Sabtu, 21 November 2015

Bisakah Sehari Tanpa Uang Tunai? Nope, Saya Akui itu.

Ilustrasi GNNT (doc: twitter.com)

Dalam rangka mendukug program Bank Indonesia untuk lebih menggunakan uang non tunai yang dikenal dengan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT), banyak bank-bank pun ikut mendukungnya. Termasuk salah satu bank BUMN yang saya baca adalah Bank  BNI.

Saya sendiri tidak keberatan untuk menggunakan uang non tunai (kartu), karena saya pun punya kartu Flazz yang saya gunakan setiap saya naik busway (Trans Jakarta) dan Kereta Api (commuter line) maupun dengan debit card ketika saya belanja di L**** M*** dan S**** I*** . 

Tapi tidak semua transaksi bisa saya lakukan dengan uang non tunai. Mau tidak mau saya harus menyiapkan uang kertas atau cash untuk berbagai transaksi saya. Saya tidak mungkin menggunakan uang non tunai kalau yang menerima tidak mau menerimanya.

Inilah buktinya. Ketika saya naik angkot atau bus Metromini dan Kopaja kemana pun saya pergi, maka satu hal yang harus saya persiapkan adalah uang tunai (cash). Ketika saya naik becak, maka uang cash pun harus ada dalam dompet saya. Begitu juga ketika saya beli pulsa untuk emergency di counter pulsa, uang tunai lah yang harus saya pegang. Belanja sayur di tukang sayur dan belanja kelontong di warung/toko tetangga, maka uang tunailah rajanya. Dan pemberian kepada pengamen dan pengemis yang datang ke rumah, tidak ada cara lain kecuali dengan uang tunai. Yang yang tidak kalah pentingnya beli sarapan atau jajanan pagi kalau sedang tidak sempat masak, maka uang tunai sebagai senjatanya.

Dari sekian daftar kegiatan saya yang mengharuskan saya menggunakan uang tunai, masihkah saya mau bersikeras mau menggunakan uang non tunai untuk bertransaksi? Tentu saja tidak, biar pun hanya sehari saja. Kecuali kalau saya tidak pergi kemana-mana dan hanya tinggal di  rumah. Dengan catatan semua kebutuhan saya sudah terpenuhi, alias saya tidak perlu belanja apa saja. Itu saja masih belum tentu berhasil, karena ada kemungkinan pengemis dan pengamen datang ke rumah. 

Jadi bagaimana saya mau memaksakan diri menggunakan uang non tunai? Bagi saya lihatlah tempat dan situasi dimana kita bisa menggunakan uang tunai dan dimana kita belum bisa. Tidak perlu memaksakan diri, karena bagaimana pun uang tunai adalah raja. Cash is the King, dimana semua orang mau menerimanya tanpa perlu banyak pertanyaan.     

Itulah yang saya lakukan, makanya saya masih belum bisa lepas dengan uang tunai. Kartu Flazz tetap saya bawa untuk memudahkan saya bepergian pakai buswa dan commuter line. Begitu juga debit card saya. Tapi uang tunai pun harus ada dalam dompet saya untuk memudahkan transaksi dan perjalanan saya. Tanpa uang tunai (cash) ada dalam dompet saya. saya akan mempunyai banyak hambatan, karena mereka tidak bisa menerimanya. Saya yang rugi khan?

Bagaimana menurut Anda? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar