Jumat, 04 November 2016

Love Your Bones, Protect Your Future (Cintailah Tulangmu, Demi Masa Depanmu)

Dialog Interaktif tentang Osteoporosis alam rangka WOD 2016

Itulah tema dari Hari Osteoporosis Sedunia (World Osteoporosis Day) tahun 2016 yang jatuh pada setiap tanggal 20 Oktober. Tujuan diperingati hari osteoporosis adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global tentang pencegahan, diagnosis dan pengobatan osteoporosis. Melalui peringatan tahun ini, diharapkan masyarakat turut serta menurunkan angka osteoporosis dengan membiasakan olahraga, menghindari gaya hidup tidak sehat dan diet untuk kesehatan tulang.

Peringatan Hari Osteoporosis Sedunia pertama kali diluncurkan pada tahun 1996 oleh United Kingsom's National Osteoporosis Society yang kemudian dilanjutkan penyelenggaraannya oleh International Osteoporosis Foundation.

Saya kebetulan hadir pada acara Dialog Interaktif  yang diadakan pada tanggal 27 Oktober oleh Kementrian Kesehatan bekerjasama dengan  Perosi (Perhimpunan Osteoporosis Indonesia) dan Perwatusi. Acara tersebut terbagi dalam 2 kali talkshow dengan pembicara drg. Dyah Erti Mustikawati, MPH selaku Kasubdit penyakit DM & GM , dr. Tanya Rotikan, SpKO selaku Ketua Perosi, dan Anita Errol Hutagalung selaku Ketua Perwatusi.

Saya tertarik untuk mengikuti acara ini karena ada faktor keturunan (genetika) yang memungkinkan akan menimpa saya nantinya. Itulah sebabnya saya begitu antusias untuk mengikuti acaranya, dengan harapan saya bisa mengambil banyak manfaat dari kehadiran saya pada acara ini.

Osteoporosis adalah penyakit tulang yang sering mempengaruhi perempuan, meskipun tak jarang laki-laki juga bisa terkena penyakit ini, bakan wanita muda dan anak-anak. Di Indonesia sebanyak 23% wanita yang berusia 50 - 80 tahun dan 53% wanita berusia 70 - 80 tahun mengalami osteoporosis. Kenapa bisa demikian banyak? Hal ini karena resiko wanita mengidap osteoporosis empat kali lebih besar dibandingkan dengan resiko pada pria. Meski pada umumnya wanita mengalami osteoporosis setelah memasuki masa menopause, yaitu pada usia 40 tahun keatas. 

Beda kondisi tulang antara Normal vs Osteoporosis


Terjadinya osteoporosis ini ditandai dengan hilangnya massa tulang (kepadatan tulang) yang membuatnya keropos dan rentan retak. Hal ini berakibat meningkatnya resiko mengalami patah tulang dan berpotensi menyebabkan komplikasi lebih lanjut.

Osteoporosis memang tidak memiliki ciri tertentu, umumnya baru diketahui setelah ditemukan retak pada tulang, setelah pasien mengalami jatuh ringan. Retak yang sering banyak ditemui adalah retak pada pergelangan tangan, tulang pinggul, tulang belakang. Namun beberapa kondisi misalkan sakit punggung, postur tubuh bungkuk, menurunnya tinggi badan, seringnya cedera tulang juga bisa dijadikan gejala terjadinya Osteoporosis.

Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi kekuatan tulang kita. Di antaranya adalah berolahraga, makan makanan kaya kalsium, dan mendapatkan vitamin D cukup yang diperoleh dari paparan sinar matahari. Dengan kata lain, sebenarnya mencegah osteoporosis hampir serupa dengan gejala penyakit pada umumnya yaitu, menerapkan pola makan sehat, terutama kalsium dan berolahraga teratur. Kini, tinggal bagaimana upaya kita untuk berupaya mencegahnya.

Fase regenerasi tulang dari kondisi sehat sampai terkena Osteoporosis

Menurut Ibu Anita Eroll Hutagalung, Ketua dari Perwatusi dalam Talk shownya, masyarakat Indonesia harus membuka mata dan lebih peduli terhadap kesehatan tulang. Bahkan anak muda dapat menjadi duta perbaikan tingkat kesehatan tulang agar di masa tua tetap dapat berkontribusi bagi bangsa. Untuk itu membangun rasa kepedulian masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan tulang diperlukan kerjasama semua komponen masyarakat.

Hal ini mengingat tulang manusia mengalami perubahan cepat seiring bertambahnya usia. Sewaktu muda kondisi tulang kita mungkin padat dan kuat. Namun seiring pertambahan usia, tulang  tidak bisa bergenerasi dengan cepat bahkan tak lagi bertumbuh. Ini membuat tulang perlahan menjadi rapuh dan mudah retak.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko osteoporosis :
* Adanya riwayat penyakit / keturunan yang mengidap osteoporosis
* Sering konsumsi minuman keras / perokok aktif
* Pemakaian obat - obatan dalam jangka panjang

Akhirnya untuk mengetahui seberapa tingkat kerapuan tulang yang kita miliki, perlu dilakukan tes untuk pemeriksaan kepadatan tulang. Tentunya bagi mereka yang suda mengidap osteoporosis sangat dianjurkan untuk menjaga diri dari cidera. JIka mengalami keretakan tulang, bisa ditanyakan kepada dokter bagaimana menjalani hidup dengan osteoporosis.

Selamat Hari Osteoporosis Sedunia
Berselfi ria setelah acara Dialog Interaktif Osteoporosis selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar