Minggu, 04 Agustus 2013

Jangankan Jokowi, Saya pun Memperoleh Manfaat dari Blusukan


 Mungkin hampir semua Kompasianer tahu kalau saya memang suka blusukan. Yeah, blusukan kemana-mana, terutama daerah yang belum pernah saya kunjungi. Bagi saya ada satu hal yang menarik dari kegiatan blusukan ini. Saya menjadi tahu dan kenal daerah dan tempat-tempat yang menarik untuk dilihat dan dikunjungi di Jakarta. Tentunya blusukannya, saya sesuaikan waktunya dengan mengikuti berbagai kegiatan. Bukan dengan cara saya pergi dan mencari suatu kegiatan sendiri disana. Tapi saya blusukan ke suatu tempat dengan niatan yang sudah ada, bahwa saya hari ini mau kesini untuk mengikuti suatu kegiatan. Jadi biarpun saya pergi tujuannya sudah jelas, dan kegiatan apa saja yang akan saya lakukan. Ibarat sebuah road plan yang sudah ada jadwal kegiatannya.

Bagaimana saya mau blusukan kalau tidak ada kegiatan yang saya ikuti?. Walaupun mungkin di jalan nanti saya nyasar,  tapi tujuan yang ingin saya capai jelas. Bukan asal pergi yang tidak tahu kemana tujuannya. Jadi dalam hati, tidak ada unsur gambling disini, karena saya memang ingin memanfaatkan dan mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat. Saya sendiri tidak mau hanya mengurus kerja dan rumah saja, tapi buta dunia lain.  Makanya saya selalu memanfaatkan setiap acara pertemuan, sekalian untuk kopdaran dan mengenal lebih dekat kota Jakarta. Bukankah pepatah bilang, “tak kenal maka tak sayang“.

Bayangkan kalau saya hanya melakukan pekerjaan rumah dan kantor/bisnis saja setiap harinya. Apa yang saya dapat? Tentu tidak banyak, Pekerjaan rumah, semua orang tahu tidak akan ada habisnya. Walaupun dikerjakan 24 jam sekalipun akan selalu ada untuk hari berikutnya, karena saya masih ingin hidup lebih lama. Jadi kegiatan rumah itu akan terus berputar, silih berganti. Satu selesai dikerjakan, satunya lagi minta diberesin. Begitu seterusnya bagaikan roda yang selalu berputar. Kalau saya tidak menyetopnya dengan kegiatan yang lain, seperti refreshing, silaturakhim atau having fun ditengah-tengah kesibukan yang ada. Sampai kapan pun kita akan tetap seperti itu.

Paling-paling kalau capek, baru istirahat untuk memulihkannya. Pagi bangun, begitu lagi kegiatan yang dilakukan. Pagi pergi kerja dengan berebut angkutan umum, melakukan aktivitas di kantor dan ketemu kolega untuk mengobrol sebentar. Akhirnya pulang dengan kondisi badan yang sudah penat dengan peluh sudah membasahi pipi dan baju. Masih mending dapat tempat duduk, kalau tidak berdiri sepanjang jalan lagi. Sampai di rumah badan sudah capek dan loyo, tapi kerjaan rumah sudah menumpuk minta diberesin.
Bayangkan kalau kita hanya melakukan kegiatan itu-itu saja setiap harinya. Saya yakin bertahun-tahun tinggal di Jakarta tidak akan mengenalnya lebih dekat. Apa yang ada di Jakarta pun tidak banyak yang tahu, kecuali yang sudah punya nama seperti Ancol dan TMII. Bagi orang lain yang tidak mobile mungkin cukup. Tapi saya tidak mau tinggal di suatu tempat, tidak tahu daerahnya seperti apa dan apa kelebihan dan kekurangannya.

Hidup itu indah, kenapa tidak kita nikmati?. Yang namanya uang sampai kapan pun tidak akan cukup dan tidak puas. Refreshing, rileks, ketemu kawan, silaturakhim dan berjalan jauh untuk mengenal keindahahan alam serta kreativitas manusia, kenapa tidak kita nikmati?? Saya ingin menikmati setiap waktu yang saya miliki untuk bisa mengenal suatu daerah lebih dekat. Tidak hanya di Jakarta, tapi dimana pun saya menetap. Saya memang bukan tipe orang yang pasif, yang hanya mau tinggal di rumah dan kerja saja. Saya butuh rekreasi dan saya pun ingin menikmati hidup, termasuk untuk bisa mengenal keindahan alam yang menjadi anugerahnya.

Bayangkan itu saja saya lakukan. Bagaimana dengan Jokowi - Ahok yang menjadi Gubernur dan Wakilnya?, tentu mempunyai kepentingan yang sangat besar untuk mengetahui kondisi rakyatnya, wilayahnya, infrastrukturnya dan segala hal yang menyangkut bagaimana meningkatkan kesejahteraan warganya. Itu tidak lain agar rakyat bisa hidup layak di wilayah yang di tempatinya, bisa membangun masa depannya, membangun mimpi-mimpinya dan merasa diayomi oleh pemimpinnya.

Saya tidak habis pikir, kalau apa yang dilakukan oleh Jokowi - Ahok harus dihentikan? Praktis suara dan keluhan rakyat tidak akan terdengar lagi. Saya yakin semua keinginan warga akan tergantikan oleh suara Asal Bapak Senang nantinya, karena mereka menjadi terhalang untuk bisa menemui pemimpinnya. Apakah itu yang diharapkan? Saya rasa tidak dan saya yakin semua warga menghendaki untuk bisa dekat dengan pemimpinnya, tanpa ada penghalang atau jarak karena perbedaan jabatan atau status.

Itulah sekedar opini saya yang merasa menjadi bagian dari warga Jakarta tentunya. Hidup Jokowi- Ahok, lanjutkan kegiatan blusukannya!! Karena disanalah permasalahan rakyat dan warga yang sebenarnya. Bukan di belakang dan di atas meja, karena semua itu hanya tumpukan kertas yang berisi angka-angka yang bisa dirubah sekehendaknya.

Bagaimana menurut Anda? Silakan di share juga opini atau ide-ide Anda tentang blusukan dan bagaimana manfaatnya. Terima kasih,

Salam Blusukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar