Senin, 07 April 2014

Urgensi Matpel Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan matpel Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) di Sekolah

Build IT and They Will Come (mishakyv.blogspot.com)

Sebagai seorang ibu yang setiap harinya duduk di depan komputer untuk menulis di blog pribadi maupun di blog keroyokan Kompasiana, saya merasakan sekali manfaat yang saya peroleh dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Hal ini karena peran TIK telah membuat saya, bisa berselancar ke berbagai belahan dunia dan mengetahui berbagai berita hanya dalam hitungan menit atau detik. Saya mengakui bahwa kemajuan ini benar-benar luar biasa, sehingga dunia sekarang ini terasa begitu kecil.

Hanya dengan bantuan perangkat computer, laptop atau pun gadget yang sedikit canggih, kita bisa langsung berhubungan dengan dunia luar. Tanpa kita harus meninggalkan kenyamanan di rumah, anak-anak dan bahkan tanggung jawab kita dalam berkeluarga. Semua itu bisa dilakukan dengan nyaman dan tetap bisa berkomunikasi menembus batas-batas wilayah negara dengan menggunakan TIK ini.

Inilah yang orang sering menyebutnya dengan global village. Karena kita bisa saling berkomunikasi dengan kawan-kawan di seluruh dunia hanya dengan sentuhan jari atau mouse. Dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi membuat jarak yang begitu jauh menjadi tidak ada masalah, karena kita tetap bisa berhubungan satu sama lain.

Jadi dunia internet bagi saya bukan hal yang baru dan asing lagi. Bahkan saya boleh dikatakan tumbuh dan berkembang bersama internet, sehingga internet sudah menjadi bagian dari hidup saya.  Apalagi saya sudah mengenal internet sejak tahun 1991, karena saat itu saya sedang belajar di Amerika. Dengan bantuan TIK ini, akhirnya saya bisa berkenalan dengan hampir seluruh mahasiwa Indonesia di belahan dunia manapun.

Tapi internet belum menjadi bagian dari keluarga besar saya pada waktu itu. Bagi keluarga saya apa yang saya lakukan benar-benar lompatan teknologi yang luar biasa. Bayangkan, pada tahun 1991-1992, saya bisa kenal dengan teman-teman di berbagai negara adalah suatu hal di luar jangkauan orang tua saya. Semua itu saya lakukan dengan menggunakan internet. Bahkan saya juga sudah melanglang buana mengunjungi teman-teman di belahan dunia lain, hanya dengan bantuan internet pada awalnya.

Jadi bisa dibayangkan kalau saya tidak menguasai TIK, tentu saya merasa sangat terbelakang. Padahal orang lain atau negara lain sudah melakukan lompatan teknologi. Karena fasilitas yang tersedia baik di rumah maupun di sekolahnya.

Itulah sebabnya saya kemudian mengajari anak saya untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sejak kecil. Bagi saya kemajuan TIK tidak bisa dinafikan. Begitu juga dengan Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KPPI). Tinggal bagaimana kita bisa memanfaatkan untuk kemajuan atau malah sebaliknya. Semua itu tergantung kita, orang tua sebagai nakhodanya.

Sayangnya tidak semua orang tua melek terhadap teknologi informasi dan komunikasi serta perkembangan yang ada di sekitarnya. Akhirnya orang tua tidak bisa mengajarkan ke anak-anaknya, bagaimana memanfaatkan teknologi dengan baik. Dalam arti, banyak orang tua di sekitar kita yang masih gagap teknologi. Bukan karena mereka tidak mempunyai uang untuk membeli computer, laptop atau gadget yang canggih. Tapi mereka tidak bisa menggunakannya, selain untuk chatting, telpon atau sms an saja.

Padahal manfaat dari computer, laptop, notebook dan segudang nama gadget lainnya bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Tentunya apabila orang tua tahu bagaimana cara menggunakannya. Tapi kalau orang tua sendiri saja gagap teknologi, bagaimana mereka mau mengajarkan kepada anak-anaknya.

Kemana lagi anak-anak mau belajar tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi, Ketrampilan Komputer serta Pengelolaan Informasi? Belajar sendiri? Saya rasa anak-anak kita masih kesulitan dan belum siap untuk belajar mandiri. Sistem pendidikan kita yang tidak mengajarkan dan memberi kesempatan kepada murid-murid untuk bersifat mandiri. Apalagi belajar mandiri belum menjadi budaya di negara kita. Sementara ilmu-ilmu mengenai dunia perkomputeran, teknologi informasi dan komunikasi serta bagaimana mengelola informasi bukan ilmu yang mudah. Itu merupakan pelajaran yang membutuhkan skills atau ketrampilan. Jadi perlu sering diulang dan dipraktekkan agar anak-anak bisa mahir dalam menggunakannya.

Itulah urgensinya mata pelajaran TIK, Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi agar anak-anak bisa belajar dan tidak sesat di jalan. Bukankah kita mempunyai guru-guru yang terampil di sekolah dan bisa mengajarkannya? Paling tidak guru-guru bisa mendidik dan mengarahkan bagaimana cara terbaik untuk menggali berbagai informasi dan mengunduh pengetahuan.

Mereka (Guru-guru) adalah wakil dari orang tua dan kami percaya kepada mereka. Hal ini tidak lain karena minimnya pengetahuan yang dimiliki, ketiadaan waktu dan kesibukan orang tua, sehingga para orang tua tidak bisa memberikan yang terbaik kepada anak-anaknya. Jangan sampai anak-anak belajar sendiri, namun yang dibuka akhirnya situs-situs porno atau kurang bagus. Akhirnya anak-anak kita terjerat atau belajar yang belum waktunya.

Untuk itulah para orang tua, berharap anak-anak bisa memperoleh pengetahuan tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta Ketrampilan Komputer dan Pengeloaan Informasi (KPPI) dari sekolah untuk mendapatkan ilmunya. Ilmu ini penting untuk kelanjutan studi mereka nantinya, baik di SMA atau perguruan tinggi. Misalnya untuk membuat tugas-tugas yang harus dikumpulkan, papers, karya ilmiah maupun skripsi dan lain-lain.

Belum lagi dengan pemakaian beberapa program lainnya, seperti Words, Excel, PowerPoint, Pengenalan Blogging, Social Media, dan segudang aplikasi lainnya. Apabila pelajaran ini tidak diajarkan, akhirnya anak-anak kita terlambat perkembangannya. Sementara anak-anak dari negara lain sudah jauh lebih maju, Karena mereka memperoleh pelajaran teknologi informasi dan komunikasi yang sudah diajarkan ke murid-murid sejak mereka masih duduk di bangku SD atau SMP. Maka tidak heran kalau negara lain bisa melampaui kemampuan dari anak-anak di Indonesia.

Akhirnya sebelum mengakhiri tulisan ini, sekali lagi saya ingin menekankan bahwa anak-anak adalah masa depan. Kita sebagai orang tua tidak bisa mengatur atau mempengaruhinya, karena mereka mempunyai pikiran dan perasaan. Kita sebagai orang tua hanya sekedar mengarahkan dan memberi bekal yang terbaik buat anak kita. Apabila anak-anak mempunyai bekal yang cukup dan kuat, saya yakin apabila mereka mengalami berbagai tantangan dan rintangan, diharapkan mereka segera kembali ke jalan yang lurus.

Khusus untuk anak saya, saya akan selalu mendukung apa yang dia ingin lakukan selama kegiatan itu bermanfaat. Bahkan saya akan membuka peluang seluas-luasnya agar dia bisa lebih maju dari orang tuanya. Kini bukan saatnya lagi orang tua mengekang atau menghambat kemajuan seorang anak. Selama bekal agama dan pendidikan karakter sudah tertanam dalam diri dan jiwanya, insha Allah seorang anak akan bisa melangkah menghadapi masa depannya dengan mantap dan percaya diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar