Rabu, 04 November 2015

Wow!, Bisa-bisanya sampai Tertidur di Angkutan Umum

Ilustrasi Busway (TransJakarta), doc: antaranews.com

Aku sungguh tidak menyangka sampai tiga kali tertidur di busway atau TransJakarta (TJ) dan aku harus balik karena sudah kebablasan sampai di ujung. Jadi tidak ada cara lain, selain aku harus bayar ongkosnya lagi. Lucu atau memalukan ya? Entahlah, rasanya begitu dapat tempat duduk dan melihat kanan kiri aman, aku langsung tertidur pulas. Bayangin naik dari Dukuh Atas bisa sampai bablas ke Ragunan, kalau tidak karena mengantuk sekali rasanya tidak mungkin. Mirip sekali terkena bius. Padahal seharusnya aku turun di halte Jati Padang. Untung aku tidak bawa uang banyak, sehingga tidak ada barang yang hilang. Semuanya utuh.

Seingatku untuk route Dukuh Atas - Ragunan sudah dua kali ini. Dan satunya lagi route Ragunan - Monas, sementara aku mau transfer di Sarinah daripada aku ke  Dukuh Atas karena males jalan. Eh malah ketiduran, aku langsung dibawa ke Halte Monas. Celakanya aku lupa nanya, route mana yang harus kuambil, aku langung naik saja busway berikutnya. Waduh bus TJ justru membawaku menjauh dan aku dibawa ke Harmoni, transit yang terdekat. Aku jadi ngomel-ngomel sendiri, karena ketledoranku.

Aku jadi putar kemana-mana tidak karuan. Tadinya rencananya mau datang untuk menghadiri acara, jadi molor, bukan telat lagi. Bagaimana tidak, waktuku sudah habis di jalan untuk putar yang tidak ada gunanya, hanya karena ketiduran itu yang membuat perjalananku menjadi panjang.

Sungguh aneh atau tragis? Syukur itu justru yang aku lakukan karena aku selamat dan tidak mengalami cidera atau kehilangan sedikit pun. Hanya kehilangan waktu saja, risiko yang harus kubayar. Maunya tidak tertidur, tapi kadang kalau sudah capek jalan ditambah dengan jalanan yang tenang, kesempatan bisa tidur di kendaraan dalam perjalanan itu merupakan suatu kenikmatan yang tiada tara. Sampai di rumah, capek badan sudah hilang asalkan tidak kebablasan. 

Sedangkan untuk Metromini, memang ini sejalan ke arah aku pulang. Cuma berhentinya di terminal bus Pasar Minggu. Selama ini aku menghindar turun di terminal, karena memang tidak perlu. Jadi aku turun sebelum bus itu masuk ke terminal, tinggal ganti naik angkot. Karena ketiduran ini, aku baru terbangun setelah bus nya berhenti di terminal. Kaget luar biasa tentu. Di angkutan umum yang dikenal begitu ngeri karena berbagai kejahatan bisa terjadi, aku malah tertidur pulas. Walaupun satu kali, tapi membuatku sedikit trauma dan berharap tidak akan mengulanginya lagi, karena aku merasa kurang aman.

So far baru tertidur di  TransJakarta dan Metromini. Untuk kereta bukan tertidur, tapi karena keasyikan ngobrol sampai kebablasan turunnya. Untung aku tidak harus membayar ekstra, bahkan aku disuruh tetap di kereta untuk baliknya, tinggal nanti turun sesuai dengan tujuan. Itu karena kereta Commuter Line, jadi aku tidak perlu membayar lagi. Bukan kereta untuk jarak jauh yang baliknya nunggu kereta lain yang lewat.

Dari semua kejadian itu, pengalaman ini membuatku teringat pada almarhum Bapak yang dulu benar-benar khawatir sekali kalau aku tertidur di bus. Makanya beliau mati-matian aku disuruh naik travel Bumen Jaya agar aku bisa sampai tujuan dengan selamat. Biarpun aku sampai tertidur di jalan,  tidak akan nyasar atau bablas kemana-mana. Sekarang di Jakarta, aku malah sudah empat kali tertidur di angkutan umum. Luar biasa hal itu bisa terjadi.

Bisakah aku berubah ke arah yang lebih baik? dalam arti tidak akan tertidur di angkutan umum lagi, apapun itu bentuknya?. Aku berusaha untuk tidak tertidur lagi di semua kendaraan umum, mengingat keamanan diri yang perlu dipertanyakan. Beruntung sekali tidak terjadi apa-apa pada diriku. Itu suatu berkah yang tidak terkira harganya, karena apapun bisa terjadi ketika aku tertidur. Ingat itu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar