Happy Retirement (doc:lapetite-presse.blogspot.com)
Tulisan berikut ini sekedar opini saya saja, apa yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan masa pensiun. Pada saat yang sama kita pun bisa menyiapkan pundi-pundi penghasilan untuk meringankan beban kehidupan kita. Jangan sampai kita hidup menjadi beban bagi keluarga, saudara-saudara, maupun kepada anak kita. Bukankan kemandirian jauh lebih utama, baik buat diri kita sendiri maupun anak kita.
Kembali ke topik diatas, saya mungkin salah seorang yang tidak takut
menghadapi masa pensiun ini. Padahal saya belum punya apa-apa di rumah.
Tapi entah kenapa, saya tidak takut dengan masa depan. Karena bagi
saya masa depan adalah penuh dengan mistery, apa saja bisa terjadi.
Bahkan bisa melebihi apa yang tidak kita duga sebelumnya. Orang boleh
percaya dan boleh juga tidak. Tapi bagi saya there is nothing impossible.
Jadi kenapa takut? Binatang yang tidak mempunyai otak untuk berpikir
saja bisa makan, apalagi kita manusia yang dikaruniai otak dengan akal
dan pikirannya. Itulah syarat pertama yang harus dimiliki oleh setiap
orang, bahwa kita harus mempunyai iman sebagai pegangan,
agar kita tetap optimis. Karena dengan iman, diharapkan kita tidak
mudah terombang-ambingkan oleh angin, badai maupun tsunami yang bisa
datang setiap saat.
Setelah kita mempunyai iman, tentunya akan lebih baik kalau kita memiliki ilmu dan pengalaman/skills. Kemudian kita perlu mengamalkannya
Yeah ilmu, pengalaman dan skills apa saja yang bisa dipakai untuk
menunjang kehidupan kita, sekarang ini dan nantinya. Untuk itu, kinilah
saatnya untuk berbuat sebaik dan secerdas mungkin, kalau bisa. Karena
dengan bekal ilmu, pengalaman atau skills yang cukup, akan jauh lebih
baik dan mempermudah kita untuk menggapai apa yang kita inginkan. Saya
bersyukur karena saya mempunyai iman dan ilmu ini. Itulah sebabnya, saya
tidak takut dan gentar dalam menghadapi masa depan. Saya tinggal
mengamalkan apa yang saya punyai seoptimal mungkin mulai dari sekarang.
Tanpa saya harus merasa kehilangan masa kini untuk bisa menikmati hidup.
Syarat ketiga untuk bisa menyiapkan masa pensiun adalah dengan melakukan investasi di bidang kesehatan.
Kemajuan di bidang teknologi diiringi dengan kemajuan di bidang
medis. Yang berakibat meningkatknya tingkat harapan hidup masyarakat
Indonesia. Namun dalam prakteknya, tergantung pada masing-masing orang
bagaimana kita memerlakukan dirinya sendiri. Apakah kita ceroboh
terhadap dirinya sendiri yang diwujudkan dalam gaya hidup dan pola
makannya atau kita tetap hati-hati menjaganya. Apa enaknya kita
berumur panjang, kalau kita sakit-sakitan dan sering pergi ke dokter
dan masuk rumah sakit. Uang yang kita kumpulkan, akhirnya akan tergerus
habis oleh pengeluaran untuk kesehatan.
Syarat ke empat adalah hemat, tidak boros dan glamour.
Bagi saya hemat disini bukan berarti pelit, tapi kita bisa
membelanjakan uang sesuai dengan kebutuhan. Bukan sesuatu yang
didasarkan keinginan semata. Tentunya hasilnya akan lain kalau kita
menekankan pada keinginan, apalagi kalau kita belanja karena gengsi,
pamer dan glamour. Semua ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit
tentunya, bahkan bisa melebihi budget yang ada.
Syarat yang kelima adalah perlunya cita-cita atau mimpi apa
yang hendak kita raih di hari tua nanti. Dengan kita mempunyai mimpi,
cita-cita dan harapan, akan membuat hidup kita menjadi lebih semangat.
Karena cita-cita atau impian inilah yang akan memacu setiap harinya
untuk segera mewujudkannya sebelum ajal menjemputnya. Bersyukur kalau
kita bisa melakukannya.
Untuk itu, saya sebagai seorang pekerja yang bukan PNS, BUMN atau pun bukan bekerja untuk swasta. Bagi saya masa produktif sekarang inilah saatnya saya harus menyiapkan berbagai sumber pendapatan (multiple streams of incomes).
Jadi, saya memang tidak bisa mengharapkan atau mengandalkan dari satu
sumber gaji. Kenapa? Karena bagi saya mengharapkan atau menggantungkan
dari satu penghasilan adalah sangat berbahaya. Suatu waktu terjadi
keterlambatan dalam menerima gaji atau terjadi apa-apa di tempat kerja
akan memengaruhi dapur kita. Praktis income atau pendapatan kita akan
terganggu sampai urusan kita beres atau bisa diselesaikan.
Bayangkan kalau hal itu sampai terjadi? Dapur kita bisa tidak menyala gara-gara gangguan ini. Persis seperti pepatah, Don’t put your money (income) into one basket.
Dalam hal ini saya kategorikan money atau income dengan satu istilah,
walaupun secara harfiah tentunya lain. Sebaliknya, kalau kita mempunyai
banyak sumber penghasilan (multiple streams of incomes), niscaya kita
bisa mempunyai daya tahan yang lebih kuat. Kapan saja kita mempunyai
masalah di tempat kerja, baik itu karena conflict of interests atau apa
saja, posisi dapur kita tetap aman dan listrik tetap menyala. Dengan
posisi yang demikian, kita sama sekali tidak gentar sedikit pun oleh
adanya ancaman dari tempat kerja.
Bahkan kita pun bisa “say goodbye” dengan tempat kerja kita setiap saat,
apabila kita tidak suka atau sudah males bekerja. Apalagi kalau posisi
multiple streams of incomes kita jauh lebih kuat, maka harga tawar
kita bisa lebih tinggi. Akhirnya, kita tidak akan takut sama sekali
dengan adanya tsunami atau berbagai goncangan dalam kehidupan kita.
Namun, untuk bisa mencapai posisi seperti itu memang tidak mudah. Dan
tentunya membutuhkan kerja keras dan kerja cerdas yang tidak semua orang
mau dan mampu melakukannya. Karena kebanyakan dari kita lebih suka
posisi yang aman selamanya, biarpun income nya sedikit. Tapi justru
buat saya merasa kurang tantangan. Bagi mereka yang suka tantangan,
kondisi atau posisi yang aman justru menjadi perangkap (trap). Karena
disanalah kita merasa dininabobokan dengan kondisi dan mungkin
fasilitas yang sudah ada. Justru orang-orang seperti inilah yang
dibutuhkan dalam kondisi sekarang ini. Yakni, orang yang dengan
kreativitas dan kecerdasannya bisa menciptakan peluang tambahan untuk
dirinya sendiri.
Bagi orang lain, mungkin cara ini terlalu ideal atau ngoyo karena ingin
mempunyai banyak sumber penghasilan? Betapa tidak? Menyiapkan Multiple
Streams of Inomes berarti kita menyiapkan pundi-pundi pemasukan dari
berbagai sumber pendapatan. Jadi tidak melulu income dari tempat
bekerjanya saja, tapi bisa darimana saja. Bukankah kita sering berdoa
atau berharap, semoga kita bisa memperoleh rezeki darimana saja
sumbernya atau rezeki yang tidak disangka-sangka. Kenapa tidak kita
manfaatkan peluang itu? Yang penting khan halal dan berkah. Kenapa kita
malu untuk memulainya?
Bagi saya, yang namanya sumber penghasilan bisa apa saja. Yang penting
bagaimana kita bisa menggunakan daya kreativitas kita. Itulah sebabnya,
saya selalu menekankan perlunya sistem pendidikan yang melihat
pentingnya kreativitas dan penggunaan akal untuk berpikir daripada
penekanan pada hafalan. Karena kreativitas yang berangkat dari imajinasi
dan daya nalar yang tinggi, akan mempunyai pengaruh yang besar
sekali dalam kehidupan kita. Kalau hal itu sudah kita siapkan sejak kita
masih dalam usia produktif, diharapkan saat pensiun tiba, kita tinggal
memetik hasilnya. Sedangkan porsi untuk terus aktif bisa didelegasikan
ke orang lain, yang menjadi kepercayaan. Asal jangan salah dalam
memilihnya, yang berakibat kehancuran akan pundi-pundi kita.
Apabila kondisi ini sudah tercapai, niscaya kita tidak perlu waktu lama
lagi untuk menunggu masa pensiun. Kita bahkan siap kapan saja untuk
pensiun. Sisa waktunya tidak berarti kita terus tinggal diam di rumah,
tapi ada banyak kegiatan lain yang bisa kita lakukan.
Saatnya Menikmati Masa Pensiun …. asyik yaa, hehehhee (doc:ok.gov)
1. Traveling. Waktunya disesuaikan dengan keadaan kita, walaupun sebenarnya bisa kapan saja kita mau melakukan traveling ini.
2. Menulis. Kegiatan ini bisa dilakukan kapan saja dan
dimana saja. Bahkan sebelum pensiun pun sudah bisa dimulai, dan kita
tingkatkan lagi setelah pensiun. Siapa tahu produktivitasnya bisa
semakin meningkat dengan kita tidak aktif lagi di tempat kerja.
3. Volunteer. Kegiatan ini banyak dilakukan oleh
orang-orang tua yang sudah pensiun di luar negeri. Mereka membantu
kegiatan proses belajar mengajar di Elementary School, Play Group,
Nursing Home, Perpustakaan dll.
4. Social enterpreneur. Kegiatan ini kalau kita mau dan mampu memulai atau melakukannya, kenapa tidak? Saya jadi ingat programnya Kick Andy, Doing Well by Doing Good,
walaupun kegiatan ini bisa dilakukan sewaktu kita masih aktif di
tempat kerja, yang menjadi bagaian dari CSR (Company Social
Responsibility) perusahaan yang masih terus berlanjut setelah kita
pensiun.
5. Aktif di kegiatan masyarakat, atau Lembaga-lembaga sosial lainnya
6. Mengajar, Consultant atau Buka Usaha. Kegiatan ini banyak dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai pendidikan tinggi agar bisa mengamalkan ilmunya. Baik itu dengan menjadi pengajar, menjadi consultant atau bahkan dengan membuka usaha yang ada kaitannya dengan profesi atau hobinya.
Begitulah sedikit serba-serbi kegiatan yang bisa dilakukan menjelang
pensiun dan sesudah pensiun (officially retired). Contoh di atas hanya
untuk penyederhanaan. Apa saja sebenarnya bisa dilakukan agar kita
tetap aktif, karena hal itu penting agar badan kita tetap sehat
tentunya. Jangan sampai setelah kita tidak aktif bekerja, malah kita
menjadi sering sakit-sakitan. Karena bingung apa yang mau dilakukan dan
merasa tidak berguna/berharga lagi. Padahal masa pensiun justru lebih
enak, karena kita bisa bebas untuk melakukan apa saja. Termasuk kita
juga bebas untuk menikmati waktu luangnya.
Happy Retirement
Tidak ada komentar:
Posting Komentar