Sabtu, 14 November 2015

Memasak Kebutuhan Sendiri sebagai Salah Satu Upaya Penghematan Anggaran

Hemat Pangkal Kaya (doc: http://ahmadauliafahmi.blogspot.co.id)

Sebagai seorang yang belum kaya, saya selalu berusaha untuk memasak dan menyiapkan kebutuhan makanan sendiri untuk keluarga. Baik itu untuk sarapan atau makan pagi, makan siang dan makan malamnya. Termasuk juga untuk berbagai jenis minuman maupun snack dan buah-buahannya. Saya berusaha membeli barang mentahnya, lalu saya olah sendiri menjadi barang/sesuatu yang lebih bermanfaat. Jadi ada proses nilai tambah dengan melakukan pengolahan sendiri..

Kecuali kalau saya tidak sempat memasak atau mendadak mau pergi, maka tidak ada jalan lain kecuali membeli makanan yang sudah jadi. Tapi seringnya menu masakan yang  dibeli ya biasa saja bukan yang wah, karena untuk sekedar mengganjal perut. Habis itu saya terus menyiapkan makanan untuk menu yang lebih lengkap dan lebih sehat.

Maklum sampai sekarang saya masih melakukan berbagai cara untuk menghemat uang, tapi tetap bisa menyiapkan menu sehat dan bergizi untuk keluarga. Walaupun dengan cara yang sederhana, sehat dan murah, karena homemade. Bisa saja saya bersifat royal atau menghambur-hamburkan uang, tapi kalau hanya bisa bertahan sebentar apa gunanya. Lebih baik saya berhemat, tapi bisa menyisihkan uang untuk terus berinvestasi. Inilah yang sedang saya lakukan.

Saya tidak perlu sibuk berkoar-koar dalam berinvestasi, hanya aksi yang diperlukan. Saya akan tetap hidup sederhana seperti biasanya. Nanti saatnya panen investasinya, baru saya belikan seuatu yang lebih besar kemanfaatannya. Mudah-mudahan tidak ada yang curiga, apa yang diam-diam saya lakukan selama ini. Karena memang bukan untuk konsumsi publik apa yang menjadi rencana.

Prinsip saya dari dulu tetap sama, silent move dalam mencapai sesuatu. Tidak peduli penampilan yang ada sekarang, selama saya tidak meminta-minta dan mencari gratisan, saya akan tetap bangga menjadi diri sendiri. Ah peduli amat dengan omongan dan cibiran orang. Mereka khan tidak tahu apa yang saya kerjakan. Kadang sampai malam-malam pun masih bekerja, walaupun hanya dengan duduk di rumah. Tapi otak khan tetap bisa bekerja, kenapa tidak dimanfaatkan. Bukankah itu juga kekayaan kita yang sangat berharga.

Saya kerja dengan menggunakan otak.Kalau hanya mengandalkan fisik jelas saya tidak sanggup. Emang siapa saya? Kerja berat atau olah raga sebentar saja sudah kecapekan, karena memang tidak kuat.  Bagaimana mau mengandalkan kerja fisik. Makanya saya mengurangi kegiatan di luar rumah kalau tidak perlu banget.Saya lebih suka kerja untuk diri saya sendiri, alias self employed biar pun hasilnya sedikit. Yang penting halal dan tidak mengganggu dan merugikan orang lain.

Tinggal bagaimana saya bisa mengaturnya agar dapat menyisihkan uang untuk berinvestasi, itu yang penting. Bukan hanya dapat income/penghasilannya yang banyak, tapi tidak bisa menabung. Itu sama saja dengan kedodoran, karena banyaknya kran yang bocor. Waduh malah tidak berkah penghasilannya. Belilah sesuatu kalau sudah mampu, sebaliknya jangan memaksakan diri seandainya belum. Itu untuk menjaga agar dana yang ada tidak sampai berdarah-darah atau kering kerontang. Kita sendiri nanti yang kewalahan, karena akan gali lobang tutp lobang. Iya nggak?

Beruntunglah saya masih tetap komitmen untuk melakukan penghematan disana sini demi tujuan yang lebih besar nantinya. Walaupun kadang saya juga perlu merayakan keberhasilan dengan memberikan apresiasi terhadap diri untuk sekedar menikmati kebahagiaan. Itu tidak lain sebagai wujud dari rasa syukur keluarga atas limpahan nikmat yang diberikan kepada kami. Habis itu, saya pun kembali kepada kebiasaan semula.

Sekedar berbagi cara dalam melakukan penghematan dan salah satunya dengan memasak dan menyiapkan kebutuhan keluarga sendiri. Bagaimana menurut Anda?     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar