Sabtu, 28 Februari 2015

Belajar dari Dua Ekor Kucing Betina

Kucing-kucing Lucu (doc: lensza.co.id) 

Ternyata kita memang bisa belajar dari mana saja. Tidak harus dengan membaca buku per se, tapi bacalah Kitab Tuhan yang ada di bumi ini. Begitu sarat makna kalau kita benar-benar menghayatinya. Kebetulan saya punya 2 kucing betina, bisa dibayangkan bagaimana seringnya mereka hamil. Anaknya sudah besar sedikit, hamil lagi dan begitu seterusnya. Saya sendiri yang merasa merawat, sampai geleng-geleng kepala. Sudah anaknya lebih dari 1 saat melahirkan, masih juga diulang-ulanginya lagi, hehehhehe.

Inilah yang sekarang sedang terjadi. Dua kucing betina itu hamil, akhirnya dua-duanya juga melahirkan. Untunglah anak-anak yang sebelumnya saya rawat, sudah besar. Tapi kalau malam saya keluarkan, biar dia bisa mencari makanan lainnya di luar. Paginya sudah pulang lagi dan seperti biasa saya kasih makan. Menjelang adik barunya lahir, kucing-kucing yang besar anehnya tidak pulang ke rumah. Saya kaget, kemana mereka pergi, ada 3 ekor lagi. Pertama 1 kucing yang pergi, hari berikutnya 2 kucing yang pergi dan tidak pernah pulang hingga sekarang. Saya sudah coba nyari kemana-mana belum juga ketemu. Mungkin giliran kalee, karena emaks (induk kucing) nya mau melahirkan.

Akhirnya aku tinggal merawat induk kucing yang 2 ekor baru melahirkan. Yang satu (Blacky) anaknya 3 dan yang satunya lagi Squirrel anaknya 4. Anaknya Blacky besar dan tumbuh penuh dengan kasih sayang dari ibu, sehingga besar. Mereka lucu-lucu sekali. Sedangkan anaknya Squirrel yang 3 ekor itu, benar-benar tidak dirawat oleh induknya. Malah dibiarkan begitu saja. Bahkan sering dia pulang, bukan untuk kasih makan. Tapi malah tidur di tempat lain yang kira-kira tidak bisa dijangkau oleh anak-anaknya. Karena tidak dikasih makan, yaa kurus kering itulah. Saya malah yang sering ngamuk-ngamuk kalau dia pulang nggak menyusui anaknya. Kadang saya paksa induknya agar mau menyusui anak-anaknya. Dia seakan menolak terus. 
Lama-lama anaknya yaa kurus keringlah. Benar-benar kayak di torture (disiksa) oleh induknya dengan tidak diberinya makan. Satu per satu akhirnya mati, tinggal 1 ekor anak kucing yang tersisa. Dan sekarang pun sudah kurus kering. Saya coba kasih makan telur rebus, ikan. Mau sih, tapi kemampuan dia makan sudah sangat lemah. Apalagi kucing-kucing yang lain pun ngiri kalau melihat dia makan sendiri. Akhirnya dikerubutlah si kucing kecil itu. Kadang saya kasih air karena dia haus. Anak kucing itu daya tahannya kuat, kalau dia haus mencari air untuk minum. Saya terus tanggap kalau dia jalan ke belakang, saya buru-buru ambil air.

Dari 2 peristiwa ini, sungguh banyak pelajaran yang bisa saya ambil. Seekor kucing pun bisa berperilaku seperti manusia, ada orang tua yang sayang sekali sama anak-anaknya. Disisi lain, ada orang tua yang benar-benar menelantarkan anaknya, sehingga kurus kering dan akhirnya mati.Ternyata ada juga ya, kucing yang mempunyai sifat seperti itu. Saya pikir karena dia seekor binatang akan punya naluri otomatis untuk menyayangi anak-anaknya. Tapi yang satu ini tidak sama sekali. Apakah karena kelahirannya yang memang tidak diinginkan, sehingga anak-anaknya ditelantarkan? 

Memang ke 4 anak Squirrel, semua matanya bermasalah dan tidak sehat. Sedangkan anaknya Blacky yang disayang sekali sama induknya sehat-sehat, dan matanya juga jernih dan besar.  Disini saya melihat ada sisi kekecewaan Squirrel terhadap anak-anaknya. Makanya akhirnya dia menelantarkannya. Tapi sejauh itukah kucing punya perasaan terhadap anak-anaknya. Sementara anak-anak Blacky memang sehat-sehat, dan Blacky nya juga begitu sayang sama anak-anaknya. Dia suka mengajak bermain, lari sana lari sini, sampai rumahku saja ikutan porak poraknda, karena kucing yang sedang bermain itu. Tidak ada anak kecil di rumah, tapi karena ulah anak-anak kucing itu menambah suasana rumah bak kapal pecah, hahahhah.

Bagaimana menurut Anda? Memang kucing juga mempunyai sifat atau kharakter seperti manusia? Hanya saja mereka tidak bisa berbicara?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar