Selasa, 06 Agustus 2013

Menulis, Masih Merupakan Kebutuhan Luxuryku

 Penulis Enterpreneur atau penulis sejati? (doc: femalebox-tobipuken.blogspot.com)

Aneh dan mungkin lucu ya? Kenapa menulis dianggap sebagai suatu kebutuhan? Bukankah menulis itu adalah kegiatan yang bisa dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja. Tidak pandang bulu, dan bahkan tidak perlu modal sedikit pun. Karena menulis bisa dikerjakan di secarik kertas, hp jadul, bahkan di semua media yang bisa digunakan, termasuk gadget yang canggih tentunya. Tapi kenapa mesti dikaitkan dengan suatu kebutuhan? kebutuhan luxury lagi?

Emang tidak bisa diturunkan derajatnya? misal menulis menjadi kebutuhan sehari-hari seperti makan dan minum? atau menulis itu seperti kita membutuhkan vitamin 1×1?. Bisa juga menulis seperti kita minum obat 3×1? dan bahkan menulis bukan merupakan suatu kebutuhan sama sekali dan tidak penting?. Buktinya, banyak orang tidak menulis, tapi hidupnya bisa kaya raya. Terus apa gunanya menulis??  Tidak menulis, orang masih bisa hidup kok. Jadi apalah gunanya menulis dan kenapa dibuat bingung dan pusing dengan dunia tulis menulis ini???

hihihihihi …. pertanyaan inilah yang masih mengganjal di kepala. Kenapa untuk menulis itu aku masih sering kesulitan dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa menelurkannya? Bukan karena waktu yang tidak ada sebenarnya. Waktu itu ada karena kita yang mengaturnya, walaupun sama-sama dijatah 24 jam. Tapi itu lho … sulitnya mengatur ide atau mood untuk bisa keluar setiap hari atau sesering mungkin kalau bisa, agar menulis itu benar-benar seperti kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Bagaimana pun caranya. Katakanlah tidak dibayar pun aku mau, seperti yang selama ini aku lakukan dengan kegiatan belajarku menulis ini. Tapi masih juga belum lancar, bahkan sudah dicoba dengan blusukan kemana-mana agar ide atau mood bisa segera diisi, biar fresh atau bahkan bisa munculnya ide-ide baru.

Ah! lagi-lagi memang aku yang kurang kerjaan. Kenapa untk menulis saja dibela mati-matian? Bukankah ada banyak pekerjaan yang lebih baik dan lebih bergengsi dari sekedar menulis? Gajinya juga banyak. Tidak cukupkah itu untuk menghentikan keinginanku untuk bisa dan mau menulis? Terus apa yang ingin kucari dengan kegiatan menulis ini?

Tak tahulah, yang penting saat ini aku ingin bisa menulis. Makanya aku tidak malu-malu untuk belajar dan berusaha terus. Bahkan kalau perlu lembur akan kulakukan, kalau memang ada jaminan aku bisa menulis. Ternyata semua itu, jawabnya tidak ada jaminan. Hanya satu kuncinya, menulis itu ya harus aku sendiri yang melakukan dan mengerjakannya, karena memang menulis itu adalah kerja pribadi yang tidak bisa diwakilkan. Dalam arti, ya memang begitulah yang namanya menulis, harus dijalani sendiri dan ditelatenin sendiri.

Lha karena belum tercapainya keinginanku itulah, makanya menulis masih merupakan suatu kebutuhan luxury, yang untuk mencapainya dibutuhkan kerja keras. Sebab kalau tidak yaa, sampai kapan pun tidak pernah akan tercapai dan tidak bisa dinikmati. Apalagi menginginkan  menulis itu sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Hadeuh masih jauh. Biarlah kegiatan menulis itu, sementara kuakui sebagai kebutuhan luxury. Jadi kalau aku tidak menulis pun masih okay dan tidak mengganggu kegiatan sehari-harinya.

Bener tidak? atau malah tidak nyambung yaa tulisannya?, hahahhaha. Iya deh sekedar untuk melancarkan jari-jemariku untuk terus menulis. Tak apalah, mumpung masih ada kesempatan dan waktu untuk belajar.

Salam Menulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar