Senin, 15 April 2019

Sarihusada Dukung World Allergy Week Melalui Gerakan 3K #BundaTahapAlergi

 \]
Doc:worldallergy.org

Angka kejadian penyakit alergi meningkat dari tahun ke tahun di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pola hidup masyarakat yang berubah, sehingga memudahkan menghasilkan lingkungan yang memudahkan terjadinya penyakit alergi.
Selain itu ilmu kedokteran dalam bidang alergi dan imunologi mengalami kemajuan pesat sehingga banyak penyakit alergi mudah dideteksi. Kemajuan ini mempunyai kontribusi dalam angka kejadian penyakit alergi, terutama pada anak. Kondisi ini berupa reaksi dari sistem kekebalan tubuh terhadap sesuatu yang dimakan atau dihirup yang sebenarnya tidak berbahaya dan tidak pula semua anak mengalaminya.

Pada dasarnya dalam tubuh kita ada 5 jenis antibodi atau Imonoglobin G, A, M, E dan D. Antibodi IgE (IgE) adalah antibodi yang banyak berperan pada reaksi alergi. Dalam tubuh pasien alergi terdapat kadar yang tinggi, terutama IgE yang spesifik terhadap zat-zat tertentu yang menimnulkan reaksi alergi (alergen). Alergeb ini bisa berupa debu rumah, serbuk bunga, bulu binatang, jamur, tungau atau makanan dan minuman tertentu, seperti telur, susu, ikan laut.
Gejala-gejala alergi bisa yang muncul antara lain bisa berupa gatal-gatal (biduran), gangguan sistem saluran napas (asma, rinitis), gangguan saluran cerna (diare, muntah) gangguan kulit (biduran, eksim), gangguan mata dan gangguan susunan saraf (sakit kepala) dan lain lainnya.

Sambutan oleh Mediana Herwijayanti (doc: Anisa)
Alergi Susu Sapi
Angka kejadian dan resiko alergi pada anak, terutama terhadap makanan, masih terus ada di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Untuk itu pemahaman masyarakat khususnya para Bunda mengenai pencegahan dan penanganan alergi pada Si Kecil perlu terus ditingkatkan agar ia tetap bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Dalam rangka mendukung World Allergy Week 2019, Sarihusada melalui brand SGM Eksplor Soya mengajak para Bunda untuk mengenali sejak dini gejala dan acara mengatasi risiko alergi pada Si Kecil melalui kampanye #BundaTanggapAlergi dengan melakukan gerakan 3K Kenali, Konsultasikan, dan Kendalikan.

Data World Allergy Organization (WAO) dalam The WAO White Book on Allergy: Update 2013 menunjukan bahwa angka prevalensi alergi mencapai 10-40 persen dari total populasi dunia, bahwa 7,5% diantaranya adalah anak-anak yang memiliki alergi susu sapi. Padahal, anak-anak yang dalam masa tumbuh kembang sangat membutuhkan kebutuhan nutrisi dan kualitas kesehatannya di masa depan.

Padahal, alergi makanan pada anak berpotensi mempengaruhi kesehatan anak karena mengganggu pemenuhan kebutuhan nutrisi, terutama pada masa tumbuh kembang. Malanutrisi pada 1000 HPK akan menentukan kualitasi hidup seorang anak sejak bayi, balita, remaja, dewasa sampai lansia. Alergi pada anak juga membuat anak berisiko mengalami keterlambatan pertumbuhan.
Untuk itulah Sarihusada, melalui brand SGM Eksplor Soya, mengajak orang tua, terutama Bunda' untuk mengenali sejak dini gejala dan cara mengatasi (risiko) alergi pada Si Kecil (anak) melalui #BundaTanggapAlergi dengan melakukan "Gerakan 3K" yaitu Kenali, Konsultasikan dan Kendalikan.


Berbagai pertanyaan yg wajib dijawab untuk memperkirakan adanya 
masalah alergi (flier), doc: sarihusada
Sehubungan dengan hal ini Sarihusada melakukan media gathering untuk wartawan dan blogger bersama pakar dan Bunda dengan anak yang berisiko alergi di Jakarta (10/4-2019). Kegiatan ini juga untuk mendukung kegiatan World Allergy Week 2019 yang berlangsung dengan skala internasional tanggal 7 -- 13 April 2019.
“Gerakan 3K” jadi penting artinya bagi Bunda dan Si Kecil karena anak-anak yang alergi juga membutuhkan protein sebagai salah satu komponen nutrisi seimbang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang kelas jadi kunci kesehatan anak di masa depan.
Sayangnya, salah satu makanan yang menjadi pencetus alergi pada anak adalah susu sapi. Padalah, seperti dikatakan oleh Prof DR  Budi Setiabudiawan, dr, SpA(k), M.Kes. Konsultan Alergi dan Imunologi Anak di FK Unpad, Bandung, susu sapi adalah salah satu sumber protein yang dibutuhkan anak untuk mendukung proses tumbuh kembang anak secara optimal. Disamping itu alergi susu sapi bisa menjadi pintu timbulnya alergi lain dikemudian hari.

Oleh karena itu pencegahan atau penanganan sebaik-baiknya perlu dilakukan supaya tidak berlanjut dengan alergi lain. Maka di sinilah peran orang tua, khususnya Bunda, sangat penting untuk mencegah dan menangani kondisi alergi anak agar anak tetap dapat asupan nustrisi yang tetap," kata Prof Budi pada acara media gathering. Dan pemberian air susu ibu (ASI) merupakan salah satu langkah terbaik dalam mengatasi alergi susu sapi pada anak.

Kampanye #BundaTanggapAlergi melalui Gerakan 3K”, menurut Meutia Athaya, Brand Manager Allergy Care Sarihusada merupakan ajakan bagi Bunda agar aktif mengenali gejala alergi pada anak. Kenal yaitu mendeteksi secara dini risiko dan gejala alergi pada anak, selanjutnya Konsultasikan ke dokter agar Si Kecil mendapatkan penanganan medis yang tepat, dan Kendalikan penyebab alergi dan memberikan nutrisi yang tepat agar Si Kecil tetap terjadi proses tumbuh kembangnya secara optimal.
Bahan Dasar Kedelai
Beberapa faktor yang meningkatkan risko alergi pada Si Kecil, antara lain: riwayat alergi pada orang tua dan keluarga, kelahiran caesar, polusi udara dan asap rokok. 
Prof Budi mengingatkan dengan langkah Gerakan 3K para Bunda bisa menghadapi alergi pada anak dengan baik, yaitu dengan mengamati kapan terjadi alergi pada anak. Apakah terjadi pada pagi hari, siang hari atau malam hari. Selain itu perlu pula diperhatikan apakah alergi terjadi di dalam rumah, di luar rumah atau di kamar. Disamping itu perlu juga diperhatikan riwayat alergi pada orang tua dan keluarganya.

Hal ini bisa saja terjadi ketika Si Kecil diberikan susu, telur atau daging ayam tiba-tiba terjadi penolakan. Bunda yang memberikan susu sapi pada anak di kamar menganggap anak alergi susu sapi. Padahal "Bisa jadi gejala alergi pada anak karena tungau yang ada di debu di dalam kamar," ujar Prof Budi. Begitu pula ketika anak diberi makan daging ayam atau telur ayam di kamar tiba-tiba ada gejala alergi. Bisa saja Bunda akan menganggap daging atau telur ayam yang jadi penyebab. Padahal, gejala alergi itu karena tungau.
Jika Si Kecil sudah terindikasi alergi terhadap susu sapi, tapi karena Si Kecil tetap membutuhkan nutrisi, maka perlu ada alternatif sumber protein untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tumbuh kembang Si Kecil. "Si Kecil bisa mengkonsumsi alternatif susu sapi, seperti susu pertumbuhan yang mengandung formulasi khusus terhidrolisis ekstensif, asam amino, susu dengan bahan dasar kedelai/soya," ujar Prof Budi.


Acara talkshow dengan beberapa narasumber (docpri)
Karena susu sapi merupakan salah satu sumber protein, maka perlu ada pengganti yang setara. Sarihusada memproduksi susu SGM Eksplor Soya yang terbuat dari kacang kedele dengan tambahan Omega 3, asam linoleat, protein, Vitamin D3, A dan C, kalsium, zink dan zat besi untuk anak umur 1 -- 5 tahun. Sarihusada juga menyiapkan beberapa resep makanan bagi Si Kecil yang alergi susu sapi dengan bahan dasar soya (susu dari kedelai).

Selain berkomitmen menyediakan edukasi nutrisi bagi para Ibu dan orang tua, Sarihusada menghadirkan salah satu solusi nutrisi bagi anak yang memiliki alergi terhadap susu sapi. Diharapkan dengan edukasi yang tepat dan tetap terpenuhinya kebutuhan gizi seimbang, Si Kecil dengan alergi susu sapi tetap bisa tumbuh sehat dan berkembang menjadi pribadi yang tumbuh tinggi dan kuat, percaya diri, cerdas dan kreatif serta mandiri dan supel.

Dalam acara talkshow mengenai alergi, juga hadir Natsha Rizky - Aktris & Seorang Ibu. Dia mengatakan bahwa sebagai seorang ibu yang memiliki anak dengan alergi susu sapi, tentunya saya sangat memperhatikan asupan nutrisi yang saya berikan kepada anak terutama untuk memastikan tumbuh kembang optimal. Saya sangat mengapresiasi Sarihusada yang terus mengadakan kampanye #BundaTanggapAlergi dengan Gerakan 3K. Gerakan 3K ini juga saya lakukan untuk mengani alergi susu sapi yang dialami oleh anak kedua saya, ujarnya.

Disamping itu dengan mengenali gejala alergi dan mengkonsultasikan ke dokter, akhirnya saya dapat mengendalikan penyebab alergi dengan memberikan nutrisi terbaik bagi anak. Dengan demikian, kondisi alergi tidak menghambat Si Kecil untuk berprestasi di masa depan, asalkan para Ibu mengetahui cara pencegahan dan penanganan alergi Gerakan 3K

Akhirnya Sarihusada mempunyai berkometmen untuk terus mendukung pemenuhan nutrisi Si Kecil, termasuk mereka yang memiliki alergi susu sapi. Sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2016, Sarihusada dengan kampanye #BundaTanggap Alergi telah berhasil mengedukasi lebih dari 13 juta ibu melalui website www.alergianak.com; seminar awam mengenai alergi ddi fasilitas kesehatan serta menayangkan iklan layanan masyarakat. Selain itu juga rutin melakukan edukasi tentang alergi ke para bidan melalui seminar, aktiivitas Mini MOBI di lebih dari 10 ribu titik di Indonesia serta edukasi melalui platform digital, ungkap Athaya

Demo masak dengan SGM Explore Soya dari kedelai (docpri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar