Senin, 30 September 2013

GA Khayalanku: Siapa Takut Bermimpi?

I'm a big dreamer (Doc: zazzle.com)
Aku mungkin salah satu dari sekian banyak orang yang suka bermimpi. Bahkan mungkin pikiranku terlalu liar, sehingga sering mengembara kemana-mana. Sampai terkadang aku bingung sendiri, karena badan dan kemampuanku masih jauh tertinggal. Apa yang aku inginkan jauh melebihi apa yang ada padaku saat ini.

Dulu sewaktu Bapakku masih hidup, aku sering menceritakan keinginanku padanya. Karena dialah penyokong dari mimpi-mimpiku, jadi agak sedikit ringan. Paling tidak aku bisa bercerita apa yang aku inginkan. Tidaklah heran kalau sekarang aku cuma bisa bermimpi, karena kondisiku belum memungkinkan untuk bisa mencapainya. Apalagi seringnya lingkunganku tidak mendukungnya, akhirnya aku harus bergulat sendiri dengan mimpi-mimpiku. Kasihan bener nih yaa!, hehhehe.
Hal itu mungkin karena impianku yang kadang terlalu jauh atau tidak cocok dengan kondisi atau  yang ada. Anehnya aku begitu percaya dengan impianku itu, jadi seringnya aku berjalan sendirian karena dianggapnya impianku tidak masuk akal. Ujung-ujungnya aku sendiri kadang jadi tidak puas dan bisa juga mundur atau keluar kalau itu menyangkut pekerjaan. Karena apa yang aku inginkan atau harapkan, ternyata tidak sesuai dengan apa yang aku bayangkan sebelumnya. Apalagi kalau hal itu menyangkut harga diri atau merasa dirugikan. Aku lebih baik mundur.

Salahkah kalau akhirnya aku kecewa atau tidak puas dengan keinginan dan impianku? Haruskah aku menyesuaikan dengan mereka dan menerima kenyataan yang ada? Atau aku tetap mengejar idealisme dan angan-angan daripada aku terus menerus menderita dan sakit hati. Ternyata sampai sekarang aku masih terus mengejar idealisme atau apa yang menjadi impianku. Tidak peduli kalau aku harus mengorbankan pekerjaan sebagai tanda protesku. Begitu juga, tidak peduli siapa yang harus kuhadapi, biasanya aku bilang saya lebih baik pamit dan cukup saya bekerja sampai di sini.

Karena bagiku ada rasa malu, kalau aku tidak bisa berbuat yang terbaik. Mungkin inilah yang membuatku sering menjadi kutu loncat di sana sini dalam dunia kerja, karena aku merasa tidak puas dengan kondisi yang ada. Konon, budaya malu inilah yang menjadi salah satu penyebab mengapa bangsa Jepang bisa begitu maju dan unggul di kancah percaturan dunia. Mereka akan sangat malu jika tidak bisa menunjukkan performa kerja yang terbaik dan berusaha  terus untuk melakukannya. Bahkan mereka mentradisikan budaya ini pada semua warganya. Makanya aku merasa bahwa budaya malu untuk tidak bekerja dengan benar layak diadopsi siapa saja. Bila kita tidak mencapai 100 persen, dan kita tidak melakukan apapun untuk memperbaikinya, maka kita layak malu pada diri kita.

Untungnya saja, aku bukan bekerja sebagai PNS. Hal ini yang membuatku menjadi lebih fleksibel untuk bergerak ke sana ke mari. Andaikan semua yang aku inginkan sesuai dengan apa yang aku rasakan dan alami, tentunya akan mulus yaa atau malah aku menjadi tidak tertantang karena hal ini. 

Tak tahulah, aku hanya sekedar curhat saja, karena ternyata aku memang seorang pemimpi yang ulung. Sayangnya tidak diimbangi dengan ketrampilanku menulis sejak dulu. Jadi akhirnya mimpi-mimpiku tidak bisa terekam, apa yang menjadi keinginanku. Sayang sekali memang, baru sekarang aku mulai bergelut dan bermain dengan kata-kata. Seandainya ketrampilan menulisku sudah ada sejak dulu. Wow! berapa buku sudah aku tulis, menghayal.com

Yeah, aku jadi ingin ikut-ikutan. Siapa tahu aku bisa ikut kecipratan dengan berkah menulisnya. Paling tidak ada ketrampilan/ skill nantinya yang bisa terus aku pakai dan pertanggungjawabkan. Ketrampilan menulis inilah yang bisa aku terapkan kapan saja dan dimana saja. Aku tidak perlu melihat musim dan tidak melihat umur, tapi masih terus bisa menulis dan berkarya. Bukankah tidak ada orang yang dipensiunkan gara-gara menulis?. Aku teringat, Kuntowijoyo yang terus menulis biarpun beliau sedang sakit. Itulah sebabnya aku ingin menjadi seorang penulis. Karena aku bisa melakukan pekerjaan dengan menyibukkan diri berada  di rumah dengan berbagai kegiatan daripada aku sibuk di jalan. Berkarya khan tidak harus di kantor, dimana pun aku tetap bisa bekerja atau mencari nafkah.

Jadi dengan ketrampilan menulis yang aku miliki,  akan sangat berguna bagiku untuk terus berbagi. Ibarat ladang atau sarana yang bisa terus ditumbuhkembangkan. Tanpa aku harus sibuk mencari pekerjaan kesana kemari, aku tetap bisa berkarya dengan menulis. Makanya aku sekarang bela-belain untuk terus belajar, karena aku mempunyai mimpi. I have dreams, hehehhe, ikut-ikutan Martin Luther King. Apa itu?? Yang jelas, I still keep my dreams alive. Biarkan mimpi-mimpiku terus mencari jalan keluarnya.

Lha terus apa gunanya aku masih mencari sambilan dengan bekerja? Karena aku ingin mengamalkan ilmu, sekaligus ingin jalan-jalan ke seluruh Indonesia dan ke luar negeri, hahahhaha. Sudah kesampaian ke beberapa kota dan negara sebenarnya, tapi belum semuanya.  Sementara aku belum sanggup untuk membiayai sendiri semua perjalananku untuk bersenang-senang. Tapi kalau dibayarin semuanya aku siap kapan saja untuk berangkat.

Misalnya, penginapan tinggal di hotel bintang 5, makan dan semua transport ditanggung termasuk tiket pulang pergi pakai Garuda untuk penerbangan domestik dan penerbangan internasional kalau ke luar negeri. Ditambah lagi dengan uang saku. Wow! Eunak sekali, bukan???Itulah impianku yang kedua, aku ingin jalan-jalan keliling dunia.

Itu yang masih aku cari dan belum bisa aku dapatkan dengan sepenuhnya aku bekerja di rumah. Ingat yaa belum, bukan berarti untuk selamanya!!. Masak aku mau hidup seperti katak dalam tempurung. Sekali-kali boleh donk aku keluar untuk menghirup udara segar. Biar fresh begitu, anggap saja itu sebagai rekreasi dan relaksasi, hihiihih relaksasinya butuh uang yang banyak (let’s smell the roses).

Dengan bekerja sambilan di luar, semua kesempatan itu aku kemungkinan masih bisa aku dapatkan.  Makanya aku bangga, ketika orang bertanya, “Bu, dimana kerja setiap harinya?, tentu akan saya jawab saya full time nya di rumah sebagai ibu rumah tangga, sedangkan sambilannya saya mengajar.

Insha Allah sebentar lagi, kalau kebiasaanku sudah rutin,  aku akan bilang sambilannya mengajar dan menulis. Sekarang tulisanku masih mengikuti permintaan atau kalau ada tawaran ini itu saja, seperti Seminar, Training, workshop dan sedikit mengikuti lomba ini dan itu. Maunya yaa semuanya lolos apa yang aku lakukan. Ih enaknya!!! Cuma untuk lomba ini, seringnya aku masih sebagai penggembira, mungkin kualitas menulis aku masih belum bagus sekali. Jadi porsi menangnya masih kadang-kadang atau sekali-sekali, “Kali ini Anda sedang beruntung.”

Impianku yang ketiga adalah aku ingin tinggal di negeri Paman Sam. Dengan aku tinggal disana, kesempatan untuk menunaikan ibadah haji bisa kapan saja aku mau. Karena di negeri Paman Sam tidak ada quota. Jadi aku tinggal bergabung saja dengan Travel Agent dari Mesir untuk keperluan haji ini. Selama ini aku belum pernah mendengar ada Travel Agent dari orang Indonesia untuk pergi haji ini.Dengan aku tinggal di Amerika, memungkin keinginanku untuk jalan-jalan ke seluruh dunia lebih mudah untuk terpenuhi, dibanding kalau aku tinggal di Indonesia.

Impianku yang terakhir atau keempat adalah aku ingin mempunyai villa yang jauh dari keramaian kota. Tapi dengan semua peralatan yang lengkap, sehingga memungkinkan aku untuk menikmati hari tuaku dengan banyak berkarya lewat dunia penulisan, tanpa diganggu oleh kebisingan dan kepadatan/kemacetan lalu lintas. Karena semua itu sudah tidak kuinginkan lagi.

Selamat bermimpi dan mewujudkannya.

3 komentar:

  1. berkunjung, silahkan follow blog saya di bawah postingan, di BEST FRIENDs

    BalasHapus
  2. Impianku yang ketiga adalah aku ingin tinggal di negeri Paman Sam. Dengan aku tinggal disana, kesempatan untuk menunaikan ibadah haji bisa kapan saja aku mau. ---> baru tahu info ini, kalau di Indonesia antriii lama euy

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mbak Fenny. Itu pengalamanku dulu. Tidak perlu lama untuk menunggunya. Prosesnya cepet banget dan bisa jalan-jalan lagi. Dulu aku ke Mesir ikut menikmati makan malam dengan Nile Cruise Line. Makasih yaa, baru sempat membalasnya.
      Salam,

      Hapus