Kamis, 01 Mei 2014

Peran Orang Tua Menjadi Benteng Utama dalam Program P4GN Narkoba


Keluarga Bahagia Tanpa Narkoba (doc: bnn.go.id)

Sebagai orang tua,yang mempunyai anak masih dalam usia sekolah, saya sekarang harus lebih waspada, karena ancaman atau godaan bisa datang setiap saat. Apalagi dengan maraknya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba yang mungkin tanpa kita sadari sudah berada di sekitar rumah kita. Untuk itu tidak ada cara lain kecuali saya pun harus membentengi dengan ilmu yang berkaitan dengan narkoba, agar saya bisa memberikan penjelasan sedikit banyak bagaimana bahaya dan efek sampingnya. Termasuk juga dengan berbagai modus penyebarannya.
Itu semua karena kepedulian saya kepada anak dan keluarga jangan sampai saya kecolongan. Hal ini mengingatkan karena berbagai modus akan terus dilakukan oleh para pengedar dan Bandar narkoba untuk mengelabuhi pihak yang berwenang, biar mereka sedikit aman sekaligus untuk menjerat anak-anak kita,  terutama yang masih usia remaja maupun pelajar. Untuk itu para orang tua diharapkan untuk terus mengawasi dan mengetahui apabila anak kita mempunyai perilaku aneh yang tidak biasa anak-anak  lakukan. Sehingga kita bisa segera mendeteksinya apakah anak kita ikut terlibat atau tidak.
Hal ini karena usia remaja, baik remaja atau mahasiswa memang masuk dalam kategori  usia yang rentan untuk terjerat dalam penyalahgunaan narkoba. Mereka masih mudah mengikuti arus pergaulan dan dipengaruhi bujuk rayu negative. Apalagi kalau mereka merasa punya masalah di rumah, langsung mencari pelampiasan di lingkungan luar. Ditambah lagi, remaja dan pelajar belum memiliki prinsip hidup yang kuat karena mereka masih mencari jati diri. Atas hal itu, peran orang tua sagat berpengaruh dalam mendidik anaknya dan mengenalkannya pada bahaya narkoba. Begitu juga kontribusi para guru dalam mengajarkan nilai moral kepada siswanya dalam bertindak laku.
Ini sejalan dengan data Survey BNN dengan Puslitkes UI yang menyatakan bahwa  jumlah pengguna dan pecandu narkoba di Indonesia mayoritas yang mengonsumsi justru dilakukan oleh para pelajar dan mahasiswa. Tentunya bila kondisi ini terus dibiarkan, maka generasi muda bangsa akan hilang akibat penggunaan barang berbahaya itu. Oleh karena itu menjadi kewajiban kita sebagai orang tua untuk menjaga dan melindunginya anak-anak kita dari bahaya penyalahgunaan narkoba.
peran penanggulangan narkoba adalah tanggung jawab seluruh pihak. Karena usia remaja adalah usia sekolah, maka pihak sekolah atau universitas diharapkan bisa menjadi pelopor pencetak generasi bangsa yang tidak menggunakan narkoba karena mereka memiliki etika.
Beberapa ciri pribadi anak yang perlu mendapatkan perhatian lebih, karena mereka rentan terhadap penyalahgunaan Narkoba:

1.      Mudah kecewa, agresif & destruktif (dilakukan ketika mengalami perasaan kecewa)

2.      Memiliki kepribadian lemah, kurang percaya diri, mudah putus asa, pasif & pesimis

3.      Senang jalan pintas (kurang menghargai proses), pandai berbohong dan tidak sabaran

4.      Mudah bosan & kurang memiliki rasa toleran

5.      Tidak berani menghadapi tantangan, sering lari dari tanggung jawab, takut gagal

6.      Tidak mampu mengatasi masalah yang dihadapi

7.      Menderita gangguan tingkah laku sejak kecil

8.      Prestasi di sekolah rendah dan malas belajar

9.      Tidak diterima oleh teman-teman sebayanya di dalam pergaulan

10.  Kurang motivasi untuk berkarya atau berusaha

11.  Mudah marah dan cenderung negative thinking

12.  Sering mengabaikan peraturan yang ada

Namun untuk melihat lebih jauh faktor yang menjadikan anak rentan terhadap penyalahgunaan Narkoba, bisa kita lihat dari 2 faktor, yaitu                                                                                                            
Faktor internal individu
1.      Lemahnya kepribadian
Hal ini disebabkan karena anak mengalami kesulitan anak mengembangkan kepribadiannya, sehingga menyebabkan mereka mengalami hambatan dalam proses sosialisasi. Lemahnya kepribadian ini mengakibatkan munculnya tingkat emosional yang labil, tidak percaya diri atau anak mudah menyerah.

2.      Faktor psikis & fisik yang kurang menguntungkan bagi remaja
Fisik dan psikis kadang saling berkaitan. Misalnya, badan terlampau gemuk atau kurus, wajah kurang cantik atau ganteng dapat membuat mereka bersikap tertutup dan rendah diri. Akibatnya anak pun menjadi rentan terhadap perilaku destruktif, termasuk penyalahguna Narkoba.

3.      Refleksi sikap menentang
Sering anak juga memperlihatkan perilaku yang menentang sebagai pelarian dari ketidakmampuannya dalam menghadapi kesulitan atau memenuhi tuntutan orangtuanya yang dianggap berlebihan.

4.      Perkembangan emosi yang tidak stabil
Ketidakmampuan anak untuk mengontrol emosi dalam menghadapi tekanan atau masalah

5.      Tidak mampu menyesuaikan diri
Ketidakmampuan anak menyesuaikan diri dengan lingkungan social bisa membuat anak merasa tidak cukup berharga. Akibat selanjutnya anak menjadi sangat rentan  untuk terperangkat kedalam kelompok pergaulan buruk.

6.      Menderita kelainan tingkah laku sejak kecil (psikopat)
Anak yang memiliki sifat ini mudah dipengaruhi oleh kelompok bermainnya untuk melakukan tindakan anarkis & destruktif. Dengan pengaruh Narkoba, keberanian seorang anak bisa langsung meningkat dan melakukan tindakan anti social

7.      Pengertian yang salah
Ada kemungkinan pemberian informasi yang salah dari teman-temannya, sehingga  si anak tidak menyadari kalau Narkoba bisa membahayakan dirinya.

8.      Kurangnya pemahaman agama
Anak yang kurang memiliki pemahaman agama juga rentan terhadap pengaruh-pengaruh yang bersifat negative.

Sedangkan untuk factor-faktor eksternal/lingkungan yang bisa mempengaruhi diantaranya adalah:

1.      Ketidakharmonisan hubungan antar anggota keluarga
Adanya konflik yang terjadi dalam keluarga dapat berpengaruh terhadap keharmonisan hubungan anggota keluarga. Tidak hanya antar orang tua tetapi juga pada anak-anak. Hal ini akan berakibat respek anak terhadap orang tua menjadi kurang, sehingga anak tidak bisa menemukan ketenangan dalam keluarga. Ujung-ujungnya si anak cenderung akan mencari kesenangan di luar rumah atau bersama teman-temannya.

2.      Orang tua terlalu menekan anak
Anak yang terus menerus mendapat tekanan dalam lingkungan keluarga akan membuat ia merasa tidak nyaman berada dalam lingkungan keluarganya. Pada akhirnya anak akan lebih banyak bergaul dengan teman-temannya yang ada di luar.

3.      Pengaruh pergaulan yang buruk
Pergaulan yang buruk mengakibatkan juga anak mengadops dan belajari perilaku-perilaku menyimpang dari kelompok bermainnya.

4.      Ekses negatif dari keadaan sekolah
Sekolah sebagai tempat belajar, juga tempat berkumpul dan bergaul bagi anak dengan teman sebayanya secara luas. Banyak anak menjadi nakal karena berbagai sebab, misalnya anak merasa tertekan atau dibedakan oleh guru. Pada akhirnya menjadi nakal dan bergabung dengan temannya yang nakal pula.

5.      Pengaruh negatif lingkungan terhadap perkembangan kepribadian
Factor negative yang ada di lingkungan tempat tinggal, dapat mempengaruhi pertumbuhan kepribadian anak. Oleh karenanya setiap keluarga wajib membekali putra-putri mereka dengan pengetahuan dan pemahaman yang cukup

Demikianlah beberapa hal yang bisa sedikit dijadikan pedoman untuk sekedar mendeteksi secara dini apa yang sebenarnya terjadi pada anak-anak kita. Terutama apabila mereka mempunyai perilaku yang aneh atau diluar kebiasaan yang mereka lakukan. Semoga kita menjadi sadar dan peduli dengan apa yang ada dalam rumah tangga kita sendiri sebagai benteng pertama dan terkecil dalam proses pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

Tentunya semua itu tidak bisa lepas dari pengaruh luar atau bahkan global yang bergerak begitu cepat terutama dalam bidang transportasi, komunikasi serta informasi telah menjadikan dunia tanpa batas makin memudahkan usaha penyelundupan narkoba ke Negara lain, termasuk ke Indonesia. Bahkan karena pengaruh globalisasi sekarang, telah ditemukannya 354 zat/sunstance yang mengandung narkoba telah menyebar ke 80 negara. Sementara di Indonesia baru 26 zat yang bisa terdeteksi (sumber: indonesiabergegas.com).

Itulah sebabnya benteng keluarga kini harus lebih diperkuat lagi, karena besarnya tantangan yang menghadang di depan kita. Baik itu dengan cara kita membekali diri dengan pengetahuan tentang narkoba maupun dengan member perhatian yang lebih kepada anak-anak kita disbanding sebelumnya. Semoga kita semua bisa terhindar dari bujuk rayu para pengedar dan Bandar narkoba. Dan semoga apa yang menjadi misi dari BNN pun bisa terwujud, yaitu Indonesia bebas narkoba di tahun 2015.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar