Mungkin hampir semua Kompasianer tahu kalau saya memang suka blusukan.
Yeah, blusukan kemana-mana, terutama daerah yang belum pernah saya
kunjungi. Bagi saya ada satu hal yang menarik dari kegiatan blusukan
ini. Saya menjadi tahu dan kenal daerah dan tempat-tempat yang menarik
untuk dilihat dan dikunjungi di Jakarta. Tentunya blusukannya, saya
sesuaikan waktunya dengan mengikuti berbagai kegiatan. Bukan dengan cara
saya pergi dan mencari suatu kegiatan sendiri disana. Tapi saya
blusukan ke suatu tempat dengan niatan yang sudah ada, bahwa saya hari
ini mau kesini untuk mengikuti suatu kegiatan. Jadi biarpun saya pergi
tujuannya sudah jelas, dan kegiatan apa saja yang akan saya lakukan.
Ibarat sebuah road plan yang sudah ada jadwal kegiatannya.
Bagaimana saya mau blusukan kalau tidak ada kegiatan yang saya ikuti?.
Walaupun mungkin di jalan nanti saya nyasar, tapi tujuan yang ingin
saya capai jelas. Bukan asal pergi yang tidak tahu kemana tujuannya.
Jadi dalam hati, tidak ada unsur gambling disini, karena saya memang
ingin memanfaatkan dan mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat.
Saya sendiri tidak mau hanya mengurus kerja dan rumah saja, tapi buta
dunia lain. Makanya saya selalu memanfaatkan setiap acara pertemuan,
sekalian untuk kopdaran dan mengenal lebih dekat kota Jakarta. Bukankah
pepatah bilang, “tak kenal maka tak sayang“.
Bayangkan kalau saya hanya melakukan pekerjaan rumah dan kantor/bisnis
saja setiap harinya. Apa yang saya dapat? Tentu tidak banyak, Pekerjaan
rumah, semua orang tahu tidak akan ada habisnya. Walaupun dikerjakan 24
jam sekalipun akan selalu ada untuk hari berikutnya, karena saya masih
ingin hidup lebih lama. Jadi kegiatan rumah itu akan terus berputar,
silih berganti. Satu selesai dikerjakan, satunya lagi minta diberesin.
Begitu seterusnya bagaikan roda yang selalu berputar. Kalau saya tidak
menyetopnya dengan kegiatan yang lain, seperti refreshing, silaturakhim
atau having fun ditengah-tengah kesibukan yang ada. Sampai kapan pun
kita akan tetap seperti itu.
Paling-paling kalau capek, baru istirahat untuk memulihkannya. Pagi
bangun, begitu lagi kegiatan yang dilakukan. Pagi pergi kerja dengan
berebut angkutan umum, melakukan aktivitas di kantor dan ketemu kolega
untuk mengobrol sebentar. Akhirnya pulang dengan kondisi badan yang
sudah penat dengan peluh sudah membasahi pipi dan baju. Masih mending
dapat tempat duduk, kalau tidak berdiri sepanjang jalan lagi. Sampai di
rumah badan sudah capek dan loyo, tapi kerjaan rumah sudah menumpuk
minta diberesin.
Bayangkan kalau kita hanya melakukan kegiatan itu-itu saja setiap
harinya. Saya yakin bertahun-tahun tinggal di Jakarta tidak akan
mengenalnya lebih dekat. Apa yang ada di Jakarta pun tidak banyak yang
tahu, kecuali yang sudah punya nama seperti Ancol dan TMII. Bagi orang
lain yang tidak mobile mungkin cukup. Tapi saya tidak mau tinggal di
suatu tempat, tidak tahu daerahnya seperti apa dan apa kelebihan dan
kekurangannya.
Hidup itu indah, kenapa tidak kita nikmati?. Yang namanya uang sampai
kapan pun tidak akan cukup dan tidak puas. Refreshing, rileks, ketemu
kawan, silaturakhim dan berjalan jauh untuk mengenal keindahahan alam
serta kreativitas manusia, kenapa tidak kita nikmati?? Saya ingin
menikmati setiap waktu yang saya miliki untuk bisa mengenal suatu daerah
lebih dekat. Tidak hanya di Jakarta, tapi dimana pun saya menetap. Saya
memang bukan tipe orang yang pasif, yang hanya mau tinggal di rumah dan
kerja saja. Saya butuh rekreasi dan saya pun ingin menikmati hidup,
termasuk untuk bisa mengenal keindahan alam yang menjadi anugerahnya.
Bayangkan itu saja saya lakukan. Bagaimana dengan Jokowi - Ahok yang
menjadi Gubernur dan Wakilnya?, tentu mempunyai kepentingan yang sangat
besar untuk mengetahui kondisi rakyatnya, wilayahnya, infrastrukturnya
dan segala hal yang menyangkut bagaimana meningkatkan kesejahteraan
warganya. Itu tidak lain agar rakyat bisa hidup layak di wilayah yang di
tempatinya, bisa membangun masa depannya, membangun mimpi-mimpinya dan
merasa diayomi oleh pemimpinnya.
Saya tidak habis pikir, kalau apa yang dilakukan oleh Jokowi - Ahok
harus dihentikan? Praktis suara dan keluhan rakyat tidak akan terdengar
lagi. Saya yakin semua keinginan warga akan tergantikan oleh suara Asal
Bapak Senang nantinya, karena mereka menjadi terhalang untuk bisa
menemui pemimpinnya. Apakah itu yang diharapkan? Saya rasa tidak dan
saya yakin semua warga menghendaki untuk bisa dekat dengan pemimpinnya,
tanpa ada penghalang atau jarak karena perbedaan jabatan atau status.
Itulah sekedar opini saya yang merasa menjadi bagian dari warga Jakarta
tentunya. Hidup Jokowi- Ahok, lanjutkan kegiatan blusukannya!! Karena
disanalah permasalahan rakyat dan warga yang sebenarnya. Bukan di
belakang dan di atas meja, karena semua itu hanya tumpukan kertas yang
berisi angka-angka yang bisa dirubah sekehendaknya.
Bagaimana menurut Anda? Silakan di share juga opini atau ide-ide Anda tentang blusukan dan bagaimana manfaatnya. Terima kasih,
Salam Blusukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar