Build IT and They Will Come (mishakyv.blogspot.com)
Sebagai
seorang ibu yang setiap harinya duduk di depan komputer untuk menulis
di blog pribadi maupun di blog keroyokan Kompasiana, saya merasakan
sekali manfaat yang saya peroleh dengan menggunakan Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK). Hal ini karena peran TIK telah membuat saya, bisa
berselancar ke berbagai belahan dunia dan mengetahui berbagai berita
hanya dalam hitungan menit atau detik. Saya mengakui bahwa kemajuan ini
benar-benar luar biasa, sehingga dunia sekarang ini terasa begitu kecil.
Hanya dengan bantuan
perangkat computer, laptop atau pun gadget yang sedikit canggih, kita
bisa langsung berhubungan dengan dunia luar. Tanpa kita harus
meninggalkan kenyamanan di rumah, anak-anak dan bahkan tanggung jawab
kita dalam berkeluarga. Semua itu bisa dilakukan dengan nyaman dan tetap bisa berkomunikasi menembus batas-batas wilayah negara dengan menggunakan TIK ini.
Inilah yang orang sering menyebutnya dengan global village.
Karena kita bisa saling berkomunikasi dengan kawan-kawan di seluruh
dunia hanya dengan sentuhan jari atau mouse. Dengan menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi membuat jarak yang begitu jauh
menjadi tidak ada masalah, karena kita tetap bisa berhubungan satu sama
lain.
Jadi dunia internet
bagi saya bukan hal yang baru dan asing lagi. Bahkan saya boleh
dikatakan tumbuh dan berkembang bersama internet, sehingga internet
sudah menjadi bagian dari hidup saya. Apalagi saya sudah mengenal
internet sejak tahun 1991, karena saat itu saya sedang belajar di
Amerika. Dengan bantuan TIK ini, akhirnya saya bisa berkenalan dengan
hampir seluruh mahasiwa Indonesia di belahan dunia manapun.
Tapi internet belum
menjadi bagian dari keluarga besar saya pada waktu itu. Bagi keluarga
saya apa yang saya lakukan benar-benar lompatan teknologi yang luar
biasa. Bayangkan, pada tahun 1991-1992, saya bisa kenal dengan
teman-teman di berbagai negara adalah suatu hal di luar jangkauan orang
tua saya. Semua itu saya lakukan dengan menggunakan internet. Bahkan
saya juga sudah melanglang buana mengunjungi teman-teman di belahan
dunia lain, hanya dengan bantuan internet pada awalnya.
Jadi bisa dibayangkan
kalau saya tidak menguasai TIK, tentu saya merasa sangat terbelakang.
Padahal orang lain atau negara lain sudah melakukan lompatan teknologi.
Karena fasilitas yang tersedia baik di rumah maupun di sekolahnya.
Itulah sebabnya saya
kemudian mengajari anak saya untuk memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi sejak kecil. Bagi saya kemajuan TIK tidak bisa dinafikan.
Begitu juga dengan Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
(KPPI). Tinggal bagaimana kita bisa memanfaatkan untuk kemajuan atau
malah sebaliknya. Semua itu tergantung kita, orang tua sebagai
nakhodanya.
Sayangnya tidak semua orang tua melek terhadap teknologi informasi dan komunikasi serta perkembangan
yang ada di sekitarnya. Akhirnya orang tua tidak bisa mengajarkan ke
anak-anaknya, bagaimana memanfaatkan teknologi dengan baik. Dalam arti,
banyak orang tua di sekitar kita yang masih gagap teknologi.
Bukan karena mereka tidak mempunyai uang untuk membeli computer, laptop
atau gadget yang canggih. Tapi mereka tidak bisa menggunakannya, selain
untuk chatting, telpon atau sms an saja.
Padahal manfaat dari computer,
laptop, notebook dan segudang nama gadget lainnya bisa dimanfaatkan
semaksimal mungkin. Tentunya apabila orang tua tahu bagaimana cara
menggunakannya. Tapi kalau orang tua sendiri saja gagap teknologi,
bagaimana mereka mau mengajarkan kepada anak-anaknya.
Kemana lagi anak-anak
mau belajar tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi, Ketrampilan
Komputer serta Pengelolaan Informasi? Belajar sendiri? Saya rasa
anak-anak kita masih kesulitan dan belum siap untuk belajar mandiri.
Sistem pendidikan kita yang tidak mengajarkan dan memberi kesempatan
kepada murid-murid untuk bersifat mandiri. Apalagi belajar mandiri belum
menjadi budaya di negara kita. Sementara ilmu-ilmu mengenai dunia
perkomputeran, teknologi informasi dan komunikasi serta bagaimana
mengelola informasi bukan ilmu yang mudah. Itu merupakan pelajaran yang
membutuhkan skills atau ketrampilan. Jadi perlu sering diulang dan
dipraktekkan agar anak-anak bisa mahir dalam menggunakannya.
Itulah urgensinya
mata pelajaran TIK, Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi agar
anak-anak bisa belajar dan tidak sesat di jalan. Bukankah kita mempunyai
guru-guru yang terampil di sekolah dan bisa mengajarkannya? Paling
tidak guru-guru bisa mendidik dan mengarahkan bagaimana cara terbaik
untuk menggali berbagai informasi dan mengunduh pengetahuan.
Mereka (Guru-guru)
adalah wakil dari orang tua dan kami percaya kepada mereka. Hal ini
tidak lain karena minimnya pengetahuan yang dimiliki, ketiadaan waktu
dan kesibukan orang tua, sehingga para orang tua tidak bisa memberikan
yang terbaik kepada anak-anaknya. Jangan sampai anak-anak belajar
sendiri, namun yang dibuka akhirnya situs-situs porno atau kurang bagus.
Akhirnya anak-anak kita terjerat atau belajar yang belum waktunya.
Untuk itulah para
orang tua, berharap anak-anak bisa memperoleh pengetahuan tentang
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta Ketrampilan Komputer dan
Pengeloaan Informasi (KPPI) dari sekolah untuk mendapatkan ilmunya. Ilmu
ini penting untuk kelanjutan studi mereka nantinya, baik di
SMA atau perguruan tinggi. Misalnya untuk membuat tugas-tugas yang
harus dikumpulkan, papers, karya ilmiah maupun skripsi dan lain-lain.
Belum lagi dengan
pemakaian beberapa program lainnya, seperti Words, Excel, PowerPoint,
Pengenalan Blogging, Social Media, dan segudang aplikasi lainnya.
Apabila pelajaran ini tidak diajarkan, akhirnya anak-anak kita terlambat
perkembangannya. Sementara anak-anak dari negara lain sudah jauh lebih
maju, Karena mereka memperoleh pelajaran teknologi informasi dan
komunikasi yang sudah diajarkan ke murid-murid sejak mereka masih duduk
di bangku SD atau SMP. Maka tidak heran kalau negara lain bisa melampaui
kemampuan dari anak-anak di Indonesia.
Akhirnya sebelum
mengakhiri tulisan ini, sekali lagi saya ingin menekankan bahwa
anak-anak adalah masa depan. Kita sebagai orang tua tidak bisa mengatur
atau mempengaruhinya, karena mereka mempunyai pikiran dan perasaan. Kita
sebagai orang tua hanya sekedar
mengarahkan dan memberi bekal yang terbaik buat anak kita. Apabila
anak-anak mempunyai bekal yang cukup dan kuat, saya yakin apabila mereka
mengalami berbagai tantangan dan rintangan, diharapkan mereka segera
kembali ke jalan yang lurus.
Khusus untuk anak
saya, saya akan selalu mendukung apa yang dia ingin lakukan selama
kegiatan itu bermanfaat. Bahkan saya akan membuka peluang seluas-luasnya
agar dia bisa lebih maju dari orang tuanya. Kini bukan saatnya lagi
orang tua mengekang atau menghambat kemajuan seorang anak. Selama bekal
agama dan pendidikan karakter sudah tertanam dalam diri dan jiwanya,
insha Allah seorang anak akan bisa melangkah menghadapi masa depannya
dengan mantap dan percaya diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar