Senin, 10 April 2017

Mari Berkomitmen Kendalikan Alergi

Saat pembagian buat para pemenang acara Fun Walk 2017

Dulu ketika anak saya masih kecil, setiap pagi mesti bersin, ingus keluar dan batuk-batuk. Kadang sampai dia tidak masuk sekolah, siangnya saya bawa ke dokter. Tapi obat yang dikasih itu-itu saja, yaitu semacam ibuprofen yang bisa juga dibeli di toko obat. Sayangnya obat itu habis, pilek batuk masih bolak-balik datang. Katanya iya ini lagi musim pancaroba (perubahan musim), maka banyak anak-anak yang terkena flu.

Tapi saya tidak puas dengan jawaban tersebut, akhirnya saya coba nyari solusi pengobatan secara tradisional yang tidak merusak atau menimbulkan efek samping. Apa gunanya kalau cara yang saya pakai malah menambah parah bukan? Akhirnya saya menemukan cara untuk mengurangi pilek dan batuk yang muncul setiap pagi,yaitu dengan minum air jeruk nipis ditambah dengan madu.


Saya terus pergi ke supermarket untuk beli jeruk nipis dan madu,dan saya coba kasih ke anak tiap pagi. Saya buatkan teh anget ditambah dengan jeruknipis dan madu. Alhamdulillah, pagi itu pilek dan batuknya mulai berkurang. Saya dengan senang hati mengantar anak saya ke sekolah. Begitu saya coba tiap harinya, baik musim dingin, panas maupun musim gugur.

Boot Konsultasi yang dimanfaatkan dalam acara Fun Walk 2017

Akhirnya pilek dan batuknya pelan-pelan menghilang dan saya senang banget,karena sejak itu anak saya tidak pernah absen lagi dari sekolah karena flu dan batuk, karena saya coba buru-buru kasih lemon tea. Padahal sebelumnya hampir setiap bulan ada saja hari kosongnya, sampai gurunya pun mbatin ini Amri sering banget tidak masuk sekolah. Sampai-sampai saya terima surat dari pemberitahuan dari City School District yang menanyakan seringnya kenapa Amri absen dari sekolahnya.

Ini pengalaman saya dulu ketika tinggal di Amerika. Saya tidak tahu apakah kasus ini termasuk bagian dari alergi. Sekarang ini flu dan batuk masih saja terjadi, tapi tidak tiap hari dan saya pikir juga wajar, apalagi udara yang kotor dan polusi di Jakarta memang tinggi. Makanya kita tetap harus waspada, jangan sampai apa yang disebut alergi ini mempengaruhi perkembangan si anak.

Untuk itu para orang tua harus cepat tanggap terhadap berbagai gejala yang mungkin muncul pada anak-anak kita. Syukur-syukur kita bisa mendeteksinya sejak dini, sehingga alergi tidak berkelanjutan atau membuat anak menjadi down dan kurang bersemangat dalam belajar atau bermain dengan kawan-kawannya. Kita sebagai orang tua tentu merasa prihatin jika hal ini terjadi.

Apalagi dengan data yang telah disinyalir oleh World Allergy Organization bahwa angka prevalensi alergi pada anak di seluruh dunia termasuk Indonesia di dalamnya cenderung meningkat di tahun-tahun terakhirini, terutama di negara-negara berpendapatan menengah ke bawah. Namun dengan penanganan yang tepat anak dengan alergi bisa tetap ceria dalam kehidupan sosialnya sehingga anak-anak kita bisa tumbuh kembang dengan baik dan optimal.

Talk Show dengan Prof Budi dan mbak Nina 

Bertepatan dengan World Allergy Week yang jatuh pada 2-8 April2017, Nutricia Sarihusada kembali mengajak para bunda untuk bergabung dalamkampanye Bunda Tanggap Alergi dengan 3K, yaitu , Kenali, Konsultasikan dan Kendalikan. Menurut Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof Dr.Budi Setiabudiawan, dr., SpA(k),M.Kes., cara yang paling tepat untuk menanggulangi alergi adalah dengan mengontrol dan mencegah reaksi alergi berkelanjutan.

Untuk itu, para orang tua perlu dengan cepat dan tanggap terhadap alergi, dengan menerapkan strategi 3K, yaitu Kenali risiko dan gejalanya, kemudian Konsultasikan ke doter agar si anak mendapat penanganan yang tepat dan Kendalikan penyebab alergi dengan nutrisi yang tepat agar si Kecil bisa tetap tumbuh dengan optimal.

Tapi jangan sekali-kali melawan alergen, misalnya seorang anak dinyatakan alergi udang, maka para bunda harus menyetop pemberian udang. Bukan dengan memberinya sedikit-sedikit, biar anak kebal dengan udang. Namun yang bisa menentukan si anak itu alergi atau tidak, harus dengan pernyataan resmi dari dokter, bukan dengan perkiraan-perkiraan kita sendiri. Setelah itu para bunda harus menyetop semua pemberian yang membuat si kecil alergi.

Lebih parahnya lagi alergi juga bisa mempengaruhi sisi psikologis Bunda maupun si anak. Untuk itu perlu penanganan khusus dan pendampingan, karena kita sebagai orang tua mungkin akhirnya bisa kelelahan dan rasa cemas yang berlebihan. Akibatnya kadang orang tua harus cuti atau bahkan sering absen, gegara anak terkena alergi.

Untuk memkasimalkan perkembangan mental si anak dan Keluarga, menurut seorang psikolog Anna Surti Ariani S.Psi., MSi dan Psi, strategi 3K tadi juga bisa diterapkan. Caranya dengan Kenali sifat anak, keammpuan diri sendiri dan lingkungan sekitar anak. Kemudian Konsultasikan pada dokter bersama anggota keluarga yang bisa memberikan dukungan dan akhirnya Kendalikan dengan mengajarkan anak tentang makanan yang boleh atau tidak boleh dimakan dengan cara menyenangkan.

Misalnya dengan membawa bekal yang menarik dari rumah dan jangan Bunda ragu untuk mrnginformasikan kondisi anak pada guru atau orang tua teman. Semua itu agar alergi yang terjadi pada anak tidak semakin parah dan si anak tetap ceria dengan kondisi yang ada padanya.

Nutricia Sarihusada dalam Kampanye Bunda Tanggap Alergi juga melakukan kegiatan lainnya seperti menggelar Fun Walk yang bertajuk "Tetap Ceria karena Bunda Tanggap Alergi" di car free day, Jakarta. Melalui acara ini, Nutricia Sarihusada ingin mengajak para orang tua serta anak untuk berjalan 2017 langkah,yang dimulai dari Sarinah hingga Bundaran Hotel Indonesia.

Meriahnya acara Fun Walk 2017 ini

Saat Fun Walk 2017 sudah hampir sampai kembali ke Sarinah

Menariknya dengan 2017 langkah ini adalah sebagai wujud atau bentuk komitmen perusahaan dalam mengedukasi para orang tua untuk tanggap terhadap alergi anak. Langkah-langkah ini menggambarkan bagaimana satu langkah para Bunda dan orang tua yang hadir akan sangat berarti untuk menyebarkan informasi tentang tanggapalergi pada para Bunda yang lain, demikian yang diungkapkan oleh General Manager Nutricia Sarihusada, Gustavo Hildenbrand.

Untuk itu bagi para orang tua penting sekali untuk memahami cara-cara yang tepat dalam menangani alergi pada anak,tentunya dengan penuh cinta. Karena dengan penanganan yang tepat secara fisik dan psikologis, maka si kecil dengan alergi akan tetap ceria, hidup sehat dan bahagia sesuai dengan perkembangan usianya. Sebaliknya Bunda tidak perlu mencemaskan proses tumbuh kembangnya,karena alergi sudah dideteksi secara dini.

Di acara Fun Walk 2017 ini juga Bunda bisa perpartisipasi dan sekaligus memanfaatkan untuk mendapatkan pengetahuan lebih mengenai alergi dengan cara yang menyenangkan serta berkonsultasi dengan dokter dan ahli gizi mengenai kondisi anak dan gizi yang tepat untuk anak yang berlaergi. Ada juga booth Lukis Wajah, Lomba Mewarnai dan Fn Games.Tidak ketinggalan juga dengan Demo Masak bersama Chef Giovanni . Masakan yang didemokan kali ini adalah Puding susus yang menyehatkan.

Demo Masak oleh Chef Giovanni

 Salah peserta yang ikut kegiatan Lukis Wajah

    Akhirnya Bunda pun di seluruh Indonesia juga bisa berpartisipasi menyerukan komitmen Tanggap Alergi dan memperluaskan pengetahuan tentang alergi.Caranya adalah dengan menggunggah foto momen yang menunjukkan kesamaan Bunda dan si Kecilmelalui website alergi.com/tetapceria atau media sosial Twitter dan Instagram dengan mention @alergianakID serta tagar #TetapCeria dan #Tanggap Alergi. Kampanye foto berhasiah ini akan berlangsung hingga akhir Mei 2017.

Melalui rangkaian kampanye ini, diharapkan Nutricia Sarihusada dapat mendampingi orang tua dalam masa tumbuh kembang anak, termasuk anak dengan alergi. Untuk itu orang tua perlu memiliki informasi yang akurat dan tepat mengenai penanganan alergi yang dialami oleh si anak, agar si anak dapat tumbuh dengan ceria dan dapat bersosialisasi dengan lingkungan sesuai dengan usianya.

Kami para Blogger tidak mau ketinggalan dalam acara 
Fun Walk 2017 (doc: mbak Indah)

1 komentar:

  1. wah dulu Ibu pernah tinggal di Amrik ya? Udara di sana pastinya lebih bersih ya, Bu. Sama seperti saya dulu waktu tinggal di Eropa, awalnya memang sempet sakit-sakitan karena adaptasi, tapi setelah itu jadi lebih sehat. Begitu balik ke Indonesia... yah sudahlah :D

    BalasHapus