Jumat, 27 November 2015

Menjadi Professional Blogger? Ah! Saya Nggak Perlu

Ilustrasi untuk Professional Blogger (doc: 7kviews.com)

Itulah jawaban saya kalau ditanya apakah saya tertarik untuk menjadi professional blogger? Saya akan menjawab tidak perlu. Saya orangnya bosenan, bagaimana saya bisa bertahan lama untuk menjadi blogger. Nulis saja masih berdasarkan mood. Kalau lagi malas, ya biarkan saja blog saya sendirian tanpa pernah mendapat sentuhan tangan. Belum lagi kalau saya perlu  kesana kemari untuk mendatangi pertemuan dan mungkin saya tidak memahami  atau tidak suka dengan topiknya. Ah, sayanglah waktu saya terbuang percuma, habis di jalan. 

Lebih baik saya menekuni apa yang saya suka dan enjoy melakukannya yaitu sebagai money maker atau investor yang berusaha melipatgandakan uang yang saya punya. Tidak peduli darimana sumber uangnya, yang penting halal. Syukur bisa banyak jumlah yang dihasilkan. Setelah itu akan saya investasikan untuk tujuan yang lebih besar. Tidak lebih. Istilah kerennya menjadi sleeping stakeholder, sehingga saya tidak perlu capek kesana kemari. Untuk bisa sampai kesana, memang saya perlu belajar banyak lebih dulu.

Misalkan pagi ini saya pergi untuk menghadiri pertemuan tentang Market Outlook yang diadakan oleh salah satu broker sekuritas. Itu karena memang saya perlu untuk merencanakan apa yang ingin saya lakukan dan menyikapinya di bulan Desember dan tahun berikutnya, 2016. Sehingga bisa tepat sasaran, kalau pun meleset, semoga tidak terlalu jauh.

Tapi saya memang tidak mau setiap hari keluar biar kelihatan sibuk dengan pergi kesana kemari. Memang saya bisa ketemu banyak teman untuk berhaha hihi, dapat makan gratis dengan menu yang enak-enak dan goodie bag pada akhir acara. Bukan itu yang saya cari. Saya ingin mencari ilmu agar saya bisa melipatgandakan uang yang ada, tanpa perlu capek kerja keras terus menerus. Awalnya sih iya, darimana saya bisa menghasilkan uang banyak tanpa perlu kerja keras dan kerja cerdas?.

Namun tidak tiap hari saya harus kesana kemari. Kenapa? Saya mempunyai kesibukan sendiri dan tanggung jawab. Disamping itu makan saya jadi tidak karuan, alias berlebihan karena makanannya enak-enak. Jadi ada sifat aji mumpungnya. Tapi anehnya perut saya malah sering berontak setelah sampai di rumah, karena tidak cocok dengan makanannya. Di mulut semua terasa enak sekali, tapi sampai di perut menolak yang ditunjukkan dengan seringnya pergi ke toilet. Itu jeleknya kalau saya makan diluar, entah karena bumbu yang tidak  cocok, ada MSG nya dan lain sebagainya.

Itu sebagai alasankah? tidak juga sih, tapi memang begitu. Makanya saya lebih suka makan yang saya masak sendiri, biar pun begitu sederhana menunya. Tapi perut saya tidak pernah protes. Disamping itu, saya pun bisa mengawasi anak di rumah dengan melakukan berbagai kegiatan dan aktivitas yang menunjang lainnya.

Bagi saya itu jauh lebih penting daripada saya sibuk sendiri. Pulang juga saya masih harus melakukan dan menyelesaikan tugas rutin sebagai seorang ibu. Belum lagi anak saya mungkin juga protes, karena saya kelamaan di luar, "mommy, why you took so long. I'm hungry". Pertanyaan seperti itu yang menyayat hati. Waduh, kayak anak tidak dikasih makan. Terus apa enaknya?.

Bagi orang lain mungkin itu suatu pencapaian, tapi bagi saya lain lagi ceritanya.  Ibarat tidak beda jauh dengan pepatah Jawa ini "Mburu Uceng Kelangan Ndeleg", yang artinya kurang lebih saya berusaha menggapai hal-hal yangkecil di luar. Pada saat yang sama saya kehilangan treasure yang sangat berharga. It's not worth it, right?.

Makanya saya tidak akan meraih dan menggapai predikat sebagai Professional Blogger. Kalau pun saya menulis di blog, yaa menulis seperti biasanya saja. Tidak perlu menggelutinya dengan serius dan harus ini itu dengan pergi kesana kemari. Saya akan menjalaninya sesuai dengan kemampuan dan kenyamanan, tanpa perlu memaksakan diri.

Itulah saya, karena menjadi blogger adalah suatu kesenangan tersendiri. Bukan suatu tuntutan yang harus dicapai. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar