Kamis, 17 Desember 2015

Metromini .... Metromini Lagi (Kopaja Sebenarnya juga Parah )

Ilustrasi Metromini yang sedang mencari penumpang 
(doc: nasional.republika.co.id)

Saya sedih dan prihatin dengan jenis angkutan umum bus ini. Sebenarnya tidak hanya Metromini, Kopaja juga. Dua-duanya sering kurang ajar dalam berkendaraan dan membawa penumpang di jalan. Saya sebagai salah satu penumpangnya sering sebel dengan ulah para supir dan kernetnya. Tapi karena butuh, apa boleh buat, saya masih tetap memakainya ketika saya bepergian. Hal ini disebabkan karena tidak ada pilihan lain kendaraan umum yang bisa saya pakai. Kecuali taxi yang biayanya lebih mahal atau ojek yang benar-benar saya coba hindari karena trauma.

Sementara busway (TransJakarta= TJ) tidak ada route atau trayek ke tempat yang saya tuju. Pakai Communter Line (CL) Jabodetabek tidak bisa, karena bukan routenya. Mau bagaimana lagi? Satu-satunya kendaraan umum yang lewat, yaa Metromini atau Kopaja. Kalau sudah begitu, tidak ada cara lain yang bisa saya pakai, bukan?


Memang dari rumah ke tempat saya bisa naik Metromini, Kopaja, Busway (TJ) dan Commuter Line (CL) saya masih harus naik angkot. Tapi kalau tidak ada Metromini dan Kopaja, banyak tujuan yang tidak bisa saya capai, kecuali saya perlu keliling kemana-mana dulu baru bisa sampai. Yeah, mending tidak usah pergi deh kalau tidak perlu banget.  Sayang sekali deh waktunya.  Bisa-bisa saya tua di jalan, hahahhaha.

Katakanlah saya mau ke Blok M dari arah Pasar Minggu. Pilihan paling praktis yaa, Metromini atau Kopaja. Mau pakai busway bisa saja, tapi khan saya harus putar-putar kemana dulu. Malah waktu yang dipakai bisa lebih banyak dan ujung-ujungnya buang-buang waktu. Siapa sih yang mau?

Dari permasalahan ini, saya memang sedih kalau Metromini dan Kopaja dihapus. Tapi dengan ditingkatkan kualitas bus dan jasanya memang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Ini semua untuk mengembalikan kepercayaan kepada penumpang, agar mereka merasa nyaman dan aman selama dalam perjalanan. Tidak jantungan atau bertaruh nyawa dengan memilih dua jenis transportasi itu.

Masih ingat khan kasus Metromini yang sengaja menerobos palang pintu kereta api? Akibat dari supir yang ugal-ugalan ini 18 penumpang meninggal dunia termasuk supir dan kernetnya. Ada lagi Metromini yang menabrak seorang ibu dan anaknya sedang menyebrang? Kejadian ini berakibat pada anaknya yang juga meninggal. Ah masih banyak lagi kasus kalau mau dipetani satu-satu untuk kedua jenis angkutan ini.

Ilustrasi Kopaja yang sedang narik penumpang di jalan 
(doc: news.liputan6.com)

Itu sebabnya Gubernur DKI Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) pun marah-marah dan berniat untuk mengandangkan. Bagi saya kemarahan pak Ahok itu wajar, karena sudah berkali-kali dan rasanya tidak ada perbaikan kualitas yang berarti. Terasa sekali, baik  pemilik dan supir Metromini hanya mengejar untung, tapi keselamatan penumpang seperti dinomorduakan atau malah dianaktirikan.

Saya sendiri sungguh sedih dan miris melihatnya. Tapi saya butuh sekali dengan dua kendaraan bus ini. Kalau dilihat dari servis dan caranya mereka (supir dan kernet) menjalankan bisnisnya, dua kendaraan umum ini memang parah banget.

Pemiliknya sih seneng-seneng saja bisa meyewakan busnya dan terima setoran tiap hari. Tapi yang menjadi korban seringnya adalah penumpang, karena ulah para supir, kernet maupun pemiliknya ini. Kenapa bisa begitu?

Ya iyalah pemilik jelas pingin mendapatkan uang dari bus yang disewakan. Namun seringnya bus-bus sudah rombengan yang disewakan. Muflernya kadang juga sudah soak, yang membuat telinga seakan menjadi tuli mendadak. 

Belum lagi supir yang ugal-ugalan di jalan  ngebut atau sengaja menggunakan jalur busway sebagai jalan pintasnya. Bahkan kami sebagai penumpang sering dioper ke bus lain hanya karena supir ingin balik untuk mendapatkan penumpang lagi. Ini sering banget supir dan kernet lakukan. Kalau penumpang tinggal 3 atau 4 saja mungkin masuk akal, tapi kalau lebih dari 10 atau hampir penuh terus penumpangnya dioper ke bus lain, khan kurang ajar caranya seperti itu. Tega sekali para supir itu melakukannya di tengah jalan? Terlihat sekali kalau mereka hanya mengejar duitnya saja, bukan memberikan pelayanan (servis) yang bagus kepada pelanggan. Ada juga yang sengaja sms an atau telpon sana sini ketika sedang di jalan.

Duh pokoknya parah deh kalau melihat servis dan cara kerja para supir dan kernet dua kendaraan umum ini. Saya hanya bisa mengelus dada dan terus berdoa, semoga tida terjadi apa-apa di jalan. Tapi saya tidak bisa berbuat banyak karena saya butuh. 

Semoga ada perbaikan setelah pak Ahok marah-marah dan memberi ultimatum mau mengandangkan bus-bus yang sudah rombengan. Anehnya itu gegara setelah terjadi berbagai kecelakaan disana sini. Pelajaran yang sungguh sanga mahal harus dibayarnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar