Minggu, 10 Januari 2016

Kurangin Gombal, Banyakin Modal

Ilustrasi tentang Uang (doc: Motifake.com)

Judul ini sengaja saya ambil dari hasil cuitan Safir Senduk dalam twitternya hari ini, tanggal 11 January 2016. Kenapa? karena saya suka dengan sentilannya yang membuat saya senyum-senyum sendiri. Maklumlah saya sendiri sedang menjadi pelaku penderita, alias yang sedang membutuhkan banyak modal. Jadi sedikit sensitif kalau ada ajakan yang membuat saya bisa menaikkan modal kerja. Entah darimana sumber yang dihasilkannya, yang penting halal dan satu lagi legal.

Cuma saya memang milah milih agar apa yang saya lakukan sesuai dengan jalur yang legal, biar jerih payahnya tidak sia-sia. Dalam artian, kalau pun hasilnya banyak dan besar tapi tidak legal, mungkin umurnya tidak panjang dan hasilnya kurang berkah. Ujung-ujungnya malah saya yang rugi. Ingat khan dengan investasi bodong atau abal-abal? Iming-imingnya memang menggiurkan, tapi kalau tidak legal jatuhnya malah saya yang rugi.

Saya jadi ingat beberapa hari yang lalu temen saya bilang nih ada peluang mencari uang dengan hasil 10% per bulan. Ada temen Kantor yang ikut. Investasi sekarang 50 juta, karena yang 100 juta sudah habis. Namanya Koperasi bla bla bla tapi  ada Mandiri pokoknya. Saya terus mikir kalau 10% per bulan berapa per tahunnya? Ups! banyak banget. Bagaimana pengoperasiannya, apa produk yang dihasilkannya dan kalau itu Koperasi berarti ada usaha simpan pinjamnya?

Wow! siapa yang berani pinjam sebegitu tinggi tingkat bunganya. Padahal 10% itu sudah bersihkembali ke investor, berapa nilai kotor yang harus dibayarkan oleh si peminjamnya ya? Kasihan bener yang kejebak dengan bunga tinggi. Mending pinjam saja ke bank, bunganya tidak sampai begitu tinggi. Relatif rendahlah paling tidak. Itu suara bathin saya. Tapi memang persyaratan untuk pinjam tidak gampang, karena bank pun tidak mau rugi kalau akhirnya nanti uangnya tidak bisa kembali. 

Di sisi lainnya, para investor dapat bunga 10%. Menurut saya luar biasa dapatnya. Per bulan lagi. Anehnya saya sendiri skeptis dengan iming-iming itu, akhirnya saya mencoba cari informasi lewat internet malemnya untuk meyakinkannya. Kesimpulan yang saya ambil akhirnya sampai pada TIDAK tertarik, biar pun imbal hasilnya tinggi. Saya merasa kasihan saja sama mereka yang pinjam. Saya tidak mau bersenang-senang diatas penderitaan orang lain yang harus banting tulang untuk melunasi pinjamannya.

Bayangkan kalau kita investasi 50 juta, maka dalam waktu 10 bulan saja uang sudah bisa kembali. Tanpa kerja lagi. Kok enak sekali ya? Ah daripada saya kecewa nantinya lebih baik tidak ikutan saja, biar pun saya memperolehnya agak lama, tapi puas karena tahu bagaimana prosesnya. Itu suara hati saya. Lebih baik dapat uang tidak terlalu besar, tapi halal dan legal.

Bagaimana menurut Anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar