Senin, 28 April 2014

Perlunya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini


ilustrasi (doc: fanspage BNN)


Tulisan ini terinspirasi dari brosur yang saya peroleh dari Perpusatakaan Badan Narkotika Nasional (BNN) beberapa minggu yang lalu. Sebagai orang yang sedang belajar dan mendalami tentang Narkoba, informasi ini terasa sangat bermanfaat. Apalagi saya sebagai seorang ibu rumah tangga yang sehari-harinya bergaul dan berkutat dengan anak, maka keluarga atau rumah tangga merupakan suatu kelompok lingkungan saya yang terkecil. Maka tidak ada cara lain kecuali saya juga harus membekali diri dengan ilmu tentang narkoba ini. Istilah kerennya dengan Parenting Skills, walaupun mungkin baru pada tingkat yang sangat sederhana, yaitu berupa pencegahan.

Tentunya saya tidak mau kecolongan untuk hal-hal yang tidak baik. Apalagi narkoba kalau disalahgunakan bisa  merusak kesehatan terutama otak dan mentalnya. Sehingga diharapkan saya pun bisa mengambil hikmah dan mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Bukankah pencegahan terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran  Narkoba harus dimulai dari keluarga? Dan tentunya sebagai seorang ibu diharapkan bisa memberikan peran yang sangat penting dalam program P4GN ini.
Oleh karena itu, saya pun ingin berbagi apa yang saya peroleh. Semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi yang lain juga, sebagai upaya pencegahan terhadap keluarga masing-masing. Bayangkan kalau ada beberapa keluarga yang mau melakukan pencegahan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba ini? Belum lagi kalau jumlahnya semakin banyak, tentu kita sebagai bangsa dan Negara Indonesia akan terhindar dari hilangnya satu generasi. Inilah sebenarnya yang ditakuti oleh banyak kalangan, termasuk para orang tua yang semakin resah dengan maraknya Narkoba beredar di kalangan masyarat. Hmmm, ujung-ujungnya, kita semua akan membantu misi dari BNN untuk mewujudkan Indonesia yang Bebas Narkoba di tahun 2015.

Itulah salah satu manfaat penggunaan media social diantara manfaat yang lainnya. Tentunya usaha ini sangat sederhana, tapi saya yakin akan memberikan dampak yang sangat luar biasa untuk membangun generasi muda Indonesia yang sehat jasmani dan rokhani. Kita semua berharap, agar kita jangan sampai kita kecolongan, kalau memang bisa dicegah. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati? Karena biayanya yang pasti lebih murah atau bahkan gratis.

Tapi tidak berarti kalau ada salah satu dari anggota keluarganya ada yang terkena atau terjerat dengan narkoba, maka hal itu merupakan akhir dari segalanya. Tetap masih ada jalan dan usaha, walaupun harus berusaha sedikit lebih keras untuk memulihkannya. Hal ini disebabkan bagi mereka yang pernah mencoba atau bahkan terjerat dengan narkoba, kemungkinan untuk kembali menggunakan narkoba akan lebih besar. Karena narkoba itu menyerang otak pecandu, sehingga memaksa pecandu untuk terus menerus menggunakannya. Untuk itu lebih baik cepat-cepat saja melaporkan atau dilaporkan ke Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) agar segera bisa direhabilitasi daripada tertangkap tangan.

Untuk itu, pencegahan penyalahgunaan Narkoba tidak lain merupakan segala tindakan dan upaya untuk menghindari orang memulai penggunaan Narkoba. Caranya bisa dengan menjalankan cara hidup sehat atau mengubah kondisi lingkungan yang memungkinkan orang menggunakan Narkoba. Makanya pencegahan penyalahgunaan Narkoba dapat dimulai sejak dini. Konon dalam brosur tersebut menerangkan bahwa usaha pencegahan itu bisa dimulai ketika seorang bayi masih dalam kandungan ibu. Bagaimana sikap seorang ayah terhadap ibu atau sebaliknya  sikap ibu selama masa kehamilan akan menentukan fisik, psikis dan spiritual anak. 

Kemudian setelah anak lahir, orang tua perlu meningkatkan pemahamannya agar dapat mendidik dan memperlakukan anak-anak mereka dengan positif. Tentunya anak-anak didik sesuai dengan tingkat usianya. Karena mereka bukanlah miniature manusia, tetapi mereka adalah manusia seutuhnya yang memiliki kepribadian dan sikap yang berbeda antara satu dengan yang lain.

Berikut beberapa hal mengapa pendidikan keluarga kepada anak itu penting:
1.   Peningkatan kesehatan & budaya hidup sehat, baik fisik maupun mental berlandaskan keimanan & ketaqwaan
2.      Pendewasaan kepribadian
3.      Peningkatan kemampuan untuk mengatasi masalah
4.      Peningkatan harga diri & percaya diri
5.      Peningkatan hubungan intrapersonal & interpersonal serta kemampuan social
6.   Memperkuat sektor-sektor lingkungan, misalnya: keluarga, sekolah, masyarakat yang mendukung peningkatan kesehatan & pengembangan kepribadian generasi muda
Semua itu perlu kita lakukan agar anak-anak kita sehat dan mempunyai budaya hidup sehat (healthy life styles), mempunyai keimanan dan kepribadian yang kuat, sehingga mampu dalam menghadapi berbagai masalah. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah mempunyai harga diri dan percaya diri, agar anak kita bisa berdiri tegak dan sejajar dengan kawan-kawannya serta tidak merasa minder.

Disisi lain, kita pun perlu sekali-kali memberikan  informasi tentang narkoba kepada anak kita. Namun cara yang ditempuh perlu dan harus hati-hati, agar anak kita tidak merasa diceramahi. Sekedar saran yang mungkin bisa dipakai adalah:
1.       
J    Jangan  memberi ceramah
Hal ini menyebabkan anak menjauh & tidak akan mempedulilan informasi yang kita sampaikan.

2.      Jangan menggunakan metode yang bersifat menggurui
Anak-anak atau remaja pada umumnya tidak suka jika menerima informasi yang bersifat menggurui. Tapi sampaikanlah informasi kepada anak kita pada waktu atau saat yang disenanginya, seperti ketika menonton TV atau sedang makan bersama.

3.      Gunakan gambar-gambar contoh untuk menjelaskan berbagai jenis Narkoba kalau ada
a.  Dengan demikian mereka akan langsung mengenalinya, jika pada suatu saat ditawari oleh temannya atau orang yang tidak dikenal.

b.   Jelaskan juga bahwa penyalahgunaan Narkoba akan membawa dampak yang tidak menyenangkan dan membahayakan kondisi kesehatan, bahkan dapat mengancam keselamatan jiwanya.

c.       Jelaskan juga pada anak kita untuk selalu berhati-hati terhadap setiap pemberian dari orang yang tidak dikenal, terutama jika berbentuk makanan atau minuman, karena ada kemungkinan Narkoba dicampurkan ke makanan dan minuman tersebut.

4.   Jelaskan bahwa jika seorang memakai Narkoba untuk menghindari persoalan, menghilangkan rasa sakit atau stress, maka pengaruh itu hanya bersifat sementara
Bisa juga kita memberikan informasi mengenai narkoba kepada anak-anak kita sesuai dengan kearifan budaya local yang dimiliki setempat. Karena mungkin masing-masing daerah mempunyai istilah sendiri-sendiri dalam mentransfer nilai suatu budaya. 

Untuk orang Jawa ada kearifan perilaku yang terkenal dan bisa diterapkan untuk hal ini, yaitu Ajian Mo Li Mo (Mohlimo) yang terdiri moh main (tidak berjudi), moh ngombe (tidak minum minuman keras yang memabukkan), moh madat (tidak menggunakan narkoba); moh madon (tidak main perempuan/selingkuh), moh maling (tidak mencuri).

Saya rasa untuk urut-urutan Ajian tersebut tidak harus urut. Saya justru mendengar pertama kali Ajian Molimo ini bukan dari orang tua saya, melainkan dari Guru Bahasa Jawa. Kebetulan waktu itu saya masih duduk di bangku SMA, itu terakhir saya masih belajar bahasa Jawa. Sekarang ini cara saya mengajarkan ke anak saya dengan cara menstransfer nilai tersebut dengan bahasa yang dia pahami, karena dia tidak bisa bahasa Jawa. Ups! Maaf, jadi saya mengambil nilai-nilai kearifan lokalnya yang saya pakai agar anak saya mengerti. Bagi saya itu jauh lebih bagus, karena dia menjadi paham apa yang perlu dijauhi. 

Sekedar berbagi, semoga bermanfaat. Bagaimana dengan Anda? Apakah metode atau cara yang dipakai untuk menjelaskan perilaku terlarang kepada anak-anak kita?   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar