Rabu, 29 November 2017

Diharapkan Beroperasi Maret 2019, Ini Progres Terkini Proyek MRTJakarta

Suasana Pembangunan MRT Lebak Bulus (dokpri)

Senang rasanya bisa berkunjung ke proyek MRT lagi. Kali ini untuk yang kedua kalinya saya bisa melihat perkembangan proyek MRT langsung dari lapangan. Tidak ada kata lain saya diharap semoga proyek MRT ini selesai tepat waktu dan segera bisa beroperasi. Rasanya saya sudah tidak sabar untuk melihat MRT Jakarta berjalan di atas rel dan masyarakat beralih ke MRT Jakarta dibanding menggunakan kendaraan pribadi.

Hal ini karena MRT Jakarta adalah terobosan baru bagi transportasi publik kota ini. Tidak hanya akan meningkatkan mobilitas, MRT Jakarta juga akan memberikan manfaat tambahan. Seperti:  perbaikan kualitas udara dan salah satu solusi mengatasi kemacetan. 
Kunjungan ke 2 ini untuk menyaksikan bahwa seluruh rangkaian jalur layang dan bawah tanah MRT Jakarta, untuk koridor Lebak Bulus – Bundaran Hotel Indonesia telah tersambung. Tepatnya pada tanggal 31 Oktober 2017 yang lalu.

Dengan disaksikan oleh jajaran direksi dan komisaris PT MRT Jakarta, kami meninjau pemasangan terakhir box girder jalur layang MRT Jakarta, sekaligus menandai tersambungnya seluruh jalur layang dan bawah tanah MRT Jakarta.

Secara teknis, pembuatan struktur jalur layang yang panjangnya 9.810 meter dilakukan dengan membangun viaduct (jembatan yang tersusun dari spans) terhubung  dengan tiang kolom. Viaduct ini terdiri dari lima bagian, yaitu struktur fondasi, pile cap, pier column, pierhead, dan box girder. Oleh karena itu seluruh jalur layang kini telah tersambung dengan dipasangnya box girder terakhir di seberang RS Siloam, Jalan Kartini, Cilandak, Jakarta Selatan

Menyempatkan berselfi sebelum terjun ke lapangan (dokpri)

Momentum ini menandakan bahwa keseluruhan jalur MRT Jakarta dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI telah terhubung.  Hal ini membuat Direktur Utama PT MRT optimis bahwa MRT Jakarta akan beroperasi sesuai jadwal pada Maret 2019.

Dengan demikian hingga 25 Oktober 2017, perkembangan konstruksi MRT Jakarta telah mencapai 83,07 persen, dengan rincian: struktur layang sebesar 74,64 persen dan struktur bawah tanah sebesar 91,57 persen. 

Terdapat 13 stasiun yang sedang dibangun saat ini: 7 stasiun layang (Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja), serta 6 stasiun bawah tanah (Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setaibudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia).

Pada fase pertama ini, panjang jalur Lebak Bulus – Bundaran Hotel Indonesia adalah 16 kilometer, diperkirakan akan melayani 173.400 penumpang setiap hari melalui 16 set kereta; 14 set kereta operasi dan 2 kereta cadangan. Sedang perkiraan jumlah penumpang setiap hari tersebut, masih akan dipertegas lagi dengan Ridership Survey yang saat ini sedang dilakukan oleh PT MRT Jakarta.

Untuk total tempuh rute fase 1 adalah 30 minute dengan jarak antar kereta 5 menit sekali. Kereta akan dioperasikan secara otomatis melalui sistem persinyalan Communication – Based Train Control (CBTC) yang merupakan teknologi baru di Indonesia. Selain itu rel kereta api MRT Jakarta akan menggunakan Direct Fixation Tract, Anti Vibration Sleeper, PC Sleeper, dan Ballasted Track.

Terkait rel kereta api, pemasangan railway track juga sedang dilakukan. Sejauh ini telah terpasang sepanjang 2.530 meter dari keseluruhan total panjang rel, yaitu + 36 km. Rel kereta api fase 1 berstruktur Direct Fixation Tract dengan Anti Vibration Sleeper untuk jalur layang, Direct Fixation Tract dengan PC Sleeper untuk jalur bawah tanah, dan Ballasted Track untuk di depo.


Ibu Silvia Halim, salah satu Direktur MRT sedang menjelaskan perkembangan 
proyek  MRT Jakarta (dokpri)

Selanjutnya untuk Fase 2 (dua) Bundaran Hotel – Kampung Brandan ditargetkan mulai dibangun pada Oktober 2018. Pemerintah berencana membangun MRT Jkaarta untuk dua koridor, yakni Selatan Utara dan Timur Barat. Koridor Timur – Barat membentang sepanjang 87 km, dimulai dari Cikarang, Bekasi, hingga Balaraja, Banten. Pekerjaan proyek ini akan dimulai pada tahun 2020.

Sisanya yang perlu diberesin sekarang adalah pemasangan prapet, penahan dinding di samping kiri kanan dan pemasangan listrik. Kemudian pemasangan sistem persinyalan, rel, ada juga platform screen door tembok kaca sebagai pemisah. Dan pengerjaan di 13 stasiun harus diselesaikan. Upaya itu untuk memastikan semua kegiatan konstruksi berlangsung dengan sebuah schedule atau jadwal pelaksanaan. Dengan demikian pada Agustus 2018 seluruh pekerjaan konstruksi bisa diselesaikan.

Harapan saya dari proyek ini adalah mari kita ramai-ramai beralih dengan menggunakan MRT. Selanjutnya mari kita jaga prasarana transportasi yang menelan investasi sangat mahal dan berharga. Hal ini sebagai pembelajaran bagi Indonesia untuk kota-kota lain dalam menyelesaikan persoalan kemacetan di wilayahnya.


Sebenarnya kita terlambat memiliki MRT ini dibanding negara-negara ASEAN lainnya, seperti Philippine, Malaysia dan Singapore. Sehingga cost kita jauh lebih besar karena situasinya sudah  terlanjur macet seperti sekarang ini. Namun itu lebih baik daripada tidak sama sekali dan berharap  MRT bisa mengatasi atau mengurangi kemacetan yang sudah terjadi ini.


Konektivitas antara MRT dengan Halte TransJakarta Lebak Bulus (dokpri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar