Minggu, 22 November 2015

Bergabung dengan Berbagai Komunitas

Ilutrasi Komunitas (doc: twitter)

Bergabung dengan Komunitas itu sebenarnya bagus, karena bakat yang tadinya terpendam, jadi bisa lebih digali. Disisi lain bisa saling mendukung antar sesama, mana yang kurang bisa ditambah. Sekaligus bisa berbagi ilmu, terutama bagi yang sudah mumpuni. Jadi bisa saling asah, asih dan asuh. Itu mungkin salah satu tujuan didirikannya komunitas. Masing-masing bisa eksis dengan kadar dan kemampuannya sendiri-sendiri.

Sayangnya aku sering kesulitan untuk melakukannya, apalagi kalau banyak tuntutan harus kesana kemari. Hadeuh tugasku saja sudah seabreg banyaknya, masih harus ikutan banyak komunitas. Satu atau dua masih mungkin, tapi kalau banyak memang tidak sangguplah. Karena ujung-ujungnya aku harus tetap melakukan kerjaan rumah. Ini lho repotnya.
Makanya aku mungkin orang yang paling males untuk bergabung dengan berbagai komunitas ini itu. Seringnya urusanku muncul tiba-tiba, maka berbagai acara yang sudah kudaftari, mendadak harus dibatalkan atau paling tidak aku bakalan telat datangnya. Karena aku harus memberesi urusanku lebih dahulu, baru aku bisa pergi.

Ini yang membuatku datangnya sering molor. Aku jadi malu sendiri. Yaudah, mungkin belum waktunya atau aku harus memilih kegiatan yang tidak mengganggu kesibukanku di rumah. Itu jauh lebih baik daripada aku pergi tapi kepikiran urusan rumah. Alasankah? Hmmm, bisa juga sih.

Tapi satu hal yang selalu ingin kuikuti untuk bergabung adalah acara dari komunitas pasar modal. Entah kenapa kelompok ini membuatku hidup dan semangat sekali. Walaupun aku bukan orang kaya dan tidak punya banyak duit, tapi komunitas ini telah membuat pikiranku menjadi terbuka. Ternyata ada cara lain aku bisa menabung dan berinvestasi dengan lebih "aman" menurutku. Mungkin tidak bagi orang lain tentunya ya, karena adanya penilaian masing-masing.

Dengan bergabung di  komunitas ini, aku tidak segan-segan untuk berusaha menyisihkan uang agar aku bisa memraktekkan ilmunya. Memang kegiatannya tidak begitu  heboh, malah aku melihatnya serius, karena mungkin ini menyangkut uang dan masa depan yang diinginkan. Sehingga yang hadir pun juga bermacam-macam usianya. Banyak yang masih muda-muda, tapi tidak sedikit yang sudah serumuran denganku. Bagiku inilah kegiatan yang sangat menantang. Makanya aku suka.

Kalau kumpul-kumpul sekedar mendengarkan ceramah, terus makan-makan dan dapat goodie bag, sudah bukan seleraku lagi. Apalagi dengan lomba twitt segala, halah mana aku pernah ikut. Aku pun nyadar diri, karena nggak mungkin menang. Bagaimana mau menang, hp sebentar saja dipakai langung merah. Itu salah satu alasan aku males datang untuk kumpul-kumpul. Apalagi kalau topiknya di  luar kemampuan otakku, rasanya menambah double malesku untuk ikut.

Yeah, daripada datang cuma dapat capeknya saja, sementara senengnya langsung hilang, kala lihat setumpukan kerjaan di rumah. Mending di rumah saja, kerjaan bisa beres dan aku bisa istirahat. Iya tidak? Waktu itu lho yang sangat berharga.

Sekedar introspeksi diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar