Jumat, 25 Desember 2015

Ketika Anak Lebih Berpengaruh Dibanding Orang-tuanya

Trolling the Smartest Kid Alive (doc: https://plus.google.com/)

Saya sungguh bangga kalau anak saya lebih mumpuni dan jauh kemampuannya dibanding saya. Hal ini terjadi beberapa hari yang lalu. Salah satu Admin dari blog terkenal berusaha menelpon anak saya. Tapi seperti biasa saya yang mengangkat telponnya, karena dia jarang pegang cell phone. Dari pihak yang menelpon akhirnya membuka diri siapa dia, darimana serta tujuannya apa.

Ternyata anak saya diundang untuk meliput suatu acara penandatanganan kerjasama antara BCA dengan Indepay Network, salah satu perusahaan penyedia layanan digital yang berpusat di Singapore untuk bekerjasama mengembangkan usaha LAKU PANDAI terutama di wilayah pelosok di Jawa.

Program ini adalah semacam  branchless banking (membuka kantor baru tanpa cabang, yang nantinya dilakukan oleh agen yang tinggal di wilayah tersebut. Tujuannya adalah agar masyarakat yang belum terbiasa pergi ke bank bisa memanfaatkan jasa tersebut, tanpa harus pergi ke bank. Mereka bisa membuka rekening untuk menabung, menutup, menarik uang, transfer dan akhirnya dengan pemberian kredit nantinya.

Program ini memang merupakan program pemerintah, yang diinisiasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berusaha ingin mendekatkan diri kepada masyarakat, terutama bagi para petani, nelayan, ibu-ibu di desa yang belum terbiasa pergi ke bank maupun para pekerja informal lainnya. 

Itu sebabnya BCA dengan Indepay Network ingin menjemput bola terhadap berbagai keperluan financial masyarakat.Usaha Laku Pandai ini nantinya dijalankan oleh seorang agen yang bisa dipercaya dan mempunyai reputasi bagus di masyarakat.

Berhubung acara ini menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantarnya, makanya anak saya yang ditelponnya. Kebetulan tulisan anak saya hampir semua dalam bahasa Inggris. Makanya bisa langsung mendapat perhatian. Sayangnya anak saya masih kecil dan dia tidak terbiasa untuk pergi sendiri ke acara-acara resmi seperti itu. Akhirnya saya menawarkan diri kalau bisa diwakilkan atau kalau boleh dua-duanya pergi. Itu saran saya. Kalau tidak bisa diwakilkan praktis saya harus mengantarkan anak saya ke acara tersebut dan menjemputnya.

Akhir cerita, saya lah yang berangkat untuk menggantikan tugas anak saya. Alhamdulillah masih rezekinya berarti. Semoga semakin banyak tugas-tugas lainnya yang menyusul. Kalau harus dia yang berangkat pun suatu saat nanti, saya tidak keberatan untuk menemaninya. Bagi saya itu untuk latihan. Bener tidak?

Sekedar share pengalaman dan kegembiraan. Mungkin saatnya kita menulis blog dalam bahasa Inggris, agar sewaktu-waktu mendapat tugas, bisa langsung siap. Setuju?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar