Selasa, 27 November 2018

#Prematur Bukan Halangan untuk Tumbuh Kembang Normal

Berkat Sains bayi paling prematur sedunia, sekarang masih hidup 
(doc:Courtney Stensrud/Sains Kompas)

Senang saya bisa hadir pada acara #BicaraGizi bersama Nutricia Sarihusada yang mengajak para peserta untuk mengenal lebih dekat anak yang terlahir secara Prematur. Acara ini sengaja diadakan setiap tanggal 17 November dalam rangka memperingati Hari Prematur Sedunia (World Prematurity Day), sebagai bentuk perhatian dunia terhadap anak yang terlahir secara Prematur. 

Tema yang diusung Nutricia kali ini adalah "Dukung Si Kecil yang lahir Prematur untuk Tumbuh Kembang Optimal" di Jakarta 17 November 2018. Hadir narasumber pada acara tersebut adalah dr Putri Maharani Tristanita Marsubrin, SpA (K) selaku Dokter Anak Konsultan Neonatalogi RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Joana Alexandra, seorang selebriti yang juga ibu dengan anak terlahir prematur
Peserta yang hadir terlihat begitu antusias mendengarkan diskusi yang sedang berlangsung serta banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh peserta ke narasumber. Hal ini karena adanya mitos yang beredar di masyarakat seputar anak yang terlahir secara prematur. Padahal sebenarnya #PrematurBukanHalangan apabila para orang tua tahu bagaimana memberikan nutrisi yang optimal dan selalu memantau/kontrol untuk tumbuh kembang si anak. 


Ini sebagai satu contoh anak yang terlahir prematur bisa sukses dan berpestasi adalah Yanne Sukmadewi, General Council Corporate for Legal Advisoy and Compliance Danone Indonesia. Dengan pemberian nutrisi dan pengasuhan yang benar, anak-anak yang lahir prematur tetap bisa berkembang dengan baik.

Prestasi akademiknya beliau sejak SD sampai Pasca Sarjana membuktikan penanganan yang tepat tidak menghalangi tumbuh kembang anak yang lahir prematur. Yang penting diingat oleh para 'moms' (ibu-ibu) adalah "Jangan pernah patah semangat mengasuh anak lahir prematur," demikian pesan Yanne.

Saat Diskusi #BicaraGizi tentang Prematur sedang berlangsung (docpri)

Secara definisi seorang anak dikatakan terlahir prematur jika persalinan terjadi pada usia kehamilan (gestasi) kurang dari 37 minggu. Anak yang lahir prematur memang berisiko menghadapi kondisi kesehatan, yang berdampak pada tumbuh kembang si anak pada jangka pendek dan jangka panjang. Untuk itu anak yang terlahir prematur memerlukan perhatian, screening dan penanganan khusus untuk bisa tumbuh kembang secara optimal, demikian kata narasumber dr Putri Maharani di Jakarta (17/11-2018).

Hal ini karena masa depan anak tidak hanya ditentukan setelah dia lahir. Masa depan anak dipengaruhi oleh status kesehatan pada 1000 hari pertama yang dikenal dengan "periode emas", yaitu dimulai sejak masih dalam kandungan ibu (270 hari). Apabila para orang tua tahu dan menyadari ketika mempunyai anak terlahir prematur, maka perawatan selanjutnya jauh lebih penting untuk mendukung si kecil tumbuh kembang secara optimal. 

Merujuk pada survey,  di seluruh dunia, ada  sejumlah 15 juta bayi terlahir prematur per tahunnya, dan angka ini terus bertambah. Mengejutkan ternyata di Indonesia kelahiran prematur menempati peringkat ke-5 tertinggi di dunia, dengan angka kejadian 15,5%. 


mbak Yanne Sukmadewi, contoh bayi terlahir prematur yang bisa tumbuh 
kembang secara optimal dan berprestasi (doc: Nurul Dwi Larasati)

Berikut beberapa resiko yang mungkin dihadapi oleh anak yang terlahir prematur, seperti gangguan pernafasan, peningkatan risiko infeksi, dan peningkatan risiko penyakit tidak menular atau non communicable disease (NDS) seperti hipertensi, penyakit jantung, dislipidemia, dan diabetes di kemudian hari, atau masalah kesehatan yang lain. 


Masalah pada bayi Prematur bisa juga terkena metabolisme tinggi, imaturitas organ, kebutuhan nutrisi tinggi, cadangan nutrisi rendah, rentan terhadap penyakit, feeding intolerance

Yang dikhawatirkan adalah gagal tumbuh atau stunting dan Sindrom Metabolik. Dalam hal ini pertumbuhan bayi terhambat dan bayi tidak dapat mencapai kejar tumbuh. Dengan demikian bayi terlihat lebih kecil & lebih pendek dibanding rata-rata bayi pada usianya.

Apa yang harus diperhatikan? Adalah rutin kontrol untuk pemantauan tumbuh kembang, tanyakan apakah bayi sudah tumbuh sesuai kurva pertumbuhan dan apakah perkembangan sudah dicapai sesuai usianya?

Keluarga Baby Khalid sedang sharing tentang perjuangan membesarkan 
bayi prematur (doc: April Hamsa)

Salah satu cara untuk mengurangi hal tersebut adalah dengan mengetahui faktor risiko ibu melahirkan anak prematur. Ada beberapa kondisi kenapa bayi terlahir: 


Kondisi hipertensi, diabetes, pecah ketuban dini, pendarahan pada saat kehamilan, serviks yang lebih, asma, gangguan tiroid, pre-eklamsi, ibu yang stress akibat banyak pikiran, calon ibu yang tidak kompeten, serta gangguan autoimun dan anemia pada calon ibu merupakan beberapa faktor yang dapat memicu anak lahir secara prematur. Sebenarnya masih ada banyak lagi yang lainnya, namun cukuplah sekedar contoh penyebab anak terlahir prematur.  

Khususnya untuk anemia, Riskesdas 2013 menunjukkan 37,1% ibu hamil menderita anemia, yaitu ibu hamil dengan kadar HB kurang dari 11,0 gram/dl, dengan proporsi yang hampir sama antara di kawasan perkotaan (36,4%) dan perdesaan (37,8%)

Lantas, bagaimana jika kasus anak terlahir prematur terjadi? Dr Putri menambahkan, “Perawatan anak prematur bisa dikategorikan sangat rumit dan kompleks karena besarnya risiko yang dapat terjadi pada awal kehidupannya. Ketika anak terlahir prematur, salah satu hal penting yang perlu dilakukan adalah penanganan nutrisi untuk mengejar ketinggalan tumbuh kembang selama periode emas 1000 HPK tersebut.”

Kebutuhan nutrisi harus dipenuhi secara optimal, tidak terlalu berlebihan ataupun kekurangan. Asupan nutrisi diberikan dengan tujuan untuk mengejar pertumbuhan yang seharusnya dicapai pada saat di dalam kandungan. 

Oleh karena itu, pemberian nutrisi bersifat individual dan dipantau menggunakan grafik pertumbuhan. Selanjutnya, anak prematur yang baru lahir, dengan pertimbangan klinis khusus, memerlukan skrining pemeriksaan mata, telinga, tulang, darah, dan pemeriksaan ultrasonografi kepala karena kelompok bayi ini rentan terhadap gangguan pada beberapa sistem vital tubuh tersebut.

Joana Alexandra, seorang selebriti yang juga ibu dengan anak terlahir prematur menambahkan, “sebagai seorang ibu dengan anak yang terlahir prematur, saya pasti ingin dapat mengetahui apa hal yang terbaik yang bisa saya berikan untuk mendukung tumbuh kembang si kecil. Saya sangat senang dapat berbagi pengalaman dengan ibu-ibu lain dan belajar dari para ahli dalam Bicara Gizi ini.”

Foto bersama setalh usai diskusi #BicaraGizi tentang prematur, docpri

Akhinya sebagai penutup, Arif Mujahidin, Corporate Communication Director Danone Indonesia mengatakan, “Kami berharap kegiatan Bicara Gizi, khususnya mengenai tatalksana anak yang terlahir prematur, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat serta mendorong penanganan nutrisi yang tepat bagi anak demi tumbuh kembang yang optimal dan masa depan yang cerah.”

Sedikit informasi tentang Nutricia Sarihusada
PT Nutricia Indonesia Sejahtera (Nutricia) dan PT Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) berkomitmen untuk memastikan tingkat kehidupan yang lebih baik untuk generasi sekarang dan akan datang melalui pemenuhan nutrisi pada tahap awal kehidupan. Nutricia dan Sarihusada percaya bahwa pemenuhan nutrisi sehat selama 1000 HPK hari pertama sejak kandungan hingga tahun ke – 2 akan berdampak seumur hidup.

Di Indonesia, Nutricia berdiri sejak tahun 1987 dan Sarihusada sejak tahun 1954. Keduanya merupakan bagian dari Danone Nutricia Early Life Nutritian. Danone adalah salah satu perusahaan makanan dan minuman terbesra di dunia yang memiliki misi memberikan kesehatan kepada sebanyak mungkin orang dan beroperasi di 160 negara dengan jumlah karyawan lebih dari 100.000 orang di seluruh dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar