Senin, 29 Oktober 2018

Sedikit Mengenal Apa Dampak dan Penyebab Gangguan Makan pada Anak

Saat acara #BicaraGizi berlangsung (doc: pribadi)

Senang rasanya saya bisa hadir pada acara “Bicara Gizi” yang mengulas tentang Masalah dan Gangguan Makan pada Anak: Apa Dampak dan Penyebabnya. Acara ini diadakan oleh Nutrisi untuk Bangsa, pada tanggal 20 Oktober 2018 bertempat di Ocha and Bella, Jakarta Pusat.
Melalui diskusi "Bicara Gizi" ini, diharapkan para ibu bisa meningkatkan kesadaran untuk mengatasi perilaku makan pada anak. Yang akhirnya bisa memberikan nutrisi yang tepat bagi bayi dan anak-anak mereka, demi tumbuh-kembang yang optimal dan dapat menikmati masa depannya yang cerah.
Sebelum  diskusi Bicara Gizi dimulai, Indah Tri Novita sebagai Corporate Social Media & Communication Event Manager mengatakan bahwa masalah gangguan makan pada anak itu terkait erat dengan 1000 HPK yang sangat krusian. Hal ini karena 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sangat penting dan menjadi masa emas bagi anak.


Mbak Indah Tri Novita sedang memberikan sambutannya (docpri)

Kesalahan yang dilakukan pada periode ini sayangnya tidak bisa diulang, termasuk gangguan makan. Hal ini karena 1000 HPK dapat mempengaruhi fungsi memori, konsentrasi, perkembangan tingkat intelektual, kemampuan pengambilan keputusan dan emosi seorang anak nantinya. 
Saya sendiri begitu antusias untuk datang pada acara ini. Apa pasal? Sedikit saya buka kartu. Ceritanya dulu sewaktu saya baru mempunyai anak, saya tidak mempunyai ilmu sama sekali tentang Gizi. Saya tidak pernah mendengar ada seminar yang membahas tentang Gizi bagi anak yang terbuka untuk umum. Jadi saya pun tidak pernah ikut. Makanya acara ini seperti merefresh apa yang sudah saya lakukan dulu. Adakah yang salah  apa yang telah saya lakukan dulu?
Modal utama saya tentang ilmu gizi pastilah sangat minim. Yang saya tahu hanyalah protein itu sangat penting buat pertumbuhan bayi dan anak. Sedang karbohidrat diperlukan, sebagai sumber energi. Sedangkan sayur dan buah-buahan sebagai tambahan, biar makanan yang kita makan sedikit berwarna warni. Apalagi saya tinggal di negeri orang (Amerika), dimana tidak ada sanak saudara yang bisa dimintai bantuan. Makanya semua dikerjakan sendiri. Sementara saya juga sibuk dengan tugasnya sendiri, sebagai seorang pelajar. Pokoknya heboh kalau ingat dulu, hahhahaha.


Berbagai Tujuan pemberian makanan (slides presentasi) - dokpri

Akhirnya yang saya utamakan dan mencoba untuk diterapkan pada anak saya adalah kebutuhan yang makronutrien (karbohidrat, protein dan lemak). Untuk sayuran sebagai saya berikan sebagai tambahan atau pelengkap. Saya coba dengan porsi sedikit lebih dahulu untuk pengenalan. Ternyata tidak ada penolakan sama sekali terhadap hampir semua makanan yang saya berikan. Protein, karbohidrat, susu, keju, sayuran dan buah-buahan, anak saya suka semua. Bahkan tempeh dan tahu pun anak saya suka ketika dia masih kecil.

Sedangkan mengenai jam atau waktunya makan, saya tidak menerapkannya secara kaku. Hal ini mengingat porsi makan saya memang sedikit. Jadi saya memberinya makan, setiap anak merasa lapar atau minta makan. Tidak ada aturan mengenai kapan anak harus makan. Sebaliknya saya akan bingung sendiri kalau anak tidak mau makan. Untung hal ini tidak terjadi pada anak saya. Dia begitu antusias dan senang kalau disuruh makan.

Acara Bicara Gizi ini dihadiri oleh nara sumber Dokter Nur Aisyah Wijaya (Dokter Nuril) – Dokter Specialis Anak, Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik, Departmen Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya dan seorang Social Media Influencer, Ruth Dian.
Mendengarkan paparan dari nara sumber tentang penyebab gangguan makan bagi bayi dan anak ternyata kompleks masalahnya. Tidak sedikit ibu-ibu yang mengalami kesulitan memberi makan kepada bayi dan anak-anaknya. Padahal asupan makanan pada masa bayi dan anak-anak sangat penting bagi tumbuh kembang.
Hal ini karena adanya kekurangan asupan makan  bisa berakibat malnutrisi pada bayi dan anak-anak, yang berakibat selanjutnya si anak bisa “stunting”, gangguan kecerdasan dan masalah kesehatan lainnya. Itu sebabnya pada acara Bincang Gizi, Nutrisi untuk Bangsa ingin mengajak masyarakat dan para orang tua untuk memanfaatkan the golden years pertumbuhan bayi dan anak, karena periode ini sangat menentukan bagi kehidupan anak di masa remaja dan dewasa nantinya.


Berbagai keluhan yang dihadapi oleh orang tua (dokpri)
Dalam perkembangannya, ternyata banyak orang tua yang mengeluh ketika bayi dan masa anak-anak, banyak yang melakukan "GTM" (geraka tutup mulut) sebagai tanda tidak mau makan. Namun Dr Nuril dalam paparannya menjelaskan jangan biarkan kesulitan makan pada anak berlarut-larut. Segeralah cari bantuan ke dokter spesialis bila diperlukan.
Hal ini berdasarkan survey ada 50-60 persen orang tua mengeluh soal bayi dan anak yang sulit makan. Dari jumlah ini 20-30 persen memang ada masalah yang menyebabkan anak sulit makan. Sedangkan 1-2 persen dari jumlah itu mengalami gangguan berat.
Mengapa dr Nuril meminta ibu-ibu untuk tidak membiarkan anak yang sulit makan? karena tumbuh-kembang anak sejak lahir sampai umur 2 tahun sangat pesat sehingga, anak membutuhkan asupan makanan yang mengandung gizi makro (protein, lemak, karbohidrat) dan gizi mikro (vitamin dan mineral) untuk mencapai tumbuh-kembang yang optimal.


Zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan (docpri)
Dalam hal ini dokter Nuril juga mengingatkan bahwa 80% otak berkembang pada 1000 HPK. Jadi bisa dibayangkan apabila gangguan pertumbuhan yang disebabkan gangguan makan berdampak pada otak dan bagi kesehatan anak lainnya. Misalnya, gangguan pertumbuhan, rentan terhadap infeksi bahkan bisa mengakibatkan kematian (Manikam, et al. 2000).
Itu sebabnya pemberian makanan kepada bayi dan anak tidaklah semudah yang dipikirkan, alias kompleks masalahnya. Hal ini karena pemberian jenis makanan, pola pemberian makan dan perilaku makan bayi dan anak memegang peranan sangat penting untuk menentukan masa depan anak.
Dr Nuril juga meminta agar ibu-ibu tidak menyepelekan kesulitan makan pada bayi dan anak karena diperlukan intervensi agar asupan nutrisi memenuhi kebutuhan tumbuh-kembang bayi dan anak sehingga tercapai derajat kesehatan bayi dan anak yang optimal. Misalnya, diukur berdasarkan pertumbuhan tinggi dann berat badan sesuai dengan patokan Badan Kesehatan Sedunia (WHO).
Tentu saja yang perlu  kita ingat adalah perlunya intervensi harus berdasarkan diagnosis dokter ahli. Jangan bertanya pada hasil riset dari mbah Google yang sering dianggap serba tahu.


Mengabadikan momen bersama dari peserta yang hadir (doc: Danone Group)
Sekilas tentang Nutrisi untuk Bangsa (NUB) adalah sebuah gerakan untuk masyarakat, dari masyarakat dalam meningkatkan kepedulian akan masalah-masalah gizi di Indonesia. NUB diprakarsai oleh Sari Husada, yang menjadi bagian dari Danone Nutricia Early Life Nutrician,  bagian dari Danone Group Indonesia.

Dengan pengalaman dalam berbagai bidang, Nutricia Early Life Nutrition, ingin menjadi pioner dalam nutrisi untuk hidup yang lebih sehat melalui produk yang sehat untuk mendukung kualitas hidup. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar