Penulis Enterpreneur atau penulis sejati? (doc: femalebox-tobipuken.blogspot.com)
Aneh dan mungkin lucu ya? Kenapa menulis dianggap sebagai suatu
kebutuhan? Bukankah menulis itu adalah kegiatan yang bisa dilakukan oleh
siapa saja dan kapan saja. Tidak pandang bulu, dan bahkan tidak perlu
modal sedikit pun. Karena menulis bisa dikerjakan di secarik kertas, hp
jadul, bahkan di semua media yang bisa digunakan, termasuk gadget yang
canggih tentunya. Tapi kenapa mesti dikaitkan dengan suatu kebutuhan?
kebutuhan luxury lagi?
Emang tidak bisa diturunkan derajatnya? misal menulis menjadi kebutuhan
sehari-hari seperti makan dan minum? atau menulis itu seperti kita
membutuhkan vitamin 1×1?. Bisa juga menulis seperti kita minum obat 3×1?
dan bahkan menulis bukan merupakan suatu kebutuhan sama sekali dan
tidak penting?. Buktinya, banyak orang tidak menulis, tapi hidupnya bisa
kaya raya. Terus apa gunanya menulis?? Tidak menulis, orang masih bisa
hidup kok. Jadi apalah gunanya menulis dan kenapa dibuat bingung dan
pusing dengan dunia tulis menulis ini???
hihihihihi …. pertanyaan inilah yang masih mengganjal di kepala. Kenapa
untuk menulis itu aku masih sering kesulitan dan membutuhkan waktu yang
cukup lama untuk bisa menelurkannya? Bukan karena waktu yang tidak ada
sebenarnya. Waktu itu ada karena kita yang mengaturnya, walaupun sama-sama dijatah 24 jam.
Tapi itu lho … sulitnya mengatur ide atau mood untuk bisa keluar setiap
hari atau sesering mungkin kalau bisa, agar menulis itu benar-benar
seperti kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Bagaimana pun caranya.
Katakanlah tidak dibayar pun aku mau, seperti yang selama ini aku
lakukan dengan kegiatan belajarku menulis ini. Tapi masih juga belum
lancar, bahkan sudah dicoba dengan blusukan kemana-mana agar ide atau
mood bisa segera diisi, biar fresh atau bahkan bisa munculnya ide-ide
baru.
Ah! lagi-lagi memang aku yang kurang kerjaan. Kenapa untk menulis saja
dibela mati-matian? Bukankah ada banyak pekerjaan yang lebih baik dan
lebih bergengsi dari sekedar menulis? Gajinya juga banyak. Tidak
cukupkah itu untuk menghentikan keinginanku untuk bisa dan mau menulis?
Terus apa yang ingin kucari dengan kegiatan menulis ini?
Tak tahulah, yang penting saat ini aku ingin bisa menulis. Makanya aku
tidak malu-malu untuk belajar dan berusaha terus. Bahkan kalau perlu
lembur akan kulakukan, kalau memang ada jaminan aku bisa menulis.
Ternyata semua itu, jawabnya tidak ada jaminan. Hanya satu kuncinya, menulis itu ya harus aku sendiri yang melakukan dan mengerjakannya, karena memang menulis itu adalah kerja pribadi yang tidak bisa diwakilkan. Dalam arti, ya memang begitulah yang namanya menulis, harus dijalani sendiri dan ditelatenin sendiri.
Lha karena belum tercapainya keinginanku itulah, makanya menulis masih
merupakan suatu kebutuhan luxury, yang untuk mencapainya dibutuhkan
kerja keras. Sebab kalau tidak yaa, sampai kapan pun tidak pernah akan
tercapai dan tidak bisa dinikmati. Apalagi menginginkan menulis itu
sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Hadeuh masih jauh. Biarlah
kegiatan menulis itu, sementara kuakui sebagai kebutuhan luxury. Jadi
kalau aku tidak menulis pun masih okay dan tidak mengganggu kegiatan
sehari-harinya.
Bener tidak? atau malah tidak nyambung yaa tulisannya?, hahahhaha. Iya
deh sekedar untuk melancarkan jari-jemariku untuk terus menulis. Tak
apalah, mumpung masih ada kesempatan dan waktu untuk belajar.
Salam Menulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar