Selasa, 10 Maret 2015

Hikmah Mengikuti Workshop Cerdas Investasi


           Ilustrasi Investasi Cerdas (doc: www.investasi.me)

Membaca email yang dikirim dari Panitia Cerdas Investasi, saya sedikit terkejut.  Ternyata nama saya  tercantum disana,  sebagai salah satu pemenang dari Lomba Menulis Blog hasil dari Workshop Cerdas Investasi dari Mandiri Sekuritas dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Alhamdulillah, ada rezeki datang tak terduga. Memang saya bukan juara ke 1, tapi juara ke 3. Lumayanlah bisa menambah dana untuk berinvestasi lagi. Saya memang mengirimkan 2 tulisan untuk lombanya dan semuanya pernah saya kirim ke Kompasiana, yaitu disini dan disini.

Bagi saya investasi saham, sebagai salah satu cara untuk melipatgandakan uang daripada uang hanya sekedar disimpan di bank. Bisa-bisa uang saya nilai riilnya bukannya bertambah, tapi malah berkurang karena tergerus oleh inflasi, pajak dan biaya administrasi.
Kalau dananya berlimpah, pinginnya ikutan mbak Ifani punya investasi banyak dalam bentuk  property atau investasi pohon (jabon, jati, dll). Tapi karena dana saya terbatas, ya saya harus melihat kondisinya. Paling tidak saya berusaha melipatgandakan uang yang ada dan kalau bisa dapat memperoleh imbalan yang tinggi. Istilah saya sih dengan “beternak uang”, biar bisa menghasilkan telur yang banyak, hehehhe.

Tentunya saya butuh kesabaran untuk menunggunya, karena saya percaya investasi saham bukan suatu   cara cepat untuk menjadi kaya (Get Rich Quick). Tapi perlu dipelajari strateginya dan dianalisa lebih dahulu untuk mengurangi resiko.  Dan yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana mengatur psikologi apabila melihat pergerakan harga saham yang cenderung sangat fluktuatif dan penuh gejolak. Namun secara rata-rata dalam jangka panjang, harga saham akan naik terus. Terutama saham-saham yang fundamentalnya bagus.

Itulah kesan saya selama ini. Jadi saya pun tidak goyah dengan naik turunnya harga yang sedang berlaku di pasar saat ini. Lha wong saya sendiri tidak punya kekuatan untuk mempengaruhi harga kok. Jadi yaa cuma bisa menerima saja, bagaimana tarik ulur harga di pasaran.  Sebagai seorang konsumen saya tidak punya power. Kalau saya ada uang ya beli, kalau tidak yaa saya ganti dengan alternatif lain yang tentunya lebih murah untuk mengimbanginya.

Bagaimana menurut Anda? Investasi dalam bentuk apakah yang Anda suka? silakan dishare pengalamannya. Terima kasih.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar