Saat acara Fun Group Discussion berlangsung (doc: Ani Berta)
Senang bisa hadir pada acara Fun Group Discussion Kompeni Sehat - KPPA dengan topik "Knowing Milky Ways - One Step Closer yang diadakan oleh Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Anak, pada tanggal 14 Desember 2017 yang lalu.
Dari sinilah akhirnya saya tahu bahwa slogan Empat Sehat Lima Sempurna ternyata sudah tidak dipakai lagi. Sebagai gantinya program baru yang sedang digalakkan adalah program Gizi Seimbang. Tulisan berikut akan mengulas apa dan bagaimana proses Gizi Seimbang secara resmi dipakai sebagai program perbaikan gizi.
Dulu memang kita sering mendengar slogan makanan Empat Sehat Lima Sempurna
(Slogan 4S5S) yang mulai dipopulerkan pada tahun 1955 oleh Bapak Gizi Indonesia
Prof. Poerwo Soedarmo dan dianggap relevan pada zamannya.
Namun dalam perkembangan selanjutnya ternyata slogan tersebut tak lagi
dianggap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi gizi. Hal ini
karena dalam kenyataannya slogan 4S5S tidak bisa dijadikan pedoman makanan
sehat dan menyehatkan.
Konsep 4S5S pun berangsur-angsur mulai ditinggalkan banyak ahli gizi
dari berbagai belahan dunia dan beralih pada istilah gizi seimbang. Indonesia pun
mulai mengadopsi konsep gizi seimbang sejak tahun 1990-an. Kemudian konsep ini
dikenal dengan Pedoman Gizi Seimbang (PGS) yang diterapkan dalam kebijakan
Repelita V tahun 1995.
Akhirnya pada tahun 2009 PGS diterima
secara resmi oleh masyarakat sesuai dengan UU Kesehatan No 36 Tahun 2009, dan menyebutkan
secara eksplisit “Gizi Seimbang” dalam program perbaikan gizi.
Pesan
dasar dari gizi seimbang tidak lain adalah untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dengan
penerapan gizi seimbang diharapkan tubuh senantiasa sehat karena semua
masalah gizi dapat diatasi. Sehingga kita semua terhindar dari berbagai macam
penyakit. Disamping itu konsep gizi seimbang
lebih tepat untuk mengatasi masalah gizi yang ada, terutama masalah kegemukan
dan gizi kurang.
Pengertian gizi
seimbang
Secara sederhana, pengertian gizi
seimbang adalah nutrisi dan zat gizi yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh,
tidak berlebihan juga tidak kekurangan.
Sedangkan pengertian makanan gizi
seimbang adalah mengkonsumsi makanan yang mengandung nutrisi dan gizi
disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dengan tetap memperhatikan berbagai prinsip
seperti keberagaman jenis makanan, aktifitas tubuh, berat badan ideal serta
faktor usia.
Untuk itu
kalau kita ingin mempunyai badan sehat, bukan saatnya lagi kita hanya sekedar
memenuhi rasa lapar, terus merasa kenyang. Tapi saat kita makan hendaknya diperhatikan
jenis dan jumlahnya agar tidak mengalami masalah gizi. Hal ini karena gizi
seimbang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menunjang kegiatan yang dilakukan
sepanjang hari.
Ilustrasi Gizi Seimbang (doc: smartmama.com)
Dengan
demikian gizi seimbang merupakan susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat
gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Dengan
memperhatikan keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan
memantau berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan
normal untuk mencegah masalah gizi.
Susunan gizi seimbang
Susunan
gizi seimbang pada makanan digambarkan seperti sebuah piramida makanan
berbentuk kerucut dengan bagian utama yang disebut dengan Tri Guna Makanan atau tiga jenis makanan dengan tiga kegunaan yang
berbeda.
Untuk
komposisi menu gizi seimbang sebetulnya sudah dicanangkan dalam program Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS).
Dalam pedoman terdapat informasi mengenai berapa porsi buah, sayur, lauk
hewani, nabati dan sumber karbohidrat yang dibutuhkan manusia setiap harinya. Termasuk
pentingnya aktivitas fisik untuk mencegah kegemukan.
Jadi PUGS itu sebenarnya sudah komplit. Namun karena terlalu lengkap, masyarakat
susah untuk menghafalnya. Salah satu
alternatifnya, pemerintah melakukan kampanye ‘Isi Piringku’ dalam rangka mengejawantahkan PUGS.
Berikut tiga jenis makanan
1. Zat Tenaga
Pada gambar terletak pada bagian bawah
karena porsinya yang paling besar. Berguna sebagai sumber tenaga yang akan
memberikan tenaga pada tubuh agar kuat. Sehingga bisa melakukan berbagai
aktifitas sehari-hari. Zat tenaga paling utama adalah karbohidrat. Karbohidrat banyak terdapat pada makanan pokok seperti
padi, jagung, kentang, singkong, sagu, gandum serta semua makanan yang terbuat
dari bahan – bahan tersebut seperti roti, nasi, mie, kue dan sebagainya.
2. Zat Pengatur
Pada gambar terletak di bagian tengah. Porsinya memang lebih sedikit
dari pada zat tenaga. Zat pengatur ini berguna untuk mengatur organ tubuh agar
dapat bekerja dengan baik. Zat pengatur terdiri dari vitamin dan mineral yang
biasanya banyak terdapat pada sayur – sayuran dan buah – buahan.
3. Zat Pembangun
Pada gambar terletak di bagian atas karena porsinya paling sedikit
dibanding yang lain. Zat pembangun berguna untuk pembentukan, pertumbuhan serta
pemeliharaan sel – sel dalam semua organ tubuh. Zat pembangun yang utama adalah
protein, baik itu protein nabati seperti kedelai, kacang
hijau, kacang tanah
dan semua makanan yang dihasilkan dari bahan – bahan tersebut, maupun protein
hewani seperti daging, telur, ikan serta susu.
Di bagian paling ujung piramida
makanan gizi seimbang atau Tri Guna Makanan, terdapat satu bagian atau potongan
paling kecil untuk menggambarkan makanan yang juga harus dipenuhi namun dalam
porsi sangat kecil atau seperlunya yaitu minyak,
gula, dan garam.
Ilustrasi Piringku yang berwarna warni (doc: dini-r-a-fkm.web.unair.ac.id)
Sedangkan pada bagian bawah diberikan
alas berupa gambar air dalam porsi paling besar. Artinya kebutuhan air untuk
tubuh adalah kebutuhan yang paling besar yang harus dipenuhi. Baik itu dengan
minum air putih murni maupun dari kandungan air yang terdapat pada buah –
buahan.
Namun untuk mendapatkan hasil maksimal dari menerapkan pola gizi
seimbang, harus pula diimbangi dengan penerapan hidup sehat seperti olah
raga yang teratur, istirahat yang cukup, menjaga kebersihan diri
dan lingkungan serta selalu memantau
perkembangan berat badan tubuh.
Keempat prinsip tersebut dikenal dengan 4 pilar utama dari prinsip Gizi
Seimbang diantaranya 1) mengonsumsi aneka
ragam pangan, 2) membiasakan perilaku hidup sehat, 3) melakukan
aktivitas fisik (pola hidup aktif), dan 4) memantau berat badan secara terstur
untuk mempertahankan berat badan normal.
Untuk
lebih jelasnya berikut penjelasan dari masing-masing pilar:
Pilar pertama adalah mengonsumsi anekaragam pangan. Ini artinya mengonsumsi beragam makanan antar kelompok pangan (makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah). Selain keanekaragaman jenis pangan, kita juga harus memperhatikan jumlah atau porsi makanan agar seimbang, tidak berlebihan dan dilakukan secara teratur. Jumlah atau porsi setiap kelompok pangannya seperti terlihat dalam tumpeng gizi seimbang. Dengan mengonsumsi makanan secara beragam dan seimbang semua kebutuhan zat gizi kita akan terpenuhi dengan cukup.
Pilar kedua adalah membiasakan perilaku hidup sehat. Contoh dari perilaku hidup sehat seperti misalnya: mencuci tangan dengan menggunakan sabun, menjaga kebersihan lingkungan, menutup makanan yang disajikan agar tidak terkontaminasi, selalu menutup mulut dan hidung ketika bersin, dan lain sebagainya. Membiasakan perilaku hidup sehat akan menghindarkan kita dari paparan sumber infeksi.
Pilar pertama adalah mengonsumsi anekaragam pangan. Ini artinya mengonsumsi beragam makanan antar kelompok pangan (makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah). Selain keanekaragaman jenis pangan, kita juga harus memperhatikan jumlah atau porsi makanan agar seimbang, tidak berlebihan dan dilakukan secara teratur. Jumlah atau porsi setiap kelompok pangannya seperti terlihat dalam tumpeng gizi seimbang. Dengan mengonsumsi makanan secara beragam dan seimbang semua kebutuhan zat gizi kita akan terpenuhi dengan cukup.
Pilar kedua adalah membiasakan perilaku hidup sehat. Contoh dari perilaku hidup sehat seperti misalnya: mencuci tangan dengan menggunakan sabun, menjaga kebersihan lingkungan, menutup makanan yang disajikan agar tidak terkontaminasi, selalu menutup mulut dan hidung ketika bersin, dan lain sebagainya. Membiasakan perilaku hidup sehat akan menghindarkan kita dari paparan sumber infeksi.
Pilar ketiga menyangkut aktivitas fisik, yaitu
segala macam kegiatan tubuh termasuk olahraga. Gunanya untuk menyeimbangkan
antara pengeluaran dan pemasukan energi dalam tubuh. Contoh aktivitas fisik
yang sering dilakukan antara lain berjalan, berolahraga, bersepeda, dan
sebagainya.
Pilar keempat atau yang terakhir adalah memantau
berat badan secara teratur untuk mempertahankan berat badan normal. Salah satu
indikator yang menunjukkan terjadi keseimbangan zat gizi dalam tubuh adalah
tercapainya berat badan normal.
Dengan
demikian komposisi zat gizi seimbang yang dikonsumsi oleh tubuh sebaiknya terdiri atas karbohidrat (55-60%),
lemak (30%), protein (15%). Intinya adalah kita mengonsumsi beragam jenis
makanan namun dalam jumlah yang tidak berlebihan. Atur jadwal makan sehari
dengan 3 kali makan utama dan 2 kali selingan dan susu cukup 2 kali, terutama
untuk anak-anak.
Menjalankan pola gizi seimbang diharapkan bisa menjadi pertahanan dari dalam tubuh untuk menurunkan faktor risiko penyakit dan juga mencegah kekurangan gizi.
Menjalankan pola gizi seimbang diharapkan bisa menjadi pertahanan dari dalam tubuh untuk menurunkan faktor risiko penyakit dan juga mencegah kekurangan gizi.
Iya ya kalau dulu empat sehat lima sempurna tapi sekarang konsumsi gizi seimbang.
BalasHapusMakanya aku kaget. ternyata slogan 4S5S sudah tidak berlaku lagi. Konon dalam 4S5S seseorang bisa kelebihan porsi untuk salah satunya. Makanya diganti dg gizi seimbang biar semuanya masuk. Jadi tidak lagi kegemukan atau kurang gizi. Bagus juga tujuannya. Makasih mbak Kurnia Amelia sudah mampir.
Hapus4 sehat 5 sempurna sama aja ya dengan komsumsi gizi seimbang
BalasHapusYoi, saya juga kaget. Slogan yang sudah mendarah daging ternyata sudah lenyap. Ayo kita sosialisasikan gizi seimbang sekarang, mbak Tati biar kita ikut kekinian. Makasih yaa sudah mampir.
HapusSaya masih mengira masih 4 sehat 5 sempurna lho...ternyata sebaiknya Gizi seimbang ya
BalasHapusLHa kirain aku sendiri yang telat informasinya. Awalnya aku juga kaget, slogan yang sudah mendarah daging sudah tidak berlaku lagi, hihihihi. Moga kita bisa mempraktekkannya ya, mbak Uci? Makasih sudah mampir.
HapusKalau gitu kita perlu lagu baru nih buat anak-anak karena lagu 4 sehat 5 sempurna udah nggak sesuai dengan slogan kesehatan kita yang sekarang, ya?
BalasHapusSaya kira program PGS ini baru tahun 2000-an ternyata sudah ada sejak tahun 1995 di Repelita V, toh.
Infografisnya bagus mbak, cuma kekecilan buat dilihat sambil dibaca :)