Sabtu, 08 Juni 2019

Prinsip Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI)

Makanan yang bagus untuk MPASI (alodokter.com

Selalu senang mengikuti acara #Bicara Gizi bersama Danone Indonesia dan Nutrisi untuk Bangsa. Hal ini mengingatkan saya apa yang telah dilakukan dulu dalam pemberian makanan padat pada anak. Maklum saya berangkat dari ketidaktahuan bagaimana sebaiknya memberikan MPASI, kecuali hanya secuil informasi bahwa gizi itu penting bagi pertumbuhan seorang anak. Lebih-lebih untuk anak yang berusia dibawah 5 tahun.

Informasi relatif baru, ternyata penekanan asupan gizi dalam usia 1000 HPK jauh lebih penting dari penekanan nutrisi pada usia anak 5 tahun, karena pemberian gizi yang bagus akan mempengaruhi pertumbuhan otak.
Itu sebabnya saya hadir pada acara tanggal 28 Mei 2019 bersama narasumber dr. Frieda Handayani, SpA(K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrhepatologi yang membahas Healthy Eating Habits untuk Tumbuh Kembang Optimal. Menurutnya, pemberian MPASI yang tidak tepat akan mengakibatkan dampak buruk pada kesehatan anak dalam jangka panjang. Misalnya saluran pencernaan yang terganggu, selera makan anak yang turun dan mengakibatkan malnutrisi pada akhirnya.

Malnutrisi pada anak dapat menjadikan si anak stunting atau badan pendek dengan tingkat kecerdasan yang kurang. Sebaga catatan dari data Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan 30,8% bayi di Indonesia mengalami stunting serta 17,7% mengalami malnutrisi. Kondisi ini penting diberi perhatian untuk memperbaiki pola makan dan asupan nutrisi yang cukup agar gizi anak terpenuhi dan dapat diperbaiki dengan segera.


Bapak Arif Mujahidin bersama nara sumber (dokpri)


*****
Secara garis besar, makanan pendamping ASI yang baik adalah makanan pendamping yang disiapkan dengan menggunakan pangan lokal. Hal ini karena kualitas pangan lokal tidak kalah bersaing dengan bahan-bahan impor. Tidak perlu menggunakan bahan makanan yang mahal karena tidak selamanya cocok dengan selera anak. 

Selain itu pastikan bahwa makanan tidak menggunakan aneka bumbu yang tajam dan pedas. Garam dan gula dapat diberikan dalam batasan sewajarnya. Disamping itu perlu juga diperhatikan kandungan gizi dan proses memasak makanan, karena keduanya berpengaruh terhadap kecukupan asupan zat gizi harian bayi.

Ada sekitar 6 prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemberian makanan pendamping ASI. Disini prinsip pemberiannya adalah makanan yang diberikan ditujukan untuk memenuhi gap kebutuhan zat gizi yang semakin lama semakin besar pada anak dan tidak dapat dipenuhi oleh ASI saja. Tentunya pemberian makanan padat dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan kesiapan bayi dan kondisi kesehatannya.

Berikut 6 prinsip yang penting dalam menyiapkan makanan pendamping ASI (MPASI)

1. Berikan ASI saja untuk anak usia 0 - 6 bulan

          Secara fisiologis, kondisi saluran cerna bayi yang berusia 0 - 6 bulan belum cukup matur untuk mendapatkan makanan selain ASI. Kemampuan ginjal dalam mengatasi beban protein yang terlalu tinggi belumlah sempurna. Hal ini menjadi dasar mengapa bayi yang baru dilahirkan hingga berusia 6 bulan hanya boleh mendapatkan ASI saja. Selain itu kekebalan tubuh yang dimiliki bayi juga belum sempurna, sehingga pemberian makanan selain ASI meningkatkan resiko infeksi.

Dr Frieda Memberikan presentasinya (dokpri)

2. Tetap dan sering berikan ASI sesuai keinginan anak (on demand)

         Dalam berbagai penelitian memperlihatkan  kandungan ASI sangat baik bagi anak hingga mereka berumur 2 tahun. Untuk itu, pemberian ASI masih perlu dipertahankan hingga mencapai usia tersebut. Namun perlu diingat bahwa kebutuhan akan ASI hanya memenuhi 35 - 40% saja energi yang dibutuhkan, sehingga si anak memerlukan makanan tambahan dengan kandungan gizi yang tinggi.

         Untuk itu, si ibu perlu diedukasi akan pentingnya asupan gizi bagi anak. Lebih-lebih kondisi yang ada sekarang, justru dalam  masalah gizi buruk terjadi tidak melulu , karena masalah ekonomi, akan tetapi karena ketidaktahuan, demikian yang diungkapkan oleh Arif Mujahidin, Communication Director Danone Indonesia. Contoh yang paling unik menurut beliau adalah dalam satu keluarga dengan asupan yang sama, trenyata ada anak yang obesitas, tetapi ada juga yang stunting 

3. Terapkan responsive feeding atau senang hati
         
         Maksud rensponsive feeding adalah pla pemberian makan pada anak dengan memperhatikan aspek psikososial anak. Berbagai bukti klinis mnejelaskan bahwa status gizi anak tidak ditentukan hanya pada jumlah asupan makanan. Namun juga pada bagaimana makanan tersebut diberikan pada anak.

        Pendekatan yang dilakukan serta mempertimbangkan tanda kenyang dan lapar pada anak seharusnya menjadi bagian penting dalam proses pemberian makan. Misalnya dengan menciptakan lingkungan yang tidak banyak gangguan, membuat berbagai kreasi masakan dan penyajian, sehingga menciptakan nafsu makan anak. Hal ini karena memberi makan anak merupakan momen yang sangat intens, sehingga pada saat makan, kita diharapkan bisa membangun komunikasi dan kontak yang baik dengan anak.

4. Pemberian makanan tambahan secara bertahap

        Mulailah pemberian makanan pendamping ASI pada saat bayi berusia 6 bulan dengan memberikan jumlah yang kecil dan ditingkatkan secara bertahap dengan tetap memberikan ASI. Demikian juga dengan konsistensi dan variasi pendamping ASI yang menjadi elemen penting yang perlu diperhatikan.

       Mulailah dengan konsistensi yang cair dan meningkat secara bertahap hingga anak mendapatkan makanan padat dengan konsistensi yang sama dengan makanan keluarga. Perubahan konsistensi ini mengikuti kemampuan dan tahapan pertumbuhan serta perkembangan anak. Pada usia 8 bulan, bayi sudah bisa diperkenalkan dengan "finger food", makanan cemilah yang bisa dipegang dan dimakan oleh bayi sendiri.

        Perubahan tekstur biasanya menyebabkan penolakan dari anak, karena itu perlu proses adaptasi yang dijalani dengan sabar dengan tetap menerapkan prinsip renponsive feeding

Mengabadikan momen kebersamaan (dok: Agung Han)

5. Tingkatkan frekuensi pemberian makan secara bertahap

        Frekuensi pemberian makanan tambahan tergantung dari kandungan energi yang tersedia dari makanan lokal yang digunakan. Namun tetap menyesuaikan dengan dalam menerima makanan. Biasanya pada anak usia 6 - 8 bulan mendapatkan ASI perlu mendapatkan makanan pendamping 2 - 3 kali dan 3 - 4 kali saat anak berusia 9 -11 dan 12 - 23 bulan.

        Frekuensi pemberian makan ini penting untuk memastikan kecukupan energi dan asupan gizi bagi bayi dan anak. Dalam panduan pemberian makan pada bayi dan anak yang disusun oleh WHO, frekuensi pemberian makan menjadi salah satu indikator praktik pemebrian makan yang baik.

6. Berikan makanan yang memiliki kandungan gizi yang tinggi
        
        Pemilihan bahan makanan dengan kandungan gizi yang tinggi akan menjamin keterpenuhan kebutuhan gizi anak. Untuk itu hindari makanan yang bergula tinggi atau yang telah diproses terlebih dahulu. Pemberian bahan-bahan alamiah yang dimasak tanpa penambahan gula dan garam yang berlebihan akan jauh lebih baik. Begitu juga dengan pengolahan yang berlebihan akan menyebabkan hilangnya zat gizi dalam makanan.

Akhirnya terima kasih untuk Danone Indonesia yang terus berusaha mengedukasi masyarakat dengan mengadakan talkshow yang bermanfaat seperti #BicaraGizi ini. Acara ini telah menjadi komitmen Danone dalam mengedukasi masyarakat mengenai nutrisi, demikian sambutan dari Bapak Arif Mujahidin selaku Communication Director Danone Indonesia.


1 komentar:

  1. The Star Grand at The Star Grand at The Star Gold Coast - JtmHub
    Guests can enjoy a swim in the 오산 출장샵 adults-only experience at The Star Grand 삼척 출장마사지 at The Star Gold Coast, 정읍 출장안마 with 김제 출장안마 live entertainment, restaurants, 평택 출장샵

    BalasHapus