Tulisan ini sekedar intermezo saja, walaupun dalam kenyataannya saya
mempunyai sifat seperti itu. Yeah, saya memang tidak suka menunggu.
Bukan apa-apa, karena semua tahu menunggu itu sangat membosankan.
Apalagi kalau tidak ada yang dikerjakan. Wah, benar-benar suatu
pekerjaan yang tidak saya sukai. Maaf yaa, memang begitu yang saya
lakukan, karena saya sangat menghargai waktu. Dan bagi saya waktu adalah
sangat berharga, bahkan melebihi uang. Yes, Time is so precious,
makanya jangan main-main waktu dengan saya. Saya akan membatalkan
pertemuan itu atau saya lebih baik pulang. Bagi saya itu jauh lebih
baik, karena saya juga mempunyai banyak pekerjaan di rumah.
Untuk itu, saya selalu berusaha datang on time, tapi kadang karena macet
di jalan atau saya tidak tahu jalan yang akhirnya nyasar, membuat saya
datangnya agak melenceng. Tapi saya selalu memberi kabar kalau terjadi
apa-apa dengan kondisi di jalanan. Biar mereka pun tahu kalau saya
datangnya terlambat. Kasihan menyuruh orang menunggu yang tidak pasti.
Sementara mereka bisa melakukan pekerjaan lain yang lebih berguna. Jadi
saling menguntungkan sesama, tidak seenaknya sendiri datang telat tidak
kasih kabar.
Sebaliknya untuk masalah nyasar, sampai sekarang masih menjadi kebiasaan
saya, karena saya belum banyak menguasai daerah. Jadi saya kemana-mana
pasti bawa nomer telpon panitia yang mengundang atau kawan yang
sama-sama berencana pergi. Kalau saya nyasar atau salah jalan, saya bisa
langsung kontak teman tersebut. Itu sebagai modal saya dalam setiap
blusukan atau menghadiri berbagai kegiatan.
Tetapi kalau saya sudah berusaha datang on time, ternyata masih harus
menunggu. Waduh, saya terpaksa meninggalkan tempat tersebut atau
membatalkan pertemuannya. Apalagi kalau tidak ada kabar sama sekali.
Setelah 2 jam baru memberi kabar lagi mau datang. Pertemuan itu langsung
saya batalkan, karena saya merasa sudah menunggunya. Ternyata tidak ada
kabar apapun yang menyatakan datang atau tidaknya. Maaf yaa, saya
bukannya sombong, tapi tolonglah kita sama-sama belajar untuk menghargai
waktu.
Beberapa kegiatan yang akhirnya saya pulang karena saya harus menunggu. Pertama, acara peringatan Kartini Next Generation Award 2013 yang diadakan oleh Kementrian Kominfo dan Kementrian PPPA dengan topik Inspiring Women in ICT.
Acara ini dihadiri oleh Menkominfo Tifatul Sembiring dan Menteri PPPA
Linda Gumelar, pada tanggal 22 April 2013 di Hotel Bidakara. Dalam acara
tersebut sesuai dengan jadwal, acara dimulai jam 3.00 pm - 8:30 pm.
Saya pun berusaha datang sekitar jam 3, walaupun saya sempat juga nyasar
karena salah turunnya bus. Jadi saya harus muter lagi. Sampai di tempat
boleh dikatakan masih sepi karena baru beberapa orang saja yang hadir.
Saya kemudian mencari tetap duduk bergabung dengan mereka yang sudah
lebih dahulu datang. Acara yang rencananya dimulai jam 3.00 mundur dan
baru dimulai sekitar jam 4 lebih. Praktis semua acara jadi berubah
semua.
Akhirnya, acara puncak penganugerahan Kartini Next Generation Award pun
jadi mundur melebihi dari acara yang terjadwal. Saya yang sudah janjian
sama anak, mau pulang jam 8:30 pm, mau tidak mau saya harus pulang.
Sementara dua Menteri yang membidangi acara tersebut baru saja datang.
Hmmm, saya memilih memenuhi janji dengan anak saya daripada saya harus
menunggu dua pejabat tersebut naik ke mimbar. Karena itulah yang
tertulis dalam agenda. Ternyata hampir semua peserta yang duduk di meja
saya pulang. Mereka adalah 3 peserta dari RRI, saya sendiri dan 1 lagi
anggota PKK dari Wilayah Jakarta Timur. Saya tidak tahu sampai jam
berapa acara Kartini Next Generation Award itu selesai. Bagi saya
menepati janji jauh lebih penting, apalagi saya masih memerlukan waktu
untuk perjalanan pulang.
Kedua, itu juga yang saya lakukan ketika saya bekerja.
Saya suka bekerja pagi, karena setelah itu saya bisa bebas bergerak mau
kemana saja. Tapi tidak berarti traffic pagi sepi, sama saja. Jakarta
memang selalu ramai, kecuali kalau saya mau berangkat kurang dari jam 6
pagi. Saya berangkat jam 6 saja sudah tidak dapat tempat duduk.
Untungnya lalu lintas relatif lancar kalau pagi.
Kalau saya sudah berusaha sampai di kampus on time, tapi saya masih
harus menunggu mahasiswa datang. Waduh, kalau sampai 30 menit mereka
tidak datang dengan berbagai alasan, lebih baik saya tinggal. Bagi saya
sudah keterlaluan. Kalau dosennya saja sudah berusaha datang lebih awal
dengan segala kesibukan yang ada, masih harus menunggu mahasiswanya.
Lebih baik saya kosongkan kelas hari itu, karena mereka tidak menghargai
waktu. Saya kemudian tanda tangan untuk mengisi kehadiran, habis itu
saya pulang. Bagi saya hal itu penting sebagai pembelajaran, agar kita
jangan menyia-nyiakan waktu.
Ketiga, kasus lainnya lagi dan ini baru saja terjadi adalah undangan Indonesian Youth Conference yang
diadakan tanggal 6 Juli 2013 di Wisma Nusantara. Saya sudah berangkat
jam 7:30 dengan berharap dapat mengambil tiket pagi dan mengikuti
acaranya. Konon acara itu diadakan sampai jam 10:00 malam. Hmmm, suatu
acara conference yag cukup panjang sebenarnya. Bagi saya tidak apalah
saya datang pagi, jadi bisa ada banyak acara yang saya ikuti. Nanti jam 1
siang saya sudah bisa pulang, kalau tidak ada acara yang menarik lagi.
Eh ternyata setelah sampai di tempat dan saya sudah mengambil tiketnya,
acara yang boleh saya ikuti baru dimulai jam 10:45 am. Sementara saya
sudah sampai di tempat sebelum jam 9. Praktis saya harus menunggu acara
hampir 2 jam sendiri.
Saya mencoba masuk ke acara conference yang lain tidak boleh, karena
memang jatah dari undangan kami hanya untuk acara media dan politik.
Waduh saya harus menunggu untuk suatu conferene hampir 2 jam. Saya
mencoba lihat beberapa stand yang ada kurang menarik, akhirnya saya
pulang ke rumah. Perjalanan yang panjang dari rumah lebih dari 1 jam,
tetapi sampai di tempat saya masih harus menunggu lagi. Terima kasih
deh, saya lebih baik pulang dan istirahat di rumah. Saya bisa makan
kenyang dan mengerjakan banyak hal, daripada saya menunggu yang tidak
tahu apa manfaat yang akan didapat.
Maka pulanglah saya ke rumah. Kompasianer, Choirul Huda kirim sms dan
menelpon kalau acara mau dimulai. Saya bilang, saya sudah sampai di
rumah sekarang, karena saya tidak mau menunggu acara yang begitu lama.
Masih mending kalau bisa mengikuti acara yang lain, kalau cuma bengong.
Saya memang tidak bisa.
Itulah yang saya lakukan. Alhamdulillah, sampai sekarang saya masih bisa
memelihara waktu dengan menepati janji. Seandainya saya tidak bisa,
maka sms lah yang akan mewakili saya karena ketidakbisaan itu. Saya
berusaha memberi kabar apapun yang terjadi, seandainya saya tidak bisa
datang tepat waktu. Sayangnya banyak orang cuma pinter janji, tapi tidak
mau memberi kabar kalau tidak bisa menepatinya. Kalau saya, jangan
biarkan orang lain menunggu tanpa ada kabar berita sedikit pun. Lebih
baik bebaskan mereka untuk mengerjakan banyak hal kalau kita tidak bisa
menepatinya. Biar sama-sama enaknya dan kita saling menghargai waktu
seoptimal mungkin. STOP budayakan jam karet dan mari kita mulai menghargai waktu yang kita miliki.
Bagaimana menurut Anda? Sekedar sharing pengalaman bagaimana saya
berusaha menghargai waktu dan yang jelas saya tidak suka menunggu.
Silakan juga dishare pengalaman kalian dan bagaimana mengatasi persoalan
waktu ini.
Terima kasih
Salam Semangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar