Home Sweet Home (doc: librarything.com)
Itulah yang saya rasakan, setiap saya bepergian atau meninggalkan rumah,
terus saya pulang ke rumah rasanya benar-benar plong. Badan yang tadinya capek
banget diluar, terasa segera minta diobati atau diistirahatkan. Walaupun di
rumah nantinya hanya sekedar duduk-duduk santai atau merebahkan badan barang
sejenak. Tapi rasanya nikmat sekali. Apalagi kalau diimbangi dengan meminum
seteguk air putih atau makan cemilan. Duh nikmatnya, semua kecapekan yang
terasa segera pergi.
Makanya tidak salah kalau rumah adalah segalanya. Tempat pemiliknya
mengembalikan dan membangun energi kembali yang seakan habis dipakai seharian.
Disamping itu rumah juga dipakai untuk berteduh dan berlindung dari binatang
buas, angin ribut dan berbagai bahaya dari diluar. Diatas semuanya itu, rumah
juga bisa dipakai untuk berkarya, menghasilkan uang serta tempat pendidikan
pertama bagi anak-anak nya.
Makanya pantas, banyak orang yang begitu terikat dengan rumah sampai-sampai
tidak bisa dilepaskan. Rasanya rumah begitu berartinya. Tapi bagi orang lain,
rumah mungkin sekedarnya saja. Yeah sekedar untuk ditempati ketika mereka
hidup. Kalau sudah merasa uzur, kenapa tidak dialihkan kemanfaatannya menjadi
yang lebih berguna? Alias rumah itu didonasikan atau diwakafkan untuk
kemanfaatan yang lebih tinggi.