Keluarga Bahagia Tanpa Narkoba (doc: bnn.go.id)
Sebagai orang tua,yang
mempunyai anak masih dalam usia sekolah, saya sekarang harus lebih waspada,
karena ancaman atau godaan bisa datang setiap saat. Apalagi dengan maraknya
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba yang mungkin tanpa kita sadari sudah
berada di sekitar rumah kita. Untuk itu tidak ada cara lain kecuali saya pun
harus membentengi dengan ilmu yang berkaitan dengan narkoba, agar saya bisa
memberikan penjelasan sedikit banyak bagaimana bahaya dan efek sampingnya.
Termasuk juga dengan berbagai modus penyebarannya.
Itu semua karena kepedulian
saya kepada anak dan keluarga jangan sampai saya kecolongan. Hal ini mengingatkan
karena berbagai modus akan terus dilakukan oleh para pengedar dan Bandar
narkoba untuk mengelabuhi pihak yang berwenang, biar mereka sedikit aman
sekaligus untuk menjerat anak-anak kita,
terutama yang masih usia remaja maupun pelajar. Untuk itu para orang tua
diharapkan untuk terus mengawasi dan mengetahui apabila anak kita mempunyai
perilaku aneh yang tidak biasa anak-anak lakukan. Sehingga kita bisa segera mendeteksinya
apakah anak kita ikut terlibat atau tidak.
Hal ini karena usia remaja,
baik remaja atau mahasiswa memang masuk dalam kategori usia yang rentan untuk terjerat dalam
penyalahgunaan narkoba. Mereka masih mudah mengikuti arus pergaulan dan
dipengaruhi bujuk rayu negative. Apalagi kalau mereka merasa punya masalah di
rumah, langsung mencari pelampiasan di lingkungan luar. Ditambah lagi, remaja
dan pelajar belum memiliki prinsip hidup yang kuat karena mereka masih mencari
jati diri. Atas hal itu, peran orang tua sagat berpengaruh dalam mendidik
anaknya dan mengenalkannya pada bahaya narkoba. Begitu juga kontribusi para
guru dalam mengajarkan nilai moral kepada siswanya dalam bertindak laku.
Ini sejalan dengan data
Survey BNN dengan Puslitkes UI yang menyatakan bahwa jumlah pengguna dan pecandu narkoba di
Indonesia mayoritas yang mengonsumsi justru dilakukan oleh para pelajar dan mahasiswa.
Tentunya bila kondisi ini terus dibiarkan, maka generasi muda bangsa akan
hilang akibat penggunaan barang berbahaya itu. Oleh karena itu menjadi
kewajiban kita sebagai orang tua untuk menjaga dan melindunginya anak-anak kita
dari bahaya penyalahgunaan narkoba.
peran penanggulangan narkoba
adalah tanggung jawab seluruh pihak. Karena usia remaja adalah usia sekolah,
maka pihak sekolah atau universitas diharapkan bisa menjadi pelopor pencetak
generasi bangsa yang tidak menggunakan narkoba karena mereka memiliki etika.
Beberapa ciri pribadi
anak yang perlu mendapatkan perhatian lebih, karena mereka rentan terhadap
penyalahgunaan Narkoba:
1.
Mudah
kecewa, agresif & destruktif (dilakukan ketika mengalami perasaan kecewa)
2.
Memiliki
kepribadian lemah, kurang percaya diri, mudah putus asa, pasif & pesimis
3.
Senang
jalan pintas (kurang menghargai proses), pandai berbohong dan tidak sabaran
4.
Mudah
bosan & kurang memiliki rasa toleran
5.
Tidak
berani menghadapi tantangan, sering lari dari tanggung jawab, takut gagal
6.
Tidak
mampu mengatasi masalah yang dihadapi
7.
Menderita
gangguan tingkah laku sejak kecil
8.
Prestasi
di sekolah rendah dan malas belajar
9.
Tidak
diterima oleh teman-teman sebayanya di dalam pergaulan
10.
Kurang
motivasi untuk berkarya atau berusaha
11.
Mudah
marah dan cenderung negative thinking
12.
Sering
mengabaikan peraturan yang ada
Namun untuk
melihat lebih jauh faktor yang menjadikan anak rentan terhadap penyalahgunaan
Narkoba, bisa kita lihat dari 2 faktor, yaitu
Faktor internal individu
1.
Lemahnya
kepribadian
Hal
ini disebabkan karena anak mengalami kesulitan anak mengembangkan
kepribadiannya, sehingga menyebabkan mereka mengalami hambatan dalam proses
sosialisasi. Lemahnya kepribadian ini mengakibatkan munculnya tingkat emosional
yang labil, tidak percaya diri atau anak mudah menyerah.
2.
Faktor psikis
& fisik yang kurang menguntungkan bagi remaja
Fisik
dan psikis kadang saling berkaitan. Misalnya, badan terlampau gemuk atau kurus,
wajah kurang cantik atau ganteng dapat membuat mereka bersikap tertutup dan
rendah diri. Akibatnya anak pun menjadi rentan terhadap perilaku destruktif,
termasuk penyalahguna Narkoba.
3.
Refleksi sikap
menentang
Sering
anak juga memperlihatkan perilaku yang menentang sebagai pelarian dari
ketidakmampuannya dalam menghadapi kesulitan atau memenuhi tuntutan orangtuanya
yang dianggap berlebihan.
4.
Perkembangan
emosi yang tidak stabil
Ketidakmampuan
anak untuk mengontrol emosi dalam menghadapi tekanan atau masalah
5.
Tidak mampu
menyesuaikan diri
Ketidakmampuan
anak menyesuaikan diri dengan lingkungan social bisa membuat anak merasa tidak
cukup berharga. Akibat selanjutnya anak menjadi sangat rentan untuk terperangkat kedalam kelompok pergaulan
buruk.
6.
Menderita
kelainan tingkah laku sejak kecil (psikopat)
Anak
yang memiliki sifat ini mudah dipengaruhi oleh kelompok bermainnya untuk
melakukan tindakan anarkis & destruktif. Dengan pengaruh Narkoba, keberanian
seorang anak bisa langsung meningkat dan melakukan tindakan anti social
7.
Pengertian yang
salah
Ada
kemungkinan pemberian informasi yang salah dari teman-temannya, sehingga si anak tidak menyadari kalau Narkoba bisa membahayakan
dirinya.
8.
Kurangnya
pemahaman agama
Anak
yang kurang memiliki pemahaman agama juga rentan terhadap pengaruh-pengaruh
yang bersifat negative.
Sedangkan untuk factor-faktor eksternal/lingkungan
yang bisa mempengaruhi diantaranya adalah:
1.
Ketidakharmonisan
hubungan antar anggota keluarga
Adanya
konflik yang terjadi dalam keluarga dapat berpengaruh terhadap keharmonisan
hubungan anggota keluarga. Tidak hanya antar orang tua tetapi juga pada
anak-anak. Hal ini akan berakibat respek anak terhadap orang tua menjadi kurang,
sehingga anak tidak bisa menemukan ketenangan dalam keluarga. Ujung-ujungnya si
anak cenderung akan mencari kesenangan di luar rumah atau bersama
teman-temannya.
2.
Orang tua
terlalu menekan anak
Anak
yang terus menerus mendapat tekanan dalam lingkungan keluarga akan membuat ia
merasa tidak nyaman berada dalam lingkungan keluarganya. Pada akhirnya anak
akan lebih banyak bergaul dengan teman-temannya yang ada di luar.
3.
Pengaruh
pergaulan yang buruk
Pergaulan
yang buruk mengakibatkan juga anak mengadops dan belajari perilaku-perilaku
menyimpang dari kelompok bermainnya.
4.
Ekses negatif
dari keadaan sekolah
Sekolah
sebagai tempat belajar, juga tempat berkumpul dan bergaul bagi anak dengan
teman sebayanya secara luas. Banyak anak menjadi nakal karena berbagai sebab,
misalnya anak merasa tertekan atau dibedakan oleh guru. Pada akhirnya menjadi
nakal dan bergabung dengan temannya yang nakal pula.
5.
Pengaruh negatif
lingkungan terhadap perkembangan kepribadian
Factor
negative yang ada di lingkungan tempat tinggal, dapat mempengaruhi pertumbuhan
kepribadian anak. Oleh karenanya setiap keluarga wajib membekali putra-putri
mereka dengan pengetahuan dan pemahaman yang cukup
Demikianlah beberapa
hal yang bisa sedikit dijadikan pedoman untuk sekedar mendeteksi secara dini
apa yang sebenarnya terjadi pada anak-anak kita. Terutama apabila mereka
mempunyai perilaku yang aneh atau diluar kebiasaan yang mereka lakukan. Semoga
kita menjadi sadar dan peduli dengan apa yang ada dalam rumah tangga kita
sendiri sebagai benteng pertama dan terkecil dalam proses pencegahan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
Tentunya semua
itu tidak bisa lepas dari pengaruh luar atau bahkan global yang bergerak begitu
cepat terutama dalam bidang transportasi, komunikasi serta informasi telah
menjadikan dunia tanpa batas makin memudahkan usaha penyelundupan narkoba ke Negara
lain, termasuk ke Indonesia. Bahkan karena pengaruh globalisasi sekarang, telah
ditemukannya 354 zat/sunstance yang mengandung narkoba telah menyebar ke 80
negara. Sementara di Indonesia baru 26 zat yang bisa terdeteksi (sumber:
indonesiabergegas.com).
Itulah sebabnya
benteng keluarga kini harus lebih diperkuat lagi, karena besarnya tantangan
yang menghadang di depan kita. Baik itu dengan cara kita membekali diri dengan
pengetahuan tentang narkoba maupun dengan member perhatian yang lebih kepada
anak-anak kita disbanding sebelumnya. Semoga kita semua bisa terhindar dari
bujuk rayu para pengedar dan Bandar narkoba. Dan semoga apa yang menjadi misi
dari BNN pun bisa terwujud, yaitu Indonesia bebas narkoba di tahun 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar