Kamis, 03 September 2015

Ih Gemesnya Aku Tak Punya Banyak Waktu Untuk Menulis Lagi

Ada banyak tawaran lomba menulis untuk blogger atau menulis di blog, tapi aku tidak pernah bisa ikut. Padahal topiknya tidak begitu sulit untuk dikerjakan. Tapi seringnya aku tidak pernah bisa menyelesaikan tulisan sampai deadline nya. Jadi apa yang mau diharapkan dari berbagai lomba, kalau nulis saja tidak sempat. Ada saja yang menjadi alasan kenapa aku sampai kewalahan untuk membagi jadwalku sendiri. Bagaimana mau jadi orang besar, kalau membagi waktu saja sampai kesulitan.

Belum jadi menteri atau orang penting, sudah terbelenggu dengan berbagai kesibukannya sendiri. Aku mau mencoba berubah, agar aku tetap masih punya banyak waktu untuk menulis. Paling ada kesempatan untuk menulis uneg-uneglah,biar pun hanya di blog pribadi. Tidak dipublikasikan secara umum seperti halnya di blog keroyokan. Memang aku sudah mengurangi acara kumpul-kumpul, tapi aku masih tetap harus menulis donk.Jangan pernah berhenti untuk menulis, takut malah nanti jadi gagap.

Semoga saja selanjutnya aku mulai bisamembagi waktu untuk menulis. Paling tidak bisa ikut meramaikan berbagai lomba. Perkara menang kalah itu urusan nanti, tapi usaha itu adalah. Syukur aku bisa menang biar hadiahnya bisa untuk menambahhin dana untuk kesana kemari. Kalau lebih bisa aku investasikan, daripada kebanyakan duit menganggur.

Sebagai garis besarnya, mungkin aku bisa sedikit menyarikan apa yang menjadi penyebabnya:

1. Otakku semakin lemot untuk menangkap berbagai fenomena yang ada di sekitarnya, karena adanya kesibukanku yang baru. Ternyata benar-benar menyita banyak waktu yang ada. Bahkan ampai  sekarang pun aku masih belum PD dan berani untuk unjuk gigi atau menawarkan ke orang lain.

2. Aku merasa tidak ada waktu lagi untuk menulis, karena aku selalu mengingatkan diriku sendiri untuk terus belajar dan belajar. Dengan demikian porsi waktuku untuk menulis, menjadi sangat sedikit atau bahkan sudah tereliminasi. Di saat aku ingin menulis, aku memilih untuk tidur awal, karena paginya aku harus berangkat dan menyiapkan segala sesuatunya. Kalau tidak demikian, praktis aku tidak sempat menyiapkan makanan buat anakku seharian. Jadi ada semacam trade off antara melanjutkan menulis malam hari dan menuntutku tidur lebih awal agar aku bisa bangun pagi dan shalat malam.

3. Adanya keinginan untuk membangun bisnis jangka panjang, aku merelakan waktu dipakai buat menerima curhatan anak buah (agen), termasuk menampung masalah pribadinya. Ini yang terkadang membuatku menjadi konsultan keluarga. Sebenarnya aku tidak ingin masuk ke ranah pribadi, tapi karena masalah ini membuatnya berlarut dalam kegalauan. Mau tidak mau aku berusaha menampungnya, walaupun sebenarnya hal itu masalah yang ringan untuk diselesaikan.

Mungkin sama dengan aku yang duluketika terjerat pada sesuatu. Rasanya mau lepas pun sulit, bahkan terasa ada yang hilang. Tapi sekarang aku melihat dari sisiku sendiri dan masa bodoh dengan orang lain. Yang penting aku bahagia dan tidak merugikan orang lain. Aku harus melupakan semuanya dan segera berlari untuk mengejar cita-cita masa depan yang sempat terseok-seok jalannya.

Itu yang ada dalam pikiranku sekarang ini. Jalani kehidupan ini dengan penuh semangat dan pantang menyerah. Sadar bahwa jalan ke depan penuh liku dan daya juang yang tinggi. Padahal usia sudah tidak muda lagi. Untung semangatnya masih tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar