ilustrasi (doc: fanspage BNN)
Tulisan ini
terinspirasi dari brosur yang saya peroleh dari Perpusatakaan Badan Narkotika
Nasional (BNN) beberapa minggu yang lalu. Sebagai orang yang sedang belajar dan
mendalami tentang Narkoba, informasi ini terasa sangat bermanfaat. Apalagi saya
sebagai seorang ibu rumah tangga yang sehari-harinya bergaul dan berkutat
dengan anak, maka keluarga atau rumah tangga merupakan suatu kelompok
lingkungan saya yang terkecil. Maka tidak ada cara lain kecuali saya juga harus
membekali diri dengan ilmu tentang narkoba ini. Istilah kerennya dengan Parenting Skills, walaupun mungkin baru
pada tingkat yang sangat sederhana, yaitu berupa pencegahan.
Tentunya saya
tidak mau kecolongan untuk hal-hal yang tidak baik. Apalagi narkoba kalau
disalahgunakan bisa merusak kesehatan
terutama otak dan mentalnya. Sehingga diharapkan saya pun bisa mengambil hikmah
dan mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Bukankah pencegahan terhadap
bahaya penyalahgunaan dan peredaran
Narkoba harus dimulai dari keluarga? Dan tentunya sebagai seorang ibu
diharapkan bisa memberikan peran yang sangat penting dalam program P4GN ini.
Oleh karena itu,
saya pun ingin berbagi apa yang saya peroleh. Semoga informasi ini bisa bermanfaat
bagi yang lain juga, sebagai upaya pencegahan terhadap keluarga masing-masing.
Bayangkan kalau ada beberapa keluarga yang mau melakukan pencegahan terhadap penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkoba ini? Belum lagi kalau jumlahnya semakin banyak,
tentu kita sebagai bangsa dan Negara Indonesia akan terhindar dari hilangnya
satu generasi. Inilah sebenarnya yang ditakuti oleh banyak kalangan, termasuk
para orang tua yang semakin resah dengan maraknya Narkoba beredar di kalangan
masyarat. Hmmm, ujung-ujungnya, kita semua akan membantu misi dari BNN untuk
mewujudkan Indonesia yang Bebas Narkoba
di tahun 2015.
Itulah salah
satu manfaat penggunaan media social diantara manfaat yang lainnya. Tentunya
usaha ini sangat sederhana, tapi saya yakin akan memberikan dampak yang sangat
luar biasa untuk membangun generasi muda Indonesia yang sehat jasmani dan
rokhani. Kita semua berharap, agar kita jangan sampai kita kecolongan, kalau
memang bisa dicegah. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati? Karena
biayanya yang pasti lebih murah atau bahkan gratis.
Tapi tidak
berarti kalau ada salah satu dari anggota keluarganya ada yang terkena atau
terjerat dengan narkoba, maka hal itu merupakan akhir dari segalanya. Tetap
masih ada jalan dan usaha, walaupun harus berusaha sedikit lebih keras untuk
memulihkannya. Hal ini disebabkan bagi mereka yang pernah mencoba atau bahkan
terjerat dengan narkoba, kemungkinan untuk kembali menggunakan narkoba akan
lebih besar. Karena narkoba itu menyerang otak pecandu, sehingga memaksa
pecandu untuk terus menerus menggunakannya. Untuk itu lebih baik cepat-cepat
saja melaporkan atau dilaporkan ke Institusi
Penerima Wajib Lapor (IPWL) agar segera bisa direhabilitasi daripada
tertangkap tangan.
Untuk itu, pencegahan
penyalahgunaan Narkoba tidak lain merupakan segala tindakan dan upaya untuk
menghindari orang memulai penggunaan Narkoba. Caranya bisa dengan menjalankan
cara hidup sehat atau mengubah kondisi lingkungan yang memungkinkan orang
menggunakan Narkoba. Makanya pencegahan penyalahgunaan Narkoba dapat dimulai
sejak dini. Konon dalam brosur tersebut menerangkan bahwa usaha pencegahan itu
bisa dimulai ketika seorang bayi masih dalam kandungan ibu. Bagaimana sikap
seorang ayah terhadap ibu atau sebaliknya sikap ibu selama masa kehamilan akan
menentukan fisik, psikis dan spiritual anak.
Kemudian setelah
anak lahir, orang tua perlu meningkatkan pemahamannya agar dapat mendidik dan
memperlakukan anak-anak mereka dengan positif. Tentunya anak-anak didik sesuai
dengan tingkat usianya. Karena mereka bukanlah miniature manusia, tetapi mereka
adalah manusia seutuhnya yang memiliki kepribadian dan sikap yang berbeda
antara satu dengan yang lain.
Berikut beberapa hal mengapa pendidikan keluarga
kepada anak itu penting:
1. Peningkatan
kesehatan & budaya hidup sehat, baik fisik maupun mental berlandaskan
keimanan & ketaqwaan
2.
Pendewasaan
kepribadian
3.
Peningkatan
kemampuan untuk mengatasi masalah
4.
Peningkatan
harga diri & percaya diri
5.
Peningkatan
hubungan intrapersonal & interpersonal serta kemampuan social
6. Memperkuat
sektor-sektor lingkungan, misalnya: keluarga, sekolah, masyarakat yang
mendukung peningkatan kesehatan & pengembangan kepribadian generasi muda
Semua itu perlu
kita lakukan agar anak-anak kita sehat dan mempunyai budaya hidup sehat (healthy
life styles), mempunyai keimanan dan kepribadian yang kuat, sehingga mampu
dalam menghadapi berbagai masalah. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah
mempunyai harga diri dan percaya diri, agar anak kita bisa berdiri tegak dan sejajar
dengan kawan-kawannya serta tidak merasa minder.
Disisi lain, kita pun perlu sekali-kali memberikan informasi tentang narkoba kepada anak kita. Namun cara yang
ditempuh perlu dan harus hati-hati, agar anak kita tidak merasa diceramahi.
Sekedar saran yang mungkin bisa dipakai adalah:
1.
J Jangan memberi
ceramah
Hal ini
menyebabkan anak menjauh & tidak akan mempedulilan informasi yang kita
sampaikan.
2.
Jangan
menggunakan metode yang bersifat menggurui
Anak-anak atau
remaja pada umumnya tidak suka jika menerima informasi yang bersifat menggurui.
Tapi sampaikanlah informasi kepada anak kita pada waktu atau saat yang
disenanginya, seperti ketika menonton TV atau sedang makan bersama.
3.
Gunakan
gambar-gambar contoh untuk menjelaskan berbagai jenis Narkoba kalau ada
a. Dengan
demikian mereka akan langsung mengenalinya, jika pada suatu saat ditawari oleh
temannya atau orang yang tidak dikenal.
b. Jelaskan
juga bahwa penyalahgunaan Narkoba akan membawa dampak yang tidak menyenangkan
dan membahayakan kondisi kesehatan, bahkan dapat mengancam keselamatan jiwanya.
c.
Jelaskan
juga pada anak kita untuk selalu berhati-hati terhadap setiap pemberian dari
orang yang tidak dikenal, terutama jika berbentuk makanan atau minuman, karena
ada kemungkinan Narkoba dicampurkan ke makanan dan minuman tersebut.
4. Jelaskan bahwa
jika seorang memakai Narkoba untuk menghindari persoalan, menghilangkan rasa
sakit atau stress, maka pengaruh itu hanya bersifat sementara
Bisa juga kita
memberikan informasi mengenai narkoba kepada anak-anak kita sesuai dengan
kearifan budaya local yang dimiliki setempat. Karena mungkin masing-masing
daerah mempunyai istilah sendiri-sendiri dalam mentransfer nilai suatu budaya.
Untuk orang Jawa
ada kearifan perilaku yang terkenal dan bisa diterapkan untuk hal ini, yaitu Ajian
Mo Li Mo (Mohlimo) yang terdiri moh main
(tidak berjudi), moh ngombe (tidak
minum minuman keras yang memabukkan), moh
madat (tidak menggunakan narkoba); moh
madon (tidak main perempuan/selingkuh), moh maling (tidak mencuri).
Saya rasa untuk
urut-urutan Ajian tersebut tidak harus urut. Saya justru mendengar pertama kali
Ajian Molimo ini bukan dari orang tua saya, melainkan dari Guru Bahasa Jawa.
Kebetulan waktu itu saya masih duduk di bangku SMA, itu terakhir saya masih
belajar bahasa Jawa. Sekarang ini cara saya mengajarkan ke anak saya dengan cara
menstransfer nilai tersebut dengan bahasa yang dia pahami, karena dia tidak
bisa bahasa Jawa. Ups! Maaf, jadi saya mengambil nilai-nilai kearifan lokalnya
yang saya pakai agar anak saya mengerti. Bagi saya itu jauh lebih bagus, karena
dia menjadi paham apa yang perlu dijauhi.
Sekedar berbagi,
semoga bermanfaat. Bagaimana dengan Anda? Apakah metode atau cara yang dipakai
untuk menjelaskan perilaku terlarang kepada anak-anak kita?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar