Sabtu, 08 Maret 2014

[Narkoba-5] Anjangsana Blogger Reporter ke Badan Narkotika Nasional (BNN)



Kami sempatkan foto bersama di depan kantor BNN (doc: Pak Thamrin Dahlan)

Alhamdulillah, keinginan saya untuk berkunjung ke kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) akhirnya terlaksana pada hari Jum’at 7 Maret 2014 kemarin. Saya datang bersama 8 orang Blogger Reporter lainnya, yang dipimpin oleh Bapak Kombes Thamrin Dahlan untuk beraudiensi dengan Bapak Gun Gun Siswadi, Deputi Devisi Peran Serta Masyarakat dan Ibu Retno, Devisi Media.

Seneng rasanya saya bisa berkunjung kesana, apalagi kami mempunyai misi yang luhur ingin membantu BNN dalam upaya pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan penyebaran gelap narkoba (P4GN) yang sudah marak dan menyebar sampai ke desa-desa. Bahkan pemakainya sudah tidak memandang status siapa dan bagaimana kondisi ekonomi mereka.Untuk itu kita semua harus waspada. Jangan sampai ada salah satu dari anggota keluarga kita yang terjerumus dalam pengalahgunaan dan penyebaran narkoba ini. 

Lebih baik bagi para pengguna untuk lapor  ke Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL), biar segera bisa direhabilitasi atau dipulihkan. Karena pengguna narkoba pada dasarnya adalah orang yang sakit, makanya perlu direhabilitasi. Apalagi biaya untuk rehabilitasi ini gratis apabila memilih di empat (4) tempat rehabilitasi yang dimiliki oleh pemerintah. Salah satunya adalah tempat rehabilitasi di Lido, Sukabumi. Daripada nanti terkena tangkap tangan urusannya malah lebih ruwet dan lama. Hal ini disebabkan karena mereka harus melalui proses peradilan lebih dahulu. Baru setelah proses peradilan selesai, maka dilihat hasil penilaian (assessment) nya. Apakah dia benar-benar hanya sebagai pemakai, dan bukan sebagai pengedar apalagi bandar narkoba.

Itulah sebabnya tekad dari BNN untuk tahun 2014 ini adalah Tahun Penyelamatan Pengguna, dimana pengguna Narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara. Untuk mewujudkan tekad itu, makanya BNN berusaha merangkul para blogger agar kami bisa ikut aktif membantu mereka. Tentunya cara yang bisa kami lakukan adalah dengan menggunakan pena yang diwujudkan dalam bentuk tulisan. Karena masalah P4GN  tidak bisa hanya ditangani oleh BNN, yang mempunyai wewenang untuk itu. Tapi perlu peran serta masyarakat agar tujuan Indonesia bebas narkoba 2015 bisa tercapai. 

Bagi saya ini merupakan suatu keberuntungan mempunyai banyak teman yang bisa saling bekerja sama. Apalagi untuk topik yang benar-benar luar biasa bahayanya bagi kehidupan suatu bangsa dan Negara. Karena narkoba bisa menghancurkan satu generasi (lost generation), bahkan lebih kalau masalah narkoba tidak ditangani secara serius. Itulah sebabnya narkoba termasuk dalam salah satu dari the most extraordinary crimes, selain terorisme dan korupsi.

 Saat kami sedang berdiskusi dengan Pak Gun Gun dan Ibu Retno (doc: Pak Thamrin D)

Sungguh saya tidak pernah membayangkan kalau saya akan berkunjung ke BNN. Apalagi sampai jalan-jalan ke Perpustakaannya. Dalam pikiran tidak pernah terbayang untuk apa saya kesana, kalau tidak ada tujuan yang jelas. Namun itulah salah satu manfaat saya bergabung dalam dunia blogger, membuat saya bisa ada dimana-mana. Padahal saya bukan siapa-siapa.  Kami datang ingin menanyakan berbagai isu yang ada di masyarakat dan langkah-langkah apa yang BNN lakukan dalam mengatasi masalah narkoba ini.

Kini setelah saya bergabung dalam Proyek Indonesia Bergegas, saya mulai menancapkan niat untuk datang ke kantor BNN agar bisa mengetahui lebih jauh mengenai sepak terjang lembaga ini. Sekaligus saya ingin mengunjungi Perpustakaannya untuk mengedukasi diri lebih mendalam tentang dunia narkoba. Hal ini saya lakukan agar saya bisa berbuat lebih banyak lagi. Mungkin tempat inilah yang akhirnya akan saya datangi berkali-kali, untuk menggali ilmu dan inspirasi yang lebih banyak lagi. 

Maklumlah saya memang masih awam dalam memasuki dunia hitam ini. Karena yang kami tahu selama ini, narkoba dan sebangsanya termasuk barang haram yang tidak boleh dipakai sembarangan atau disalahgunakan. Makanya pesan dari orang tua saya hanya sebatas nasehat, “jangan sekali-kali mencoba untuk mendekatinya, karena nanti bisa kecanduan dan   yang ditakutkan lagi bisa terjadi ketergantungan yang terus menerus untuk selalu memakainya.” Itu saja ilmu yang saya peroleh dari orang tua saya. Inti dari pesan itu tidak boleh dilanggar. 

Untunglah saya masih tetap mematuhi larangan yang satu ini sampai sekarang. Bahkan saya  ingin mengajak yang lainnya untuk menjauhi sebisa mungkin. Tentunya pekerjaan ini tidak mudah seperti membalik telapak tangan saja. Terutama bagi mereka yang sudah pernah atau terbiasa mencobanya. Namun kita tetap harus bergerak dan optimis agar apa yang menjadi tujuan kita bersama mencapai Indonesia bebas narkoba 2015 bisa tercapai. 

Makanya setelah Pak Thamrin Dahlan mengajak siapa saja yang mau ikut ke BNN. Saya dengan antusias mendaftarnya. Bahkan saya sampai ke BNN jauh lebih cepat dari waktu yang dijadwalkan. Saya sampai di tempat 30 menit lebih awal dari jadwal yang dijanjikan. Ternyata jarak BNN dengan rumah saya tidak begitu jauh dan kebetulan perjalanan busway saya juga  lancar. Padahal seringnya kalau ada acara atau pertemuan, saya datang tepat waktu atau paling tidak beberapa menit sebelum acara dimulai. Suatu hal yang sangat jarang saya lakukan untuk datang 30 menit lebih awal selama ini. Apalagi saya sendiri belum pernah datang ke BNN, kecuali hanya tahu alamatnya saja.

Namun saya tidak mau menyia-nyiakan waktu yang ada. Bahkan dalam waktu 30 menit yang ada, saya bisa berkenalan dengan salah satu Staff Badan Narkotika Nasional dari Propinsi Sumatera Selatan, Ibu Siti Nurkhasanah, SKM. Dia menjabat sebagai Kasi Peran Serta Masyarakat yang sama-sama sedang menunggu di lobby BNN. Akhirnya saya pergunakan waktu yang ada untuk berbincang-bincang mengenai permasalahan narkoba di Propinsi Sumsel ini. Ternyata BNNP Sumsel pun sekarang sedang bergerak cepat untuk mengedukasi masyarakat sampai ke tingkat desa-desa (RT dan RW). Dan mendorong para pengguna narkoba untuk cepat melapor, agar bisa dibantu untuk direhabilitasi. Karena pada dasarnya para pengguna itu adalah orang sakit, yang tidak bisa disembuhkan. Hanya bisa dipulihkan saja, karena salah satu bagian dari otak sarafnya ada yang rusak. Jadi sewaktu-waktu mereka bisa kambuh dan menggunakan narkoba kembali, apabila kurangnya perhatian atau kasih sayang dari anggota keluarganya. 

Beruntunglah setelah diskusi singkat selesai, kawan-kawan dari Blogger Reporter satu per satu pun datang. Jadi benar-benar tidak ada waktu saya yang terbuang percuma. Rasanya semua berjalan begitu lancar hari itu. Disisi lain, saya juga benar-benar serius ingin belajar dan mendalami seluk beluk narkoba. Saya yakin, tanpa kita tahu banyak tentang apa, kenapa dan bagaimana narkoba itu akan sulit untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat sekarang ini. 

Hal ini disebabkan karena generasi muda sekarang jauh lebih kritis, lebih bebas dalam pergaulan dan juga lebih mudah terekspose pada berbagai informasi baru, karena adanya kemajuan teknologi informasi. Makanya kita sebagai orang tua harus pandai-pandai dalam membekali diri agar bisa mendeteksi secara dini setiap perubahan perilaku dari anak-anak kita maupun masyarakat di sekitar. Itulah sebabnya Parenting skills sangat perlu dimiliki oleh setiap orang tua. Jangan sampai kita tidak tahu harus berbuat apa dan bagaimana jika ada salah satu dari tetangga atau sahabat kita terjerumus kedalam dunia hitam. Walaupun kita tidak menginginkannya.

Begitulah sekilas pertemuan kami dengan Pak Gun Gun Siswadi serta ibu Retno. Sisa waktunya kami pergunakan untuk berfoto bersama dan melihat koleksi dari buku-buku ataupun majalah yang ada di Perpustakaan BNN. Sayangnya kami tidak bisa berlama-lama di Perpustakaan dan tidak sempat membacanya, karena banyak diantara kami yang harus melakukan Shalat Jum’at, sehingga kami tidak mempunyai banyak waktu untuk bermanuver.

 Berfoto Bersama di depan Perpustakaan BNN (doc: Pak Thamrin Dahlan)

Sekali lagi, Say No to Drugs Abuse!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar