Dialog Interaktif tentang Osteoporosis alam rangka WOD 2016
Itulah tema dari Hari Osteoporosis Sedunia (World Osteoporosis Day) tahun 2016 yang jatuh pada setiap tanggal 20 Oktober. Tujuan diperingati hari osteoporosis adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global tentang pencegahan, diagnosis dan pengobatan osteoporosis. Melalui peringatan tahun ini, diharapkan masyarakat turut serta menurunkan angka osteoporosis dengan membiasakan olahraga, menghindari gaya hidup tidak sehat dan diet untuk kesehatan tulang.
Peringatan Hari Osteoporosis Sedunia pertama kali diluncurkan pada tahun 1996 oleh United Kingsom's National Osteoporosis Society yang kemudian dilanjutkan penyelenggaraannya oleh International Osteoporosis Foundation.
Saya kebetulan hadir pada acara Dialog Interaktif yang diadakan pada tanggal 27 Oktober oleh Kementrian Kesehatan bekerjasama dengan Perosi (Perhimpunan Osteoporosis Indonesia) dan Perwatusi. Acara tersebut terbagi dalam 2 kali talkshow dengan pembicara drg. Dyah Erti Mustikawati, MPH selaku Kasubdit penyakit DM & GM , dr. Tanya Rotikan, SpKO selaku Ketua Perosi, dan Anita Errol Hutagalung selaku Ketua Perwatusi.
Saya tertarik untuk mengikuti acara ini karena ada faktor keturunan (genetika) yang memungkinkan akan menimpa saya nantinya. Itulah sebabnya saya begitu antusias untuk mengikuti acaranya, dengan harapan saya bisa mengambil banyak manfaat dari kehadiran saya pada acara ini.
Saya tertarik untuk mengikuti acara ini karena ada faktor keturunan (genetika) yang memungkinkan akan menimpa saya nantinya. Itulah sebabnya saya begitu antusias untuk mengikuti acaranya, dengan harapan saya bisa mengambil banyak manfaat dari kehadiran saya pada acara ini.
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang sering mempengaruhi perempuan, meskipun tak jarang laki-laki juga bisa terkena penyakit ini, bakan wanita muda dan anak-anak. Di Indonesia sebanyak 23% wanita yang berusia 50 - 80 tahun dan 53% wanita berusia 70 - 80 tahun mengalami osteoporosis. Kenapa bisa demikian banyak? Hal ini karena resiko wanita mengidap osteoporosis empat kali lebih besar dibandingkan dengan resiko pada pria. Meski pada umumnya wanita mengalami osteoporosis setelah memasuki masa menopause, yaitu pada usia 40 tahun keatas.
Beda kondisi tulang antara Normal vs Osteoporosis
Terjadinya osteoporosis ini ditandai dengan hilangnya massa tulang (kepadatan tulang) yang membuatnya keropos dan rentan retak. Hal ini berakibat meningkatnya resiko mengalami patah tulang dan berpotensi menyebabkan komplikasi lebih lanjut.
Osteoporosis memang tidak memiliki ciri tertentu, umumnya baru diketahui setelah ditemukan retak pada tulang, setelah pasien mengalami jatuh ringan. Retak yang sering banyak ditemui adalah retak pada pergelangan tangan, tulang pinggul, tulang belakang. Namun beberapa kondisi misalkan sakit punggung, postur tubuh bungkuk, menurunnya tinggi badan, seringnya cedera tulang juga bisa dijadikan gejala terjadinya Osteoporosis.
Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi kekuatan
tulang kita. Di antaranya adalah berolahraga, makan makanan kaya kalsium, dan
mendapatkan vitamin D cukup yang diperoleh dari paparan sinar matahari. Dengan kata lain, sebenarnya mencegah osteoporosis hampir serupa dengan gejala penyakit pada umumnya yaitu, menerapkan pola makan sehat, terutama kalsium dan berolahraga
teratur. Kini, tinggal bagaimana upaya kita untuk berupaya mencegahnya.
Fase regenerasi tulang dari kondisi sehat sampai terkena Osteoporosis
Menurut Ibu Anita
Eroll Hutagalung, Ketua dari Perwatusi dalam Talk shownya, masyarakat Indonesia
harus membuka mata dan lebih peduli terhadap kesehatan tulang. Bahkan anak muda dapat
menjadi duta perbaikan tingkat kesehatan tulang agar di masa tua tetap dapat
berkontribusi bagi bangsa. Untuk itu membangun rasa kepedulian masyarakat terhadap
pentingnya menjaga kesehatan tulang diperlukan kerjasama semua komponen
masyarakat.
Hal ini mengingat tulang
manusia mengalami perubahan cepat seiring bertambahnya usia. Sewaktu muda kondisi tulang kita mungkin padat dan
kuat. Namun seiring pertambahan usia, tulang tidak bisa bergenerasi
dengan cepat bahkan tak lagi bertumbuh. Ini membuat tulang perlahan menjadi
rapuh dan mudah retak.
Beberapa faktor yang
dapat meningkatkan resiko osteoporosis :
* Adanya riwayat
penyakit / keturunan yang mengidap osteoporosis
* Sering konsumsi
minuman keras / perokok aktif
* Pemakaian obat -
obatan dalam jangka panjang
Akhirnya untuk mengetahui seberapa tingkat kerapuan tulang yang kita miliki, perlu dilakukan tes untuk pemeriksaan kepadatan tulang. Tentunya bagi mereka yang suda mengidap osteoporosis sangat dianjurkan untuk menjaga diri dari cidera. JIka mengalami keretakan tulang, bisa ditanyakan kepada dokter bagaimana menjalani hidup dengan osteoporosis.
Akhirnya untuk mengetahui seberapa tingkat kerapuan tulang yang kita miliki, perlu dilakukan tes untuk pemeriksaan kepadatan tulang. Tentunya bagi mereka yang suda mengidap osteoporosis sangat dianjurkan untuk menjaga diri dari cidera. JIka mengalami keretakan tulang, bisa ditanyakan kepada dokter bagaimana menjalani hidup dengan osteoporosis.
Selamat Hari Osteoporosis Sedunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar