Minggu, 01 November 2015

ANTAM sebagai Land Mark


Ilustrasi PT ANTAM (ANEKA TAMBANG),doc: bisnis.liputan6.com 

Entah kenapa aku merasa bangga kalau menyebut rumahku dekat dengan  Antam. Itu lho PT ANEKA TAMBANG (ANTAM) yang ada di Jalan TB Simatupang atau berlokasi di Tanjung Barat. Perusahaan ini sudah menjadi perusahaan yang terbuka (Go Public), sehingga sahamnya bisa dijualbelikan lewat pasar modal. Makanya sebagian sahamnya sudah dimiliki oleh masyarakat (35%) dan tentunya sebagian besarnya masih dimiliki pemerintah (65%), karena perusahaan ini memang termasuk salah satu BUMN. Cuma sayangnya perusahaan ini dalam laporan keuangannya mengalami kerugian tahun ini. Bahkan statusnya untuk periode Agustus 2015 - Februari 2016 ini sudah tidak masuk lagi dalam kelompok LQ45.
Aku tidak tahu persis bagaimana kondisi keuangan untuk tahun-tahun sebelumnya, karena tidak atau belum mengikuti perkembangannya. Hanya karena sekarang sedang menekuni dunia pasar modal saja, aku jadi sedikit lebih tahu perilaku masing-masing perusahaan yang sudah go publik. Mana yang untung dan mana yang masih rugi, termasuk mana perusahaan yang bagus fundamentalnya dan mana yang kurang atau bahkan yang banyak sekali utangnya. Karena informasi itu penting untuk membantuku dalam pengambilan keputusan.

Sebenarnya perusahaan rugi biasa, biar pun mereka sudah perusahaan terbuka. Apalagi kalau mereka sedang berekspansi besar-besaran, sehingga mereka membutuhkan banyak dana segar. Salah satunya dengan meminjamnya dari masyarakat dengan cara berbagi kepemilikan. Tapi kalau perusahaan yang dulunya bagus, terus merugi dan banyak hutangnya itu justru yang perlu diwaspadai. Pertanyaan  ada apa dan kenapanya itu yang harus didahulukan? Karena kalau kita salah perhitungan ujung-ujungnya akan memengaruhi harga saham yang dijualbelikannya. Itu signal yang perlu diperhatikan sebagai investor retail. Masih adakah harapan perusahaan itu untuk bangkit, jika kita membeli sahamnya? Jangan sampai setelah kita beli, malah tidak bisa dijual lagi karena tidak ada yang mau beli. Ujung-ujungnya kita yang rugi sendiri khan? 

Makanya aku tidak bisa tinggal diam kalau ada yang berusaha ngomong sesuatu tidak berdasar. Dengan bekal ilmu yang kukuasai dan berita di media yang diyakini kebenarannya oleh pihak perusahaan itu, aku coba tanyakan. Jangan hanya bisa ngomong yang baik-baik semua tanpa bukti. Hal ini karena kita mempunyai otak yang fungsinya untuk berpikir. Wajar saja aku tidak bisa menelan mentah-mentah informasi yang diberikan oleh trainer atau leader?

Selama itu benar bolehlah, kalau salah yaa ngapain diikutin. Mundur dan keluar pun aku mau. Bahkan aku akan melakukannya dengan senang hati demi untuk memertaruhkan idealisme. Uang itu bukan segala-galanya, walaupun semuanya butuh uang. Begitu juga dengan impian dan dreams tidak hanya bisa dicapai hanya jadi a*** a******i. Ups! sekedar meluruskan betapa pentingnya informasi yang benar dan aku pun berhak menggunakan akalnya. Jangan hanya mengejar impian dengan cara membabi buta melawan hati nurani. Idealisme dan tetap kritis adalah yang utama. Bukan malah membeo dan menelan mentah-mentah informasinya. Itu menurutku sih.

Ok, kembali ke permasalahan ANTAM, bagaimana dengan operasional atau kegiatan bisnis sehari-harinya? Kegiatan yang mereka lakukan adalah mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan dari sumber daya mineral. Itu sebabnya perusahaan ini dikenal dengan aneka tambang (aneka pengolahan mineral) yang meliputi bijih nikel kadar tinggi atau saprolit, bijih nikel kadar rendah atau limonit, feronikel, emas, perak dan bauksit. Sedangkan jasa utamanya adalah pengolahan dan pemurnian logam mulia serta jasa geologi. Pantes saja Antam sering dikenal dengan perusahaan yang menjual logam mulia yang berupa emas batangan, karena itu sebagai bisnis utamanya. Bahkan standard harganya nya dipakai sebagai acuan jual beli logam mulia.

Hari Kamis (22 Oktober 2015) kemarin aku sempatkan untuk kesana dan pingin tahu lebih banyak bagaimana caranya kalau saya mau investasi logam mulia itu. Sayangnya sudah menunggu 20 menit lamanya belum juga dibuka Butik logam mulianya. Eh malah diundur karena sedang melakukan process buy back banyak sekali. Jadi aku disuruh menunggu 30 menit an lagi hanya untuk mendapatkan informasi ini. Waduh karena lagi banyak acara hari itu, akhirnya aku batalkan. 

Lain kali aku harus datang kesana, biar pun sekedar untuk mencari informasi agar aku tahu bagaimana caranya berinvestasi emas batangan. Ah! kapan yaa, aku punya simpanan segepok emas batangan? Tapi amankah kalau aku menyimpannya di rumah? Ups! itu yang membuat aku berpikir 5x untuk membelinya sekarang ini. Bukan karena masalah uangnya yang utama, tapi justru keamanan diriku sendiri yang menjadi taruhannya. Kalau nanti sudah waktunya, aku yakin, pasti ada jalan untuk menyelesaikan masalah ini. 

Akhirnya, apapun itu mengenai ANTAM, kalau ada yang nanya di daerah mana rumahku. Aku sering menjawabnya dengan "tahu ANTAM (PT ANEKA TAMBANG)?."  Ya, rumahku deket situ, tetanggaan lah, cuma di sebrang jalan, hehehhehe. Daripada pusing-using memberi petunjuk dimananya. Rasanya ANTAM sudah jauh lebih terkenal, karena perusahaan itu sudah lama berdiri dan namanya juga sudah lama dikenal, terutama para investor di pasar modal atau pecinta logam mulia yang suka berinvestasi emas dalam bentuk fisiknya. Butik Logam mulia itulah tempat dimana kita bisa membeli emas batangan itu. Keren yaa, pakai nama BUTIK untuk emas batangan ini. 

Ok, sedikit mengulas salah satu BUMN yang lokasinya bertetanggaan dengan rumahku. Yeah sekedar bertetangga dalam satu wilayah saja sih, bukan dalam satu RT. Nggak apa-apa khan? ***smile***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar