pun sekarang sedang bergerak cepat
untuk mengedukasi masyarakat sampai ke tingkat desa-desa (RT dan RW).
Dan mendorong para pengguna narkoba untuk cepat melapor, agar bisa
dibantu untuk direhabilitasi. Karena pada dasarnya para pengguna itu
adalah orang sakit, yang tidak bisa disembuhkan. Hanya bisa dipulihkan
saja, karena salah satu bagian dari otak sarafnya ada yang rusak. Jadi
sewaktu-waktu mereka bisa kambuh dan menggunakan narkoba kembali,
apabila kurangnya perhatian atau kasih sayang dari anggota keluarganya.
Beruntunglah
setelah diskusi singkat selesai, kawan-kawan dari Blogger Reporter satu
per satu pun datang. Jadi benar-benar tidak ada waktu saya yang
terbuang percuma. Rasanya semua berjalan begitu lancar hari itu. Disisi
lain, saya juga benar-benar serius ingin belajar dan mendalami seluk
beluk narkoba. Saya yakin, tanpa kita tahu banyak tentang apa, kenapa dan bagaimana narkoba itu akan sulit untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat sekarang ini.
Hal
ini disebabkan karena generasi muda sekarang jauh lebih kritis, lebih
bebas dalam pergaulan dan juga lebih mudah terekspose pada berbagai
informasi baru, karena adanya kemajuan teknologi informasi. Makanya
kita sebagai orang tua harus pandai-pandai dalam membekali diri agar
bisa mendeteksi secara dini setiap perubahan perilaku dari anak-anak kita maupun masyarakat di sekitar. Itulah sebabnya Parenting skills sangat perlu dimiliki oleh setiap orang tua. Jangan sampai kita tidak tahu harus berbuat
apa dan bagaimana jika ada salah satu dari tetangga atau sahabat kita
terjerumus kedalam dunia hitam. Walaupun kita tidak menginginkannya.
Begitulah
sekilas pertemuan kami dengan Pak Gun Gun Siswadi serta ibu Retno. Sisa
waktunya kami pergunakan untuk berfoto bersama dan melihat koleksi dari
buku-buku ataupun majalah yang ada di Perpustakaan BNN. Sayangnya kami
tidak bisa berlama-lama di Perpustakaan dan tidak sempat membacanya,
karena banyak diantara kami yang harus melakukan Shalat Jum’at,
sehingga kami tidak mempunyai banyak waktu untuk bermanuver.
Berfoto Bersama di depan Perpustakaan BNN (doc: Pak Thamrin Dahlan)
Sekali lagi, Say No to Drugs Abuse!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar