Minggu, 29 Oktober 2017

Yuk Sedikit Mengenal Osteoporosis sebagai Silent Disease

Ilustrasi Love Your Bones, Protect Your Future 
(www.worldosteoporosisday.org)

Saya seneng sekali bisa hadir pada Seminar tentang Osteoporosis yang diadakan oleh Kementrian Kesehatan pada tanggal 25 Oktober 2017 yang lalu di Hotel Manhattan, Kuningan. Apa pasal?, karena saya boleh dikatakan salah satu yang mempunyai keturunan penyakit Osteoporosis ini, baik dari garis keturuan Ayah maupun Ibu. 

Jadi saya memang harus hati-hati dan tidak boleh menganggap enteng,  karena penyakit ini tidak kelihatan dan menggerogotinya secara pelan-pelan. Apalagi Osteoporosis datangnya tidak terduga kapan datangnya, tahu-tahu sudah bersemayam dalam tubuh dan ketika parah baru ketahuan. Penyakit ini disinyalir juga menjadi pintu gerbang untuk munculnya penyakit lainnya.

Hmmm, tenang-tenang menghanyutkan? Begitulah kira-kira istilah yang tepat untuk penyakit Osteoporosis ini. Memang penyakit ini identik dengan penyakit untuk kaum lansia, mereka yang sudah berumur 50 th an keatas. Namun penyakit tersebut kini sudah menyerang kaum muda karena gaya hidup yang tidak sehat (sedentary), tidak mau/suka bergerak dalam waktu lama.

Celakanya penyakit ini banyak menyerang kaum wanita dibanding kaum pria. Fakta perbandingannya adalah 1:3 artinya 1 dari 3 orang wanita terkena Osteoporosis sedangkan untuk kaum pria 1:5.

Perbedaan Tulang Normal dengan yg terkena Osteoporosis 
(doc: situsmultimanfaat.com)

Guna meminimalisir terjadinya penyebaran Osteoporosis yang lebih luas dan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya kesehatan tulang, maka Kementrian Kesehatan RI menyelenggarakan Dialog Interaktif mengenai Osteoporosis. Kegiatan ini juga dilaksanakan dalam rangka menyambut Hari Osteoporosis Sedunia yang jatuh pada tanggal 20 Oktober setiap tahunnya. 

Tema yang diambil pada peringatan ini adalah "Love Your Bones, Protect Your Future." Dialog interaktif ini menghadirkan nara sumber yang ahli di bidang Kesehatan, yaitu drg Diah dari Kementrian Kesehatan; dr Tanya Rotikan dari Keua Perosi dan dr Ade perwakilan dari Perwatusi (Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia) dan dibuka oleh dr. Lily selaku Direktur PTM Kemenkes RI.

Sambutan dari Dr Lily selaku Direktur PTM Kemenkes (dokpri)

Apa itu Osteoporosis?

Menurut definisi dari World Health Organization (WHO), penyakit Osteoporosis adalah penyakit yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan adanya perubahan mikroarsitektur jaringan tulang yang berakibat menurunnya kekuatan tulang dan meningkatnya kerapuhan tulang serta resiko terjadinya patah tulang.

Ada dua jenis Osteoporosis, yaitu primer dan sekunder. Osteoporosis primer adalah jenis osteoporosis yang berhubungan dengan hormon, terutama pada kaum wanita. Mengapa kaum wanita lebih rentang terkena penyakit Osteoporosis ini? Hal ini karena wanita mengalami menopause dan penuaan, sedangkan kaum pria hanya mengalami penuaan saja. Hmmm, kaum wanita terkena double burdens?

Sedangkan Osteoporosis sekunder lebih banyak disebabkan karena faktor gaya hidup dan faktor risiko lainnya. Misalnya karena sering minum alkoholdan tidak bergerak dalam waktu lama. Beberapa hal lainnya seperti diet ekstrim rendah protein, konsumsi garam berlebih, kebiasaan minum soda, hidup sedentary dan kurangnya paparan sinar matahari menjadi penyebab seseorang bisa terkena osteopororis.

Proses pembentukan massa tulang dimulai sejak dini (doc: Kemenkes RI)

Terus bagaimana proses terjadinya? Sebenarnya sejak kita masih dalam kandungan hingga masa remaja terjadinya masa pembentukan tulang hingga menginjak usia 20 tahunan, kepadatan tulang mencapai puncaknya. Sayangnya setelah usia 35 tahun massa tulang mengalami penuruan hingga sekitar usia 50 tahun. Bagi seorang wanita resiko ini lebih besar karena berkaitan dengan hormon estrogen. Namun lebih sering menyerang kaum lansia (lanjut usia).

What Should We Do?

Meski Osteoporosis bisa menyerang kaum Wanita dan Pria, namun sebenarnya penyakit Osteoporosis ini bisa dicegah dan dilawan. Caranya adalah dengan mengubah gaya hidup dan membiasakan diri melakukan Germas (Gerakan Masyarakat Sehat) dalam seiap harinya, yaitu aktivitas fisik,mengkonsumsi buah dan sayur serta memeriksakan kesehatan.

Aktivitas fisik disini berarti membiasakan diri untuk bergerak, seperti jalan kaki selama minimal 10 menit dalam sehari, melakukan osteodance atau senam osteoporosis yang dirancang khusus untuk mengatasi masalah penyakit ini. Pokoknya jangan males bergerak (mager), suatu istilah yang baru saya tahu, heheheh.

Beberapa Aktivitas fisik yang bisa dilakukan untuk memperkuat massa tulang 
(doc: Kemenkes RI)

Ingat aktivitas fisik saja tidak cukup. Kita juga harus memperhatikan gizi yang kita makan. Sudahkah memenuhi gizi atau nutrisi yang cukup? Untuk itu perlu diperhatikan juga bagaimana konsumsi sayur-saturan dan buah-buahan kita kesehariannya.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah memeriksakan kesehatan. Tidak ada salahnya kita pergi ke dokter atau klinik kesehatan hanya untuk melakukan check up. Ini bertujuan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan kedepannya. Khusus untuk penyakit Osteoporosis ini kita bisa melakukan tes Semenit Risiko Osteoporosis dari IOF (International Osteoporosis Foundation) dengan menjawab 10 pertanyaan.

Disamping yang disebutkan diatas, kita perlu juga mengubah gaya hidup sehat, seperti tidak merokok dan minum alkohol. Apalagi mengkonsumsi obat-obatan. Khusus untuk penyakit Osteoporosis ini, kita perlu memperhatikan bagaimana asupan Kalsium dan Vitamin D, karena erat kaitannya dengan kesehatan tulang. Untuk kebutuhan Kalsium disesuaikan dengan usia, yang berarti tidak semua  orang kebutuhan kalsiumnya sama

Tips pembentukan tulang kuat pada anak-anak (doc: Kemenkes RI)

Sayangnya untuk vitamin D ini baru bisa aktif jika kita terkena paparan sinar matahari. Untuk itu disarankan terkena sinar matahari minimal 30 menit sehari dan ternyata waktu yang terbaik adalah dibawah jam 10 pagi. Sudahkah kita mempraktekannya? Ups!, saya baru tahu and will try.

Bagi mereka yang ingin melakukan pencegahan atau yang sudah terkena Osteoporosis bisa melakukan senam Osteoporosis dan latihan mengangkat beban untuk menambah kekuatan tulang. Sebenarnya untuk latihan tersebut bisa dimulai sejak kecil. Makanya Dr Ade menyarankan kepada para orang tua agar jangan melarang Anak-anak berlari dan berlompat. Hal ini karena bagus bagi  pembentukan massa (kepadatan) tulang.

Latihan pencegahan Osteoporosis ini memang disesuaikan dengan usia. Sebelum latihan disarankan untuk melakukan pemanasan, agar tidak terjadi cedera otot. Selain itu perlu dicek denyut nadi,yaitu sekitar 15-25 kali per detik untuk keadaan normal saat istirahat.

Beberapa latihan/ Senam Osteoporosis untuk menguatkan tulang 
(doc: Perwatusi)

Saat kami melakukan praktek Senam Osteoporosis bersama 
(dokpri)

*****

Akhirnya setelah sedikit mengenal penyakit Osteoporosis ini, sebaiknya kita jangan menganggap enteng. Ini disebabkan penyakit ini (di Indonesia) diproyeksikan akan meningkat 240% pada tahun 2050. Untuk itu mari kita memulai hidup sehat dengan Germas, agar anak dan cucu kita tidak terkena Osteoporosis ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar