Foto bersama peserta workshop TB (doc: Eyang Anjari)
Saya mungkin termasuk salah satu Blogger yang
beruntung, karena bisa mengikuti Workshop tentang Tuberkulosis (TB)
yang disponsori oleh Kementrian Kesehatan dan Badan Kesehatan Dunia (WHO)
dari tanggal 3 - 5 Maret yang lalu di Bandung. Acara ini memang ditujukan untuk
para blogger yang diharapkan bisa menjadi penyambung lidah atau garda terdepan
untuk memberikan sosialisi dan edukasi kepada masyarakat luas melalui
tulisan-tulisannya.
Kegiatan ini diharapkan akan memberikan
multiplier effect dalam proses pemberantasan penyakit TB yang kondisi sekarang
ini telah menempatkan Indonesia pada posisi jumlah pasien ke 4 terbanyak di
dunia. Dengan jumlah kasus TB yang banyak di masyarakat, anak-anak di Indonesia
menjadi rentan dan beresiko untuk tertular penyakit TB. Menurut data yang ada,
kasus TB anak di Indonesia yang tercatat pada tahun 2013 sudah mencapai 26.020
anak. Diperkirakan masih banyak kasus TB anak yang belum ditemukan dan diobati
secara benar.
Para narasumber dan Staff dari Kementrian Kesehatan (doc: Sally O Fauzi)
Itulah sebabnya penyakit TB ini bisa menyerang
siapa saja, tua muda, laki-laki, dan perempuan termasuk anak-anak kecil. Memang
pasien TB ini bisa disembuhkan dengan cara minum obat secara teratur dan
tuntas. Kecuali bagi pasien TB yang tidak diobati secara tuntas, maka
akan mengakibatkan pasien tersebut terkena resistan terhadap obat TB, yang
dikenal dengan TB - MDR (Multi Drugs Resistant). Apabila hal ini terjadi, maka
pengobatan TB akan menjadi lebih berat, karena waktu yang dibutuhkan jauh
lebih lama dibanding pasien yang hanya terkena TB. Belum lagi dengan pasien HIV
yang juga terkena TB, akan lain cara pengobatannya. Namun pada dasarnya
penyakit TB dapat disembuhkan dengan minum obat secara teratur dan tuntas.
Sedangkan HIV dapat dikendalikan dengan minum Anti Retro Viral (ARV) secara
teratur.
Disisi lain penyakit TB itu bermacam-macam
jenisnya, tidak hanya TB paru. Tapi TB bisa menjangkiti semua bagian dari tubuh
kita dari kepala sampai kaki. Misalnya ada TB yang menyerang selaput
otak, mata, hati, usus, kelenjar getah bening, tulang, kulit dan lainnya.
Hanya beberapa bagian saja yang tidak terkena TB, yaitu rambut, kuku dan gigi. Namun
yang paling dikenal memang adalah TB paru, karena hanya paru-parulah yang bisa
berhubungan langsung ke luar, yaitu dengan menghirup udara melalui proses
pernafasan ini.
Kembali ke permasalahan diatas, apakah TB itu? TB
atau Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycrobacterium Tuberculosis). Kuman ini bisa menyerang tubuh manusia, terutama
paru-paru. Namun TB bukanlah penyakit turunan, bukan pula disebabkan oleh
kutukan atau guna-guna. Melainkan kuman ini ditularkan melalui udara, langsung dari
pasien TB ke orang yang berada di sekitarnya, melalui droplet (percikan air ludah/
dahak) yang mengandung kuman TB pada saat pasien TB batuk, bersin atau berbicara.
Berbagai brosur yang disediakan oleh Kementrian Kesehatan
(doc: Eyang Anjari)
Terus Bagaimana
dengan Pencegahannya?
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk
menghindari penyakit TB ini. Pertama,
dengan minum obat secara teratur. Setelah 2 minggu minumobat, maka kuman tidak
akan menular ke orang lain. Kedua,
pasien TB harus menutup mulutnya sewaktu batuk dan bersin. Ketiga, tidak membuang dahak di sembarang tempat, tapi dibuang pada
tempat khusus dan tertutup. Keempat,
rumah tinggal harus mempunyai ventilasi udara yang baik, agar sirkulasi udara
berjalan lancar.
Sedangkan cara pengobatan TB adalah:
1. Setelah dinyatakan positi TB, pasien diberi
obat yang harus diminum secara teratur sampai tuntas selama 6 (enam) - 8
(delapan) bulan
2. Penyakit TB dapat menyebabkan kematian jika
tidak diberi obat.
3. Selama masa pengobatan diperlukan pemeriksaan
dahak. Pertama pada tahap awal pengobatan, kemudian 1 bulan sebelum masa
pengobatan berakhir dan pada akhir pengobatan
Sekedar tambahan informasi bahwa obat TB ini
diberikan secara gratis dan dapat diperoleh di Puskesmas/Rumah Sakit.
Apa yang
terjadi jika berhenti minum obat anti TB sebelum waktunya? Yang jelas kuman dalam
tubuh menjadi kebal terhadap obat, sehingga pengobatan akan lebih lama dan
lebih mahal karena jenis obatnya berbeda. Kuman yang kebal obat dapat
ditularkan kepada orang lain di sekitar kita.
Memang obat TB ada efek sampingnya, seperti
misalnya: hilangnya nasu makan, mual dan sakit perut. Bisa juga dengan nyeri
sendi, kesemutan sampai rasa terbakar di kaki, warna kemerahan pada urine (air
seni).
Namun apabila kita mengimbanginya dengan gaya
hidup sehat, maka penyakit TB bisa disembuhkan. Seperti misalnya: makan makanan
bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh; menjemur alas tidur agar tidak
lembab; membuka jendela agar rumah mendapatkan cukup sinar matahari dan udara
segar; Suntikan BCG untuk anak usia dibawah 5 tahun dengan berolah-raga teratur
dan jangan merokok.
****
Pada hari keduanya, kami diajak mengunjungi Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung untuk melihat dari dekat bagaimana pelayanan yang diberikan oleh RSHS kepada masing-masing pasien TB, baik itu pasien TB dengan pelayanan DOTS, pasien yang mempunyai resistant terhadap obat anti TB yang dikenal dengan TB - MDR1 dan TB-MDR2; maupun pasien TB - HIV.
Saya ikut merasakan bagaimana beratnya perjuangan mereka untuk bisa terlepas dari TB ini. Mereka terlihat sabar dan tabah dalam menjalani prosesnya, karena adanya keinginan untuk sehat kembali dan bisa diterima oleh masyarakat.
Begitu juga kami mendapat kunjungan dari para pasien yang telah berhasil menyelesaikan seluruh proses pengobatannya untuk memberikan testimoninya, baik dari pasien TB anak, DOTS, TB - MDR dan TB - HIV serta dari Peer Support Aisyiah (Pendamping). Dalam memberikan testimoninya, banyak diantara kami ikut juga meneteskan air matanya, karena diantara mereka ada yang dikucilkan dari anggota keluarga
besarnya karena takut ketularan TB. Bahkan ada juga pasien yang
diceraikan oleh suaminya, gegara si istri terkena TB. Ada juga seorang anak yang ditinggal mati oleh kedua orang tuanya yang terkena TB - HIV dan dia harus menjalani pengobatannya dengan nenek yang mencintainya. Sungguh suatu pengalaman yang sangat berharga bagi kami bisa melihatnya secara langsung bagaimana mereka telah berjuang untuk bisa terlepas dari TB ini.
Sedangkan pada hari ketiganya, kami mengadakan kunjungan ke Puskesmas Garuda. Kunjungan kami kesana untuk mengetahui bagaimana pelayanan TB diberikan kepada pasien pada tingkat yang lebih rendah, yaitu Puskesmas. Kebetulan Puskesmas Garuda merupakan salah satu Puskesmas yang terbaik dalam memberikan pelayanan TB kepada pasien. Sekitar 2 jam kami berada di Puskesmas ini untuk mendengarkan pemaparan dari para dokter yang berkecimpung dalam menangani pasien TB sekaligus dibuka dengan tanya jawab. Berhubung waktu yang mendesak dan persiapan untuk acara penutupan, maka kami tidak bisa melihat pelayanan kepada pasien secara langsung.
****
Together We Can Stop TB (doc: obatjantungherbal.net)
Hmmm, terus terang saya merasakan sekali adanya
manfaat yang saya peroleh dari workshop ini, karena selama ini saya memang
kurang begitu mengenal tentang penyakit TB ini, selain yang saya tahu adalah
bahwa TB merupakan penyakit menular. Namun apa dan bagaimana yang harus saya
lakukan ketika berhadapan dengan pasien yang terkena TB ini saya sendiri kurang
begitu tahu. Mungkin saja saya akan menghindar untuk berkomunikasi sementara, karena
ketidaktahuannya. Padahal penyakit TB itu bisa disembuhkan, asalkan diobati
secara tuntas.
Sekarang setelah saya mengikuti workshop TB ini,
pengetahuan saya lumayan bertambah secara significan. Saya ingin membantu menyebarkanluaskan informasi mengenai
TB, terutama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit ini serta
ingin mendorong peningkatan komitmen dari seluruh komponen masyarakat untuk bekerjasama
dan saling bahu membahu.
Itulah sebenarnya tujuan diadakannya workshop TB
ini, agar jangkauan masyarakat yang bisa teredukasi menjadi semakin luas. Tidak
dibatasi oleh daerah atau wilayah lagi. Akhirnya mari kita bersama-sama
melakukan upaya pengendalian TB di Indonesia demi terwujudnya Indonesia
bebas TB, aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar