Rabu, 07 Mei 2014

Empat Langkah untuk Katakan Tidak Pada Narkoba



Hidup Sehat tanpa Narkoba (doc: BNN.go.id)

Menjalani pola hidup sehat sebenarnya menjadi hak semua orang. Tidak peduli apakah status yang mereka sandang dan apapun pendidikannya. Semua berhak untuk mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dalam prakteknya, semua itu tergantung pada orangnya. Apakah mereka mau atau tidak untuk mewujudkan kehidupan yang didasari oleh pola hidup sehat, karena memang tidak mudah. Diperlukan komitmen yang kuat, apalagi kalau kita dihadapkan pada permasalahan yang lebih kompleks dengan maraknya penyalahgunaan dan penyebaran gelap narkoba yang sudah masuk ke desa-desa. Bahkan mungkin sudah tidak ada daerah atau wilayah sekarang yang bebas dari narkoba. 

Syarat tersebut adalah mereka perlu mengikuti pola umum yang berlaku menurut agama dan kesehatan tentunya. Karena apa yang tidak baik menurut ukuran kesehatan, sosial dan masyarakat, biasanya tidak baik juga menurut  agama yang dianutnya.Begitu juga apa yang akan merusak diri sendiri dan keluarga, tentu akan dilarang oleh agama. Jadi pada dasarnya apa yang diatur oleh agama sebenarnya merupakan aturan yang berlaku universal. Termasuk didalamnya melakukan tindakan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, pasti dilarang oleh agama maupun kesehatan. Karena efek samping dari tindakan tersebut akan merusak diri sendiri, keluarga dan juga masyarakat sekitarnya. Bahkan bisa menghancurkan satu generasi kalau kita tidak berusaha untuk mencegah dan menghambatnya. 

Oleh karena itu semakin maraknya peredaran narkoba di Indonesia, tidak membuat jera bagi para pengguna, pengedar maupun bandar narkoba sekalipun. Apalagi kalau mereka di tempatkan pada satu tempat yang sama, maka tidak mustahil, mereka justru akan mengembangkan sayap bisnisnya biar pun di penjara. Hanya dengan bermodalkan HP mereka bisa tetap berkomunikasi bisa saling belajar satu sama lain. Hal ini karena para bandar dan kurir pun masih tetap ingin atau berusaha menjalankan bisnisnya walaupun mereka berada di penjara. Maka wajarlah kalau mereka justru ingin tetap ingin memakai dan menajalankan usahanya. 

da mereka dan sepertinya hukuman penjara yang dijatuhkan ke para pecandu, pengedar dan bandar tidak membuat mereka jera. Bahkan mereka masih bisa menjalankan bisnis narkobanya, meskipun mereka di penjara, membuat kita para orang tua bertambah miris dan prihatin. Apalagi  selalu saja ada penyeledupan narkoba ke wilayah Indonesia. Ini menjadi tugas dan kewajiban kita sebagai orang tua untuk mengawasi dan lebih mewaspadai anak-anak kita di dalam pergaulan. Awasi tingkah laku dan pola hidup anak-anak. Demikian juga orangtua harus peka terhadap perubahan sikap anak-anak, sehingga kita merespon dengan cepat apabila terjadi perilaku yang aneh yang terlibat penggunaan narkoba akan terlihat dengan sangat jelas. Kita patut dan wajib menjaga dan melindungi mereka dari serangan hal semacam itu. Begitu mereka terjerumus, adalah masalah besar di kemudian hari.
 
Sayangnya peredaran narkoba kini ibarat jamur di musim hujan. Tidak hanya ditempat-tempat hiburan, tapi  sudah tersebar di lingkungan perumahan, bahkan ke sekolah-sekolah. Lalu, bagaimana cara menghindari agar keluarga kita tidak terjerumus ke lembah maksiat itu. 

Berikut beberapa tips yang bisa dipakai untuk menghindarinya, walaupun efektif dan tidaknya memang kembali ke masing-masing individu yang bersangkutan. 
  1. Cobalah cari berbagai informasi mengenai bahaya narkoba, baik dari koran, majalah, seminar, maupun pada acara-acara yang diadakan oleh kantor BNN setempat, baik di tingkat-tingkat pusat, Propinsi maupun daerah-daerah, dll.
  2. Persiapkan mental untuk menolak jika ditawarkan. Caranya dengan menguatkan tekad untuk menolaknya. Apalagi kalau hal itu sudah menjadi keyakinannya.
  3. Belajar berkata "tidak", kalau mendapat tawaran narkoba. Siapkan alasan yang dapat dipakai, dan alihkan pembicaraan jika mulai disudutkan. Namun, bila teman terus memaksa, segera tinggalkanlah tempat itu. Carilah teman baru yang ''bersih'' dari narkoba.
  4. Milikilah cita-cita dalam hidup,sehingga hidup kita akan memiliki arah yang jelas.
  5. Lakukanlah kegiatan positif yang dapat menolong diri kita untuk menjadi lebih mandiri, percaya diri, serta menyalurkan hobi serta berprestasi.
Selain itu, agar tidak terjerumus narkoba, diperlukan juga pendekatan kognitif dari orang tua, sekolah,  guru maupun konselor dan motivator. Pendekatan kognitif yang dimaksudkan disini adalah pendekatan yang mencoba mengurangi persepsi negatif tentang diri sendiri dengan cara mengubah kesalahan berpikir dan keyakinan diri yang keliru.

Selanjutnya, kita perlu juga mengajarkan cara pengendalian tingkah laku yang tidak dikehendaki. Dengan memberikan tindakan preventif, anak dapat dibimbing berpikir positif. Namun, jika anak sudah terlanjur terlibat narkoba, maka sebaiknya orang tua "tidak meninggalkan" mereka dalam upaya penyembuhan sendiri. Tetapi orang tua dan orang yang terdekatnya harus terlibat sepenuhnya agar pecandu mendapat dukungan moril.Begitu juga pecandu yang telah keluar dari rehabilitasi narkoba sangat dianjurkan untuk mengikuti program lanjutan, agar dampak ingatan pada narkoba tidak menimbulkan masalah lanjutan.

Empat Langkah yang lainnya: 

Pertama: BERTANYA

1.    Jika ada yang menawarkan sesuatu yang tidak dikenal, tanyakan dulu “apa itu” dan “darimana mendapatkannya”
2.  Jika teman menawarkan untuk kumpul bersama, pelajarilah rencana temanmu dengan menanyakan “siapa saja yang akan hadir?”

Kedua: APABILA TIDAK BENAR, CEPAT KATAKAN TIDAK
Apabila kita mengetahui bahwa apa yang ditawarkan oleh teman tersebut tidak baik, berhentilah bertanya, langsung saja katakan, “Tidak, terima kasih.”

Ketiga: MENGUSULKAN KEGIATAN LAIN YANG BISA
Sesudah mengatakan “tidak”, berikanlah usul atau ide kepada mereka untuk melakukan aktivitas lain yang menyenangkan, aman dan sehat seperti berolahraga, bermusik, jalan-jalan atau pergi nonton ke bioskop. Tunjukkan pada teman bahwa narkoba yang tidak diterima, bukan orangnya.

Keempat: PERGI
Apabila teman berkali-kali mencoba untuk menawarkan sesuatu yang kita nilai tidak baik, segera tinggalkan tempat itu. Ingat bahwa teman sejatinya saling menghormati keputusan temannya. Memang menjawab “tidak” adalah sesuatu yang berat, tetapi kita akan merasa puas terhadap diri sendiri setelah mengetahui bahwa kita telah membuat keputusan yang tepat.

Demikian sekedar berbagi. Semoga bermanfaat untuk membangun keluarga yang sehat dan bebas dari Narkoba. Karena ancaman penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba bisa datang sewaktu-waktu, alangkah baiknya kalau kita bisa mendeteksi secara dini setiap ada gejala yang terjadi dalam rumah tangga kita. Tak ada gading yang tidak retak dan kita semua sebatas berusaha. Namun tidak berarti kita pasrah bongkokan?. Semoga keluarga kita bisa terhindar dari jebakan ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar