Minggu, 27 April 2014

Taman Mini “Indonesia Indah” Sebagai Wahana Perekat Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Mewujudkan "Satoe" Indonesia yang Berbhinneka Tunggal Ika



Ilustrasi TMII (doc: tamanmini.com)

Sebenarnya kunjungan saya ke Taman Mini "Indonesia Indah" (TMII) bukan untuk yang pertama kalinya. Namun saya masih merasa asing, karena dua kali kunjungan saya ke TMII sebelumnya seperti lewat saja. Saya benar-benar tidak menikmati keberadaan saya di TMII. 

Pertama, saat anak saya Wisuda dari sekolah SMP Islam Soedirman pada tahun 2012. Praktis saya tidak ada waktu untuk pergi kemana-mana, karena acaranya sudah begitu padat. Jadi selesai acara wisuda, kami langsung pulang. Kedua, saat kami ramai-ramai bersama rombongan mengadakan kunjungan ke Museum Asmat sekitar 1 tahun yang lalu (tahun 2013) yang disponsori oleh Indosat. Tapi saat itu, ibu saya sedang diopname di Rumah Sakit, maka saya pun tidak merasa nyaman dalam refreshingnya. Akhirnya saya minta ijin untuk pulang lebih dahulu, karena mau menjenguk ibu saya yang sedang sakit. Sayangnya tidak lama kemudian ibu saya meninggal dunia. Pantes saja bathin saya tidak merasa nyaman dan tidak begitu menikmati acaranya.

Jadi saya kadang malu kenapa saya jarang berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah. Padahal jarak dari rumah saya tidak begitu jauh, walaupun saya tetap harus menggunakan transportasi umum. Tapi relatif dekatlah karena saya hanya perlu naik 1x untuk sampai ke Taman Mini. Memang Pintu Gerbang yang dipakai, bukan pintu gerbang utamanya. Tapi sebenarnya tidak ada masalah, karena toh semuanya bisa sampai pada tempat yang dituju.

Baliho Dirgahayu TMII di dekat Pintu Gerbang 2 (doc: pribadi)

Pekan Ulang Tahun TMII ke - 39 (doc: tamanmini.com)

Beruntunglah, akhirnya saya bisa mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah pada hari Kamis yang lalu. Tepatnya pada tanggal 24 April 2014. Saya datang bersama teman, bahkan dia mengajak temannya lagi. Jadi kami bertiga menyempatkan setengah hari refreshing di Taman Mini.  Sore harinya, teman saya ada acara di Grand Indonesia. Maka kami berada disana sekitar 4 jam dan pulang sekitar pukul 13:30 siang.

Karena saya menggunakan transportasi umum, yaitu angkot S15A, maka pintu gerbang yang terdekat adalah adalah Pintu Gerbang 2. Habis itu saya tinggal jalan beberapa langkah sudah sampai ke Taman Mini. Sayangnya teman saya yang tinggal di Jakarta Pusat terjebak kemacetan di jalan, akhirnya waktu yang kami janjikan sedikit molor. Sementara teman yang tinggal di Cibubur sudah duluan sampai, tapi dia masuk melalui Pintu Gerbang 1. 

Museum Penerangan (doc: pribadi)

Salah satu bagian di Museum Penerangan (Media Center, doc: pribadi)

Akhirnya kami pun berpisah, saya masuk lewat Pintu Gerbang 2 dan  teman saya masuk lewat Pintu Gerbang 1. Wah benar-benar seperti main petak umpet diantara kami. Pada awalnya kami tidak mempersoalkan dari mana kami masuk. Pokoknya nanti kami bisa ketemu di tengah, kira-kira di Sasana Kriya untuk kemudian kami naik kereta gantung, begitu hasil percakapan kami lewat telpon. Saya pun mengiyakan, walaupun sebenarnya saya sendiri tidak tahu dimana Sasana Kriya itu. 

Saya kemudian beranjak pelan-pelan dari Pintu Gerbang 2, terus menelusuri jalan. Saya sempatkan juga untuk mampir di masing-masing wahana atau anjungan. Karena selama ini saya belum pernah masuk ke Museum Penerangan, maka ada sedikit rasa penasaran dalam pikiran saya. Apa yaa yang ada didalam Museum ini? Maka kaki saya pun melangkah, karena saya memang mau belajar untuk mengenal budaya Indonesia. Lucu yaa?, orang Indonesia mau mengenal budayanya sendiri. Itulah yang terjadi pada diri saya ketika berkunjung ke TMII untuk yang ketiga kalinya. 

Anjungan Sumatera Barat (doc: pribadi)

Salah satu restricted area di Anjungan Sumatera Barat (doc: pribadi)

Jadi saya benar-benar asing dengan kekayaan budaya yang ada di negerinya sendiri, Untungnya saya sudah banyak bergaul dengan teman-teman dari berbagai daerah, walaupun hanya sekedar persahabatan dengan sesama anak bangsa. Tapi saya tidak mengenal lebih mendalam bagaimana budaya, adat istiadat, kuliner dan segudang kekayaan yang ada didalam masing-masing daerah atau propinsi. Dalam hati saya berharap semoga ada banyak pelajaran yang bisa saya peroleh dalam kunjungan saya yang ketiga ini. Terutama untuk membuka pikiran saya menjadi lebih mencintai negerinya sendiri. Maklum karena kesibukan sering membuat saya jadi lupa.

Memang pengetahuan yang saya peroleh sangat terbatas, karena hanya melihat dari luarnya atau yang sudah jadi. Makanya saya sebenarnya malu kalau ditanya tentang budaya, adat-istiadat maupun kuliner Indonesia. Bukan karena saya tidak paham tentang budaya Indonesia yang begitu beragam, tapi sejujurnya saya belum pernah melihatnya dan tidak pernah merasakan sendiri secara langsung. Karena kehidupan saya selama ini baru di sekitar Yogja, Kebumen (Jawa Tengah) dan Jakarta saja. Jadi itulah kota yang bolak-balik saya kunjungi selama bertahun-tahun, bahkan hingga sekarang. Maka pantaslah ungkapan tak kenal maka tak sayang.

Sekilas Mengenal Taman Mini sebagai Wahana Rekreasi dan Edukasi
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur dengan area seluas kurang lebih 150 hektar atau 1,5 kilometer persegi dan  terletak pada koordinat 6 ° 18'6.8''LS, 106° 5'47.2''BT.

Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah. Gagasan ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no. 8 Jakarta pada tanggal 13 Maret 1970. Melalui miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh bangsa Indonesia. Maka dimulailah suatu proyek yang disebut Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita.TMII mulai dibangun tahun 1972. 

 
Baliho untuk Anjungan Sumatera Utara (doc: pribadi)

Salah satu halaman dari Anjungan Sumatera Utara (doc: pribadi)

Berkat kegotong-royongan semua potensi nasional: masyarakat di sekitar lokasi, pemerintah usat dan daerah, swasta, dan berbagai unsur masyarakat lainnya, dalam kurun waktu tiga tahun pembangunan TMII tahap pertama dinyatakan selesai. Maka pada tanggai 20 April 1975 di bawah terik matahari langit kota Jakarta, Taman Mini "Indonesia Indah" diresmikan pembukaannya oleh Presiden Soeharto. Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia sampai pemanfaatan teknologi modern diperagakan di areal seluas 150 hektar. Indonesia memang mempunyai  kepulauan sangat luas, kekayaan sumber daya alam dan hayati yang berlimpah serta lebih dari 17.000 pulau, 500 suku bangsa dan keragaman budaya. 

Karena di Indonesia, hampir setiap suku bangsa memiliki bentuk dan corak bangunan yang berbeda,   bahkan tidak jarang satu suku bangsa memiliki lebih dari satu jenis bangunan tradisional. Maka bangunan atau arsitektur tradisional yang mereka buat selalu dilatarbetakangi oleh kondisi lingkungan dan kebudayaan yang dimiliki. Di TMII, gambaran tersebut diwujudkan melalui Anjungan Daerah berarsiteltur tradisional, serta menampilkan aneka busana, tarian dan tradisi daerah, yang mewakili suku-suku bangsa yang berada di 33 Provinsi Indonesia. . Disamping itu, di tengah-tengah TMII terdapat sebuah danau yang menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia ditengahnya, secara tematik dibagi atas enam zona; Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Tiap anjungan menampilkan bangunan khas setempat. Ada juga kereta gantung,  museum, dan Teater IMAX Keong Mas dan Teater Tanah Airku, serta berbagai sarana rekreasi ini menjadikan TMII sebagai salah satu kawasan wisata terkemuka di ibu kota. Itulah sebabnya TMII ini merupakan rangkuman kebudayaan bangsa Indonesia.

Rumoh Cut Meutia di Anjungan Nanggroe Aceh Darussalam (doc: pribadi)

Anjungan Nanggroe Aceh Darussalam (doc: pribadi)

TMII juga memiliki logo yang pada intinya terdiri atas huruf TMII, Singkatan dari "Taman Mini Indonesia Indah". Sedangkan maskotnya berupa tokoh wayang Hanoman yang dinamakan NITRA (Anjani Putra). Maskot Taman Mini "Indonesia Indah" ini diresmikan penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto, bertepatan dengan dwi windu usia TMII, pada tahun 1991.

Logo Taman Mini Indonesia Indah (doc.tamanmini.com)

Bagi saya Ibu Tien Soeharto sungguh berjasa karena telah mewujudkan gagasan pembangunan Miniatur Indonesia. Tujuannya adalah karena adanya keinginan untuk membuat TMII ini tempat rekreasi yang mampu menggambarkan kebesaran dan keindahan Indonesia dalam bentuknya yang mini. Semua itu untuk membangkitkan kebanggaan dan rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air, serta untuk memperkenalkan Indonesia kepada bangsa-bangsa lain di dunia yang diwujudkan dalam bentuk pembangunan miniature “Indonesia Indah.” Ini tidak lain karena pada hakekatnya pembangunan adalah pembangunan manusia untuk kepentingan manusia. Sebab itu di samping pembangunan ekonomi, kita pun perlu terus membangun segi lain dari kehidupan kita yaitu : Politik, Sosial, Budaya, Pendidikan, Mental, dan sebagainya".

Bus Keliling Taman Mini yang dikenal dengan Mobil Wisata Nusantara (doc: pribadi)

Kami akhirnya bertemu di Anjungan Nanggroe Aceh Darussalam 
dan  duduk di dekat danau (doc: mbak Astri)

 
Kami berkumpul di dekat danau untuk istirahat (doc: mbak Astri)

Jangan khawatir bagi pengunjungi yang ingin mengelilingi seluruh area taman ini, TMII juga menyediakan sarana dan prasarana seperti bus keliling untuk  mereka yang membutuhkannya. Hal ini sangat membantu apabila kita membawa balita atau manula, maka tidak akan mengalami kesulitan karena jauhnya jarak yang harus ditempuh. 

Namun karena saya tertarik untuk mengetahui lebih jauh apa yang ada di TMII, maka saya bergerak dari Gerbang Pintu 2 terus berjalan ke Museum Penerangan dan mengunjungi ke berbagai anjungan. Saya mengunjungi semua anjungan mulai dari anjungan yang berada di Pulau Sumatera, Kalimantan dan hanya sekilas untuk anjungan di Maluku. Saya juga mengunjungi pameran Flora dan Fauna serta Istana Anak-anak. Memang mengelilingi TMII dengan berjalan kaki untuk luas area yang mencapai lebih kurang 150 hectare atau sekitar 1,5 kilometer persegi, bukan perkara gampang. Tapi Alhamdulillah, saya sudah berhasil mengunjungi sebagian dari anjungan yang ada.

Dari semua hal diatas, sayangnya sampai sekarang kita belum mempunyai UU tentang Kebudayaan. Hal ini karena proses pengajuan UU Kebudayaan nya masih mandeg di Badan Legislasi Daerah. Padahal seharusnya kebudayaan itu  menjadi prioritas karena kebudayaan Indonesia merupakan warisan yang tak dimiliki negara lain, namun mengapa justru pemerintah kurang memperhatikannya. Maka tidak salah kalau Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta sudah  meminta agar Pemerintah lebih memprioritaskan dan segera mensahkan UU Kebudayaan ini.

Anjungan Kalimantan (doc: pribadi)
 
Anjungan Kalimantan Selatan (doc: pribadi)

Anjungan Kalimantan Barat (doc: pribadi)

 Anjungan Maluku (doc: pribadi)

Anjungan Maluku (doc: pribadi)

TMII sebagai Wahana Perekat Persatuan & Kesatuan Bangsa serta Pusat Keberagaman Budaya Indonesia 
                   
Dengan berjalannya waktu, TMII terus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman yang terus berubah. Kemajuan teknologi yang mengikutinya tidak membuat TMII dapat dengan mudah dilupakan begitu saja. Tumbuh suburnya berbagai tempat-tempat wisata tidak menjadikan namanya tenggelam atau mati dimakan usia. TMII justru memberikan kotribusi-kontribusinya untuk Indonesia.  Karena eksistensinya inilah menjadikan TMII sebagai lembaga konservasi dan  lembaga pelestari budaya Indonesia. 

Kini 39 tahun sudah TMII bersama kita, dan selama rentang waktu tersebut telah banyak yang  dilakukan. Program-program TMII juga dirasakan telah memberikan andil yang cukup berarti bagi Indonesia, terutama dalam melaksanakan misi pelestarian dan pengembangan budaya Nusantara. Ada 18 unit museum dan 33 anjungan dari 33 Propinsi yang ada di TMII sudah di kukuhkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tahun 2013 sebagai kawasan keberagaman museum dan sebagai sumber inspirasi peradaban bangsa.  Nantinya akan ditambah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Demikian juga adanya lembaga konservasi Satwa dan Flora yang telah di kukuhkan oleh Kementerian Kehutanan  tahun 2010. TMII juga mempunyai taman burung dengan lebih dari 174 jenis burung dan lebih dari 2.317 jumlah burung. 

 Salah Satu Stand di Pameran dan Expo Flora Fauna Nusantara (doc: pribadi)

 Musang Pandan di Pameran dan Expo Flora Fauna Nusantara (doc: pribadi)

  Salah Satu Stand di Pameran dan Expo Flora Fauna Nusantara (doc: pribadi)

 Salah Satu Stand di Pameran dan Expo Flora Fauna Nusantara (doc: pribadi)

Proses pembuatan madu (doc: pribadi)

Ada pula Dunia Air Tawar yang mempunyai  lebih dari 180 jenis ikan dan lebih dari 60.000 ekor, Taman Bunga Keong Emas, Taman KTT Non Blok, Taman Melati, Taman Kaktus, Taman Apotik Hidup, dan Taman Reptilian. Serta TMII  mempuyai wahana permainan  anak, seperti  Istana Anak-anak, Pusat peragaan IPTEK, sarana rekreasi seperti SnowBay, Aeromovel Indonesia, Kereta Gantung, Kereta Mini , Teater Imax Keong Mas, Teater Tanah Airku, Teater 4 dimensi.

Maka tak heran apabila Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemendikbud) tidak pernah absen mengajukan TMII sebagai nomisasi dalam kategori "The Best Practice" ke UNESCO dalam menciptakan ruang budaya untuk perlindungan, pengembangan, dan pelestarian. Semoga nominasi warisan dunia tak benda TMII dapat diperoleh di bulan November 2014 nanti Hal ini sebagai bentuk upaya pemerintah dalam memperkenalkan TMII secara luas ke dunia Internasional.

Oleh karena itu TMII  sangat baik untuk wisata pelajar dalam menggali sisi budaya bangsa Indonesia dan untuk membangun jati diri bangsa Indonesia. Jadi pantaslah TMII merupakan Khasanah Budaya bangsa Indonesia, yaitu sebagai wahana untuk memperkenalkan kepada masyarakat, agar dapat memahami betapa luhurnya kebudayaan bangsa Indonesia ini.

Sekilas Mengenai Perayaan HUT ke – 39

Menurut Direktur operasional TMII Ade F Meyliala, maksud diadakannya peringatan Hari Ulang Tahun TMII ke-39 ini adalah sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berdirinya TMII sebagai pusat keberagaman budaya Indonesia. Selain itu untuk memperkuat pemahaman seluruh potensi yang terwadahi di TMII sebagai wahana pelestari, menjaga, pemelihara dan pengembangan budaya bangsa.

Sedangkan tujuan perayaan HUT TMII menurut Manager Informasi TMII Suryandoro adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan peran serta TMII sebagai wahana pelestarian keanekaragaman budaya Indonesia dalam upaya mendukung dan mempererat rasa persatuan maupun kesatuan. Untuk tema yang diusung dalam HUT TMII ke-39 adalah  sebagai wahana pelestari Budaya Nusantara perekat kesatuan bangsa Indonesia. Tema ini bermakna bahwa TMII sebagai wahana yang memperkenalkan khasanah budaya bangsa Indonesia kepada masyarakat, agar dapat memahami nilai luhur kebudayaan bangsa.

Berbagai acara memang telah dilakukan dalam rangka memperingati HUT TMII. Diantaranya adalah Pembukaan HUT ke-39 Taman Mini "Indonesia Indah" yang ditandai dengan pemukulan TIFA oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI yang didampingi Direktur Utama TMII, yang bertempat di Teater Bhinneka Tunggal Ika. Kemudian dilanjutkan dengan peninjauan EXPO Karya Kreatif Nusantara sebagai ajang promosi dan bursa produk karya cipta unggulan dari berbagai daerah. Kegiatan EXPO ini terbuka untuk masyarakat yang ingin melihat Pesona Karya Indonesia dalam SATOE Indonesia. Akhirnya acara pembukaan ini juga diisi dengan menampilkan pagelaran “Gitya Natya Nusantara” persembahan Ddari uta Seni Daerah.

 Tempat acara pembukaan pekan HUT TMII (doc: pribadi)

 
                                         Ucapan Selamat dari berbagai sponsor (doc: pribadi)

Sedangkan Puncak acara HUT ke – 39 TMII diberi tema Negeriku “SATOE” Indonesia, yang berintikan tentang lahirnya semboyan BHINNEKA TUNGGAL IKA yang dikenangkan dalam gelar drama "SOTASOMA" dan pentas Akbar Untaian Karya Cipta Seni Nusantara, bertempat di Teater Bhinneka Tunggal Ika, pada tanggal 20 April 2014. Kemudian puncak acara diakhiri dengan Pesta Kembang api, sebagai wujud kemeriahan HUT TMII. 

Untuk acara penutupan HUT ke-39 TMII diadakan pawai Budaya Nusantara dan Gelar Tari Kolosal di Tugu Api Pancasila, pada tanggal 27 April 2014 kemarin. TMII juga mempersembahkan gelar Angklung masal, tari kolosal kembang pesisiran (Banyuwangi – Jawa Timur), serta Kirab Budaya. Juga persembahan lagu Angin Mamiri dari Sulawesi Selatan, lagu Sajojo dan Apuse dari Papua. Dan sebagai penutup pekan perayaan  HUT ke-39 TMII, ditandai dengan pemukulan gong oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI didampingi Direksi TMII.

Semua rangkaian acara ini bisa dinikmati oleh masyarakat yang berkunjung untuk lebih mengenal Indonesia yang kaya akan tradisi. Itulah sebabnya penetapan Taman Mini ‘Indonesia Indah” sebagai WAHANA PEREKAT PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA merupakan suatu hal yang sangat mengena. Saya yang dulunya tidak tahu banyak dengan berbagai macam budaya daerah, bisa langsung mengenalnya hanya dengan berkunjung ke Taman Mini.

Istana Anak-anak Indonesia (doc: pribadi)

Sebelum meninggalkan TMII dengan menggunakan taxi, kami mampir sebentar untuk mengambil foto berikut. Kata teman saya, ini adalah landmark dari Taman Mini Indonesia Indah. Sementara saya sendiri tidak tahu kalau Menara itu adalah sebagai landmark nya. Ups! maaf, saya ternyata kurang up to date info mengenai TMII ini.

   Ambil foto terakhir sebelum pulang di Tugu Api Pancasila (doc: pribadi)

Akhirnya semoga keberadaan Taman Mini Indonesia Indah bisa dijadikan tuan rumah di negeri sendiri sebagai wahana rekreasi dalam rangka Mewujudkan Taman Mini Sebagai Ikon Wisata Edukasi. Lebih lebih TMII merupakan Khasanah Budaya bangsa Indonesia.

2 komentar:

  1. Akhirnya muncul di sini yang sedang kehausan. he,, he,, he,,,
    Sukses lombanya ya bu.

    Salam

    BalasHapus
  2. Iya, lagi latihan nulis nih biar nggak kaku. Kapan ke Panti Rehab nya nih? Aku bisanya setelah hari Selasa sih, karena Senin - Selasa ikutan acara di Shangri La

    BalasHapus