Ilustrasi Keluarga Bahagia (doc: BNN)
Dengan maraknya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba yang sudah masuk ke berbagai wilayah bahkan sampai ke desa-desa, membuat para orang tua agak sedikit was-was. Jangan-jangan anak saya bergaul atau berteman dengan anak-anak yang kurang baik. Atau anak saya ikut terpengaruh oleh bujuk rayu dari kawan-kawannya tanpa sepengetahuan orang tuanya. Walaupun mungkin di rumah kelihatan baik-baik saja tanpa memberikan kesan kalau anak kita termasuk anak yang nakal atau bandel. Padahal bisa saja hal itu sebagai taktik atau sekedar sandiwara agar tidak dimarahi oleh orang tua.
Namun kalau kita dari awal sudah memberikan nilai-nilai yang baik, termasuk didalamnya pendidikan karakter yang dipraktekkan langsung di dalam rumahnya. Maka anak pun akan tahu adanya kesatuan antara kata dan perbuatan dalam pribadi orang tuanya. Jadi anak pun bisa menilai bagaimana perilaku orang tua yang sebenarnya. Hal itu akan memberikan dampak yang lebih baik buat anak-anak kita, karena hal itu menjadi cermin bagi anak-anak kita nantinya.
Sayangnya apa yang terjadi di luar atau di masyarakat seringnya berlawanan dengan apa yang biasa dilakukan di rumah. Disinilah pertentangan bathin si anak akan bermain antara apa yang dilihat di luar rumah dengan kebiasaan yang dilakukan setiap hari di rumah. Tentunya kita semua berharap kalau anak-anak kita akan teguh memegang keimanan maupun karakter yang baik yang sudah ditanam di dalam keluarga. Makanya bagaimana pun juga pendidikan karakter, budi pekerti dan perilaku yang baik sangat penting untuk ditanamkan kepada anak kita sejak dini.
daerah yang ebih baik mencegah dari pada
menyembuhkan. Mencegah para remaja maupun orang dewasa dari penyalahgunaan
narkoba sebetulnya tidak rumit sama sekali, asal kita tahu benar apa yang
harus kita lakukan dan apa yang kita hadapi. Berikut adalah 7 langkah
pencegahan untuk menghindarkan seseorang dari pemakaian dan penyalahgunaan
zat-zat berbahaya tersebut.
1. Menanamkan pemahaman hidup sehat anak usia dini
Sebagai orang tua, kita harus dapat menerangkan dengan menarik untuk
menanamkan perilaku hidup bagi anak-anak kita. Misalnya asupan
makanan/minuman apa yang baik bagi tubuh mereka dan asupan makanan/minuman
apa yang berbahaya bagi tubuh mereka. Ini akan mempertajam kesadarannya akan
tubuhnya sendiri yang harus ia rawat dengan baik bagian luar dan dalamnya.
Pengetahuan mengenal fungsi dan kekuatan/kelemahan tubuhnya sendiri, harus
diberitahu.
Perilaku hidup sehat akan paling manjur hasilnya bila diajarkan sedari anak
kita masih kecil, sedini mungkin. Karena apa saja yang ia pelajari sewaktu
kecil akan melekat selamanya di memori otaknya. Menanamkan kesadaran hidup
sehat dengan berolah raga secara rutin (yang tentunya harus juga diterapkan
oleh kedua orang tua mereka), menjadi kelanjutan dari langkah sebelumnya
tadi.
Orang tua seyogianya menjadi
role-model bagi anak-anak mereka, harus memberikan contoh yang baik bila
ingin anaknya berperilaku baik. Sering kali kita sebagai orang tua lupa bahwa
anak kita belajar dari tingkah laku dan perilaku kita yang mereka lihat dan
perhatikan setiap harinya dari bayi sampai remaja. Anak-anak kita belajar,
meniru, dari orang yang sehariannya berada paling dekat dengan mereka. Maka
seharusnya kita tidak merokok atau minum minuman beralkohol bila kita tidak
mau anak-anak kita meniru kita atau bahkan mencoba-coba dan menyalahgunakan
narkoba.
2. Pemahaman akan adanya racun di sekeliling kita
Memberikan pemahaman sedini mungkin akan adanya racun di alam sekeliling
kita, akan sangat bermanfaat dan dapat menyelamatkan anak-anak kita dari
penggunaan zat-zat berbahaya. Penerangan bahwa ada racun pada tumbuh-tumbuhan
seperti jamur dan tumbuhan lainnya yang beracun, racun pada gigitan ular,
sengatan ubur-ubur, dan binatang lainnya yang berbisa, juga racun yang secara
sengaja maupun tak sengaja diproduksi oleh manusia, seperti polusi asap dari
knalpot mobil, asap dan limbah beracun dari pabrik-pabrik, asap rokok, dlsb.
Mendidik meraka untuk sadar (aware) bahwa zat-zat yang sangat berbahaya bagi
tubuh kita (bagi kelangsungan hidup kita) ada di sekitar kita dan setiap zat
yang membahayakan kesehatan kita harus dijahui (avoid) atau terkadang
dimusnahkan. Jadi bila suatu saat ia akan berhadapan dengan narkoba (biasanya
ditawarkan oleh lingkungan teman-teman terdekatnya), maka kita harapkan ia
akan menolak untuk mengkonsumsi narkoba, zat yang asing yang dapat
membahayakan kesehatan dan hidupnya. Maka dari itu informasi mengenai racun
di sekeliling kita, juga narkoba, harus diberikan kepada mereka sedetail dan
sejelas mungkin.
3. Memberikan informasi yang akurat dan jelas
Memberikan informasi yang akurat dan jelas mengenai bahaya dari setiap jenis
narkoba merupakan kewajiban bila kita ingin membentengi/menyelematkan
anak-anak kita (atau pun orang lainnya) dari bahaya narkoba. Tanpa informasi
yang akurat dan jelas, seorang anak belum tentu menyadari narkoba yang
ditawari temannya itu berbahaya bagi kehidupannya. Tetapi bila ia mendapat
informasi yang akurat dan jelas mengenai bahaya narkoba, pasti ia akan
menolaknya. Seharusnya pemberian informasi yang akurat dan jelas harus juga
diberikan oleh sekolah-sekolah sebagai salah satu sub-kurikulum yang wajib
diikuti oleh setiap anak. Informasi mengenai jenis-jenis narkoba. Dampak bila
menggunakannya, dampaknya bagi organ-organ tubuh kita serta dampak dari segi
hukumnya bila tertangkap memiliki, menggunakan atau mengedarkan narkoba;
Penyakit yang dapat diderita sebagai akibat pemakaian narkoba (infeksi klep
kanan jantung, kerusakan hati atau cirrhosis, HIV/AIDS, dan lainnya)
Hampir dapat dipastikan bila seorang sudah mendapatkan informasi mengenai
narkoba yang akurat dan jelas, daya tarik narkoba yang seindah apapun akan
lansung amblas, sirna, dibandingkan dengan dashatnya dampak kerusakan yang
akan diakibatkan oleh zat-zat narkoba itu kepada penggunannya.
4. Bekerjasama dengan tempat pendidikan (sekolah atau universitas)
Bekerjasama dengan sekolah ataupun universitas di mana anak-anak kita
menuntut ilmu, untuk merancang program pemantauan, pencegahan, dan juga
program penanggulangan narkoba secara holistic yang spesifik dengan pusat-pusat
pendidikan tersebut (yang sebetulnya hanya berbeda sedikit saja dari satu
sekolah ke sekolah yang lainnya)
Kerjasama yang terkoordinir dengan baik yang melibatkan setiap sendi dalam
kehidupan di sekolah ataupun kampus seperti: Dosen, guru-guru, guru BK
(bimbingan konseling), Osis, Satpam/security, penjaga kantin, dan karyawan
lainnya di lingkungan sekolah/kampus (yang sering mendapatkan para
siswa/mahasiswanya memakai narkoba di WC/toilet), dan yang lainnya.
5. Tanggap lingkungan
Orang tua selalu tanggap lingkunga di rumah mereka sendri, di mana anak-anak
mereka tumbuh. Orang tua harus selalu sadar akan perubahan-perubahan kecil
dari perilaku sang anak. Perubahan-perubahan masa puber dan peralihan anak
menjadi remaja, remaja menjadi dewasa, tidak sama dengan perubahan perilaku
seorang anak yang mulai ter ekspos pada narkoba, atau yang sudah kecanduan
narkoba.
6. Bekerjasama dengan lingkungan rumah
Kita sebaiknya bekerjasama dengan lingkungan rumah kita seperti dengan ketua
RT, RW, dsb. Terutama dengan tetangga yang mempunyai anak seusia atau yang
lebih tua dari anak kita. Menjalin hubungan yang baik dengan para tetangga
selalu mendatangkan kenyamanan dan keamanan bagi kita.
Kita bisa membuat sistem pemantauan keamanan bersama tetangga lainnya yang juga
melibatkan ketua RT untuk memantau keamanan umum dan memantau bila ada
anak-anak di RT kita yang disinyalir menggunkan narkoba. Bila sistem yang
dibangun bersama para tetangga itu kuat, dijamin gejala-gejala penyalahgunaan
narkoba di pemukiman kita akan terdeteksi dan dapat tertanggulangi dengan
cepat dan baik
7. Hubungan interpersonal yang baik
Hubungan interpersonal yang baik dengan pasangan dan juga dengan anak-anak
kita, akan memungkinkan kita melihat gejala-gejala awal pemakaian narkoba
pada anak-anak kita. Kedekatan hubungan batin dengan orang tua akan membuat
anak merasa nyaman dan aman, menjadi benteng bagi keselamatan mereka dalam
mengarungi kehidupan mereka nanti.
Bila orang tua sering ribut, cekcok, maka itu bisa memengaruhi sang anak secara
psikologis. Kegalauan ini bisa memancingnya untuk mencoba narkoba dengan
berbagai macam alasan yang dicarinya sendiri. Misalnya supaya diperhatikan,
sikap masa bodoh terhadap hidupnya, untuk mengatasi kemarahan,
ketidaksenagan, atau kesedihan yang timbul dari melihat orang tua mereka yang
selalu bertengkar.
Ketujuh langkah itu sangat ampuh melindungi anak-anak kita dari godaan untuk
mencoba zat-zat narkoba, asalkan ke tujuh langkah pertama itu dijalankan
dengan penuh komitmen, sungguh-sungguh, dan dengan sebaik-baiknya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar