Selasa, 10 November 2015

Maaf, Kalau Mau Pinjam Uang ke Bank Saja


 Ilustrasi I am not a Loan (doc: petitions.moveon.org)

Terus terang saya tidak suka kalau ada orang mau pinjam uang. Kenapa?, karena saya sendiri masih butuh uang. Daripada saya kebingungan sendiri saat saya memerlukannya, lebih baik dari awal saya katakan tidak. Saya tidak mau munafik dan saya tidak ingin marah-marah ke orang lain ketika saya datang untuk menagih uangnya. Lebih baik tahu sama tahu saja, kalau mau pinjam uang yaa ke bank, karena disana gudangnya uang. Mau pinjam berapa saja silakan, saya tidak mau tahu.

Saya ingin hidup saya tenang, tidak diganggu oleh hutang piutang, karena resikonya berat bagi saya kalau mau minjamin uang. Bukan apa-apa, uang saya berputarnya sangat cepat. Kalau sampai terhenti di salah satu aliran, apa saya  tidak repot sendiri. Belum tentu kalau ditagih gampang dan langsung dikasih. Seringnya yang punya uang, malah seperti pengemis, layaknya orang yang meminta-minta agar uangnya dikembalikan. Padahal itu uangnya sendiri.

Aduh saya tidak mau seperti itu. Saya berjanji dalam diri untuk tidak melakukannya dan berusaha untuk menggunakan uang sebera pun adanya di rumah/tangan. Saya juga akan berusaha untuk tidak meminta-minta ke orang lain. Kalau dikasih okaylah, tapi satu point yang saya coba untuk dipegang teguh "jangan minta-minta atau pinjam uang ke siapa pun."

Semua itu untuk menjaga marwah dan harga diri saya sendiri. Pengalaman masa lalu biarlah, saya tidak akan mengulanginya lagi. Saya akan berusaha untuk menutupnya dengan kebaikan yang lain atau menjadi pelajaran yang sangat berharga  Betul, ini suatu pil pahit yang harus saya telan dan mencoba untuk tidak mengulanginya lagi.

Sebagai gantinya saya akan belanja sesuai dengan kemampuan dan isi kantong saya. Kalau ada uang saya akan belanja apa yang saya inginkan. Kalau tidak ada uang, kenapa saya harus memaksa diri dan memaksa belanja di luar budget yang ada. Itu mah seperti menggali lobangnya sendiri. Karena pada akhirnya saya harus melunasi kalau ada uangnya. Kalau tidak ada, apa yang mau dipertaruhkan. Apa tidak membuat aya repot dan pusing sendiri. Bisa-bisa saya akan sport jantung sendiri.

Itu saya lho yang tidak mau diribetkan oleh urusan hutang piutang. Saya hanya ingin ketenangan dalam hidup dan ingin bisa tidur nyenyak setiap harinya. Jadi saya tidak mau menambah pusing kepala karena urusan remeh temeh. Bagi saya urusan hutang malah membuat beban buat saya, karena menambah permasalahan hidup yang saya hadapi.

Belum lagi dengan permasalahan hidup yang utama dan menjadi tanggung jawab saya, yaitu memberi nafkah buat keluarga. Jutru ini yang harus saya dahulukan diatas kepentingan yang lainnya. Kalau ada yang bisa saya bantu tentu sebisanya, tapi karena urusan hutang piutang seringnya dalam jumlah yang besar, ini yang saya belum sanggup. Saya akui dan saya pun mencoba jujur untuk mengatakan tidak atau belum bisa. Jadi maafkan saya yang belum mau dan belum mampu memberi hutangan kepada siapa pun.

Mau dibilang pelit atau tidak mau membantu, yaa terserah saja, yang jelas saya tidak mau ribet dengan urusan tagih menagih. Biar saja urusan pinjam meminjam lewat bank atau KPR, mereka memang tugasnya untuk membantu orang-orang yang membutuhkan dana.

Tulisan ini sekedar mengingatkan saya untuk berbelanja sesuai dengan budget yang ada. Jangan memaksakan diri atau berusaha pinjam kesana kemari. Ingat, kita tidak hanya sekedar pinjam. Tapi harus bisa mengembalikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar