Inflasi 2013 diperkirakan 8 persen (Doc:antara)
Beberapa hari yang lalu, saya dan Amri berkunjung ke rumah kakak di
Bekasi. Seperti biasanya kami menggunakan transportasi umum untuk bisa
sampai kesana. Mulai dari angkot, bus, angkot dan yang terakhir becak.
Hmmm, terasa jauh memang kalau dihitung dengan waktu dan capeknya. Belum
lagi dengan panas yang menyengat, terasa membakar. Tapi daripada kami
berkunjung di bulan Ramadhan, yang mungkin panasnya lebih menyengat dan
menggantang, akhirnya kami tetap mengusahakan kesana.
Baru saja duduk dalam bus, lihat ke depan sudah terlihat daftar tarif
yang baru. Bus yang tadinya Rp4500, menjadi Rp 6000. Begitu juga angkot
yang tadinya Rp 2000, menjadi Rp 3000. Terus yang semula Rp 3000,
menjadi Rp 4000. Becak juga tidak mau ketinggalan, dia pun ingin
menaikkan upahnya dari yang tadinya Rp5000 - Rp 7000. Jadi total
rata-rata biaya transport naik lebih dari 30%. Saya tidak tahu apakah
harga itu bisa diturunkan lagi, karena memang belum ada kesepakatan dari
pemerintah. Tapi yang jelas, itulah yang sekarang berlaku.
Belum lagi dengan kebutuhan pangan, sandang, rekreasi dan kebutuhan
sekolah, termasuk buku-buku, seragam, uang gedung. Praktis untuk
kebutuhan rekreasi pun melonjak tajam, kalau diakumulasi total karena
transportasi naik. Hotel saya dengar juga menaikkan tarifnya. Bank juga
akan menaikkan tingkat bunganya karena BI juga menaikkan Fasbi
(fasilitas BI). KPR tentu saja jadi ikut-ikutan naik, karena bunga
pinjamannya jadi lebih mahal.
Begitu juga dengan semakin dekatnya bulan puasa dan lebaran, setiap
tahunnya hampir semua permintaan barang justru meningkat. Makanya semua
toko, mal dan pasar mendadak jadi ramai. Entah kita yang jadi sangat
konsumtif atau memang gejala bulan Ramadhan, permintaan akan
barang-barang justru meningkat. Makanya, harga-harga sudah diprediksikan
akan keseret naik ke atas semua dan kecil kemungkinannya untuk turun
kembali. Yang jelas inflasi bakal tinggi karena dorongan naiknya semua
barang-barang. Bahkan diperkirakan inflasi bisa mencapai 8% untuk tahun
ini, walaupun pemerintah memprediksi sekitar 7.7%.
Saya hanya mengutarakan begitu yang terjadi sekarang ini. Kapan
rakyat/masyarakat bisa menabung untuk masa depannya?, kalau hidupnya
terus menerus digerogoti oleh kebutuhan pokok yang terus meningkat
setiap harinya. Syukur, kalau tidak perlu berhutang sana dan sini.
Apakah kita harus mengetatkan ikat pinggang menjadi lebih ketat lagi???
hehehheheh.
Itulah sebabnya, saya menilai biaya hidup di Indonesia itu mahal. Kalau
gajinya dollar dan pengeluarannya rupiah, yaa memang biaya hidup murah.
Tapi kalau gajinya rupiah, terus penghasilannya pas pasan. Apa yang mau
mereka katakan? Pantes saja mereka sering mogok, karena harga-harga yang
terus naik. Sementara kesejahteraannya malah tidak meningkat. Orang
bekerja, berharap ada perbaikan dalam kehidupannya. Tapi kalau yang
terjadi malah sebaliknya, apa yang akan mereka perbuat kalau bukan
demo?. Sayangnya demo yang ada seringnya merusak.
Bagaimana menurut Anda? Sekedar curhat saja yaa. Tulisan ini sebenarnya
sudah beberapa hari yang lalu ditulisnya, tapi disimpan di draft saja.
Karena takut dikira tidak pro dengan kenaikan BBM, alias tidak pro
Pemerintah. Walaupun saya sudah tahu kalau impor minyak kita jauh lebih
banyak dari ekpor nya. Pantes saja kita sudah tidak menjadi anggota OPEC
lagi, karena negara kita sudah bukan negara pengekspor, melainkan negara pengimpor.
Jadi memang sudah negatif neraca perdagangan kita. Silakan kalau mau
komentar atau mempunyai ide yang berbeda yaa. Siapa tahu ada solusi
yang terbaik. Terima kasih,
Salam Prihatin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar