Ilustrasi Hari Air Sedunia (doc: AQUAlestari.com)
Banyak orang tua yang menasehati atau berpesan agar kita bisa hidup
dinamis, fleksibel dan mengalir dengan tenang seperti air. Hal ini karena air
begitu luwes seperti wadah itu sendiri. Air juga bisa berada dimana saja tanpa
kehilangan jati dirinya atau dzatnya. Itu sebabnya air tidak pernah takut akan
medan atau keadaan yang dihadapinya.
Disamping itu air mempunyai tekad begitu kuat. Bahkan sekeras-kerasnya batu
dapat rusak atau berlobang ditembus oleh tetesan air. Namun kita harus
berhati-hati, karena jika air dibendung, maka ia dapat meratakan segala yang
dilewatinya. Tak peduli seberapa jauh itu jaraknya dari muara dan berapa banyak
hambatan yang akan dilalui, air pasti akan menuju ke sana.
Jadi ada satu hal penting yang bisa diambil pelajaran disini. Bukan waktu
tempuh yang harus dilalui, tapi seberapa besar keyakinan/visi untuk menuju
muara. Untuk itu berusahalah dan yakinlah bahwasannya kita dapat menggapai
suatu impian, asalkan konsisten seperti air.
Begitulah sekelumit filosofi tentang air yang membuat saya begitu terkesan
dan bisa kita ambil hikmahnya. Tak bisa dipungkiri bahwa air menjadi sumber
kehidupan bagi semua mahluk hidup di bumi. Maka pantaslah jika ada satu hari
khusus yang didedikasikan untuk mengapresiasi betapa pentingnya keberadaan air
bersih yang diperingati setiap tanggal 22 Maret.
Thema Hari Air Sedunia 2018, The Answer is in Nature (doc: worldwaterday.org)
“Hari Air Sedunia” atau “World Water Day” merupakan perayaan
tahunan dan sekaligus ditujukan untuk menarik perhatian masyarakat global
mengenai pentingnya air bagi kehidupan serta untuk penyadaran akan pengelolaan
sumber air bersih yang berkelanjutan.
Beruntung saya bisa ikut merayakan Hari Air Sedunia (HAS) 2018 yang
diadakan oleh Danone-AQUA bersama teman-teman Blogger dan wartawan. Acara #BincangAir ini dimaksudkan untuk
bersama-sama belajar bagaimana alam memberikan solusi terhadap pelestarian air.
Kami diajak berkunjung ke PT Babakan Pari, Sukabumi. HAS ini sengaja diperingati untuk
mengingatkan masyarakat akan pentingnya pelestarian air.
Tahun ini United Nations Water (UN
Water) menetapkan Tema Hari Air Sedunia tahun ini (2018) adalah”Alam untuk Air” atau “Nature for Water” dengan kampanye nya
yaitu "Solusi ada di alam” atau
“The Answer is in Nature". Topik
ini bertujuan untuk meningkatlkan pengetahuan kita bahwa alam memiliki solusi
dalam mengurangi krisis terkait air di dunia seperti banjir, kekeringan dan
polusi air.
Lokasi Jalur Pipa Sumber Air 2, Kubang (docpri)
Antusiasme peserta mendengarkan penjelasan tentang Sumber Air (docpri)
Menyempatkan berfoto bersama di Kubang, Jalur Pipa Sumber (doc: Anisa)
Saya begitu menghargai kunjungan ke salah satu perusahaan Danone-Aqua,
yaitu PT Babakan Pari. Hal ini karena telah menyadarkan saya bahwa air adalah
sumber kehidupan dan berkah bagi kehidupan sekaligus. Yang berarti air begitu
berharga bagi manusia dan mahluk hidup yang lainnya. Yang jadi masalah
pandaikah kita mengelolanya, sehingga tidak menimbulkan banjir di musim hujan
dan kekeringan atau kekurangan air di musim kemarau panjang.
Dalam pernyataan dari PBB berbunyi, "Kerusakan ekosistem mempengaruhi
kuantitas dan kualitas air yang tersedia untuk konsumsi manusia". Sampai hari
ini ada 2,1 miliar orang yang hidup tanpa air minum yang bersih dan aman di
rumah merek. Hal ini tentu mempengaruhi kesehatan, pendidikan dan mata
pencaharian mereka.
Untuk itu tujuan pembangunan berkelanjutan untuk memastikan bahwa setiap
orang memiliki akses ke air bersih pada tahun 2030, dan termasuk target untuk
melindungi lingkungan alam dan mengurangi polusi.
Pentingnya kesadaran kolektif untuk menjaga pembangunan berkelanjutan
(doc:kkp.go.id)
Oleh karena itu adanya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim akan sangat
berdampak pada penurunan kualitas air di seluruh dunia. Berbagai inisiatif memang
telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas air. Ternyata alam memiliki
solusi atau potensi untuk menyelesaikan persoalan air itu sendiri.
Hal ini sesuai dengan tema Hari Air Sedunia 2018 yaitu "Alam untuk Air" atau "Nature for Water" yang fokus pada Solusi Berbasis Alam (SBA) untuk
menghadapi tantangan dalam pelestarian air yang semakin berat dihadapi pada
abad 21.
Hadir sebagai nara sumber pada acara tersebut Bapak Arif Mujahidin, sebagai Corporate Communications Director
Danone Indonesia dan Bapak Karyanto
Wibowo, Sustainable Development Director Danone Indonesia. Arif Mujahidin
dalam penjelasannya mengatakan bahwa "Bagi kami, air memiliki peranan
penting untuk kehidupan makhluk hidup dan karenanya Danone-AQUA selalu
berupaya untuk turut menjaga kelestarian air dan lingkungan. Salah
satunya dengan menggunakan cara alamiah dengan memanfaatkan potensi alam untuk
menyelesaikan tantangan terkait air."
Bapak Arif Mujahidin sedang memberikan paparan apa yang
telah dilakukan oleh Danone-Aqua (docpri)
Sedangkan salah satu upaya yang dilakukan oleh Danone-AQUA melalui
konservasi air adalah dengan memanfaatkan solusi ilmiah yang digabung dengan
pembangunan infrastruktur dengan tujuan konservasi (grey infrastructure). Upaya
ini telah dilakukan Danone-AQUA untuk daerah Mekarsari, Sukabumi bekerjasama
dengan LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) IPB Bogor dalam
mengembangkan permodelan Soil Water Analysis Tools (SWAT) di Hulu Sub DAS
Citatih, Mekarsari, Sukabumi.
Sementara Karyanto Wibowo dalam
memberikan presentasinya mengatakan bahwa SWAT atau yang dikenal juga sebagai
piranti analisis air dan tanah ini memiliki beberapa manfaat. Diantaranya
adalah membangun strategi perencanaan konservasi yang efektif. Dengan SWAT,
kami dapat melakukan penanaman pohon konservasi sipil teknis yang tepat dan
sesuai dengan kondisi lahan yang ada.
Selain itu dengan adanya piranti ini, kami juga menghitung dampak dari
upaya/praktik pengelolaan lahan, seperti menghitung tingkat resapan air ke
dalam tanah,, pengendapan tanah hingga penggunaan kimia dari praktik pertanian.
Lebih lanjut SWAT juga bermanfaat untuk memprediksi risiko timbulnya bencana
alam"
Beberapa mobil yang ikut dalam kunjungan ke salah satu perusahaan Danone-Aqua di
Babakan Pari, Sukabumi (dokpri)
Kami melakukan perjalanan singkat untuk melihat dari dekat apa yang telah dilakukan oleh Danone-Aqua (docpri)
Berikut berbagai hal yang telah dilakukan oleh Danone-AQUA dalam upaya melakukan konservasi di wilayah Mekarsari dan Babakan Pari, Sukabumi sebagai upaya menindaklanjuti apa yang menjadi rekomendasi dari
SWAT, diantaranya:
1. Penanaman 580,000 pohon yang
tersebar di 8 desa, yaitu Desa Pasawahan, Desa Tenjolaya, Desa Cisaat, Desa
Kutajaya, Desa Jayabakti, Desa Tangkil, Desa Girijaya dan Desa Cidahu
2. Pembuatan Kolam resapan air
(Water Pond) dimana limpasan air dari kolam tersebut dimasukkan ke dalam
tanah melalui lubang resapan yang ada di sekitar kolam
3. Pembangunan Pemanen Air Hujan
(PAH) dengan memanfaatkan air hujan untuk kebutuhan pemenuhan air bersih di
mushola, madrasah, sekolah, atau rumah warga yang etrsebar di Desa Pesawahan
dan Desa Cisaat
4. Pembuatan DAM Resapan Air
yang berguna untuk menjaga ketersediaan air dalam tanah
5. Pembuatan 40 buah sumur resapan
dengan kapasitas resapan sebesar 2.200 m3 untuk setiap sumur resapan yang
tersebar di 3 desa, yaitu Desa Pasawahan, Desa Tenjolaya dan Desa Cisaat.
Tujuan dari sumur resapan ini agar dapat bermanfaat untuk mengimbuh sumur
masyarakat dan mengurangi genangan atau banjir serta membantu menyuburkan
tanah.
Derasnya air yang menuju ke Water Pond, sayang sekali kalau tidak ditampung (docpri)
Inilah Water Pond sebagai kolam resapan air yang bisa dimanfaatkan (dokpri)
Alat pemanen air hujan (PAH) yang bisa dimanfaatkan buat berbagai keperluan (docpri)
Sejak program dijalankan dan sampai saat ini, ada sebanyak 695 orang telah
menerima manfaatnya. Danone-Aqua akan terus berkomitmen meningkatkan program
konservasi dengan harapan dapat bermanfaat untuk pelestarian air dan lingkungan
serta berguna bagi masyarakat.
Terus apa yang bisa dilakukan oleh kita sebagai warga biasa? Tentunya ada banyak hal atau kegiatan yang bisa membantu kelangsungan pembangunan dan kelestarian air. Misalnya janganlah membuang sampah sembarangan, mengurangi pemborosan (hemat air), melakukan reboisasi hutan, pemanfaatkan ulang air untuk menyiram pohon atau mengepel, dan lain sebagainya.
Ayo kita coba menyayangi bumi dengan cara menghemat air demi kelangsung pembangunan untuk menuju Indonesia Jaya 2030.
Ilustrasi bagaimana menghemat air (doc: wwd.org)
Terima kasih Danone-AQUA yang telah menyadarkan saya akan berharganya air bersih.
Lengkap ya edukasi dengan program konservasi yang dilakukan Danone-Aqua. Top deh buat Danone
BalasHapusSaatnya memanfaatkan alam untuk ketersediaan air.
BalasHapusJadi lebih sayang air ya sekarang. Kita jadi tahu konservasi apa yang tepat untuk mendapatkan air bersih.
BalasHapus