Minggu, 01 November 2015

Menulis itu Harus Dipaksa?


Ilustrasi Menulis dengan Hati (doc:       )

Iya, untuk sementara ini, karena aku sudah lama vacum dalam dunia tulis menulis. Maka satu-satunya cara adalah dengan memaksa diri untuk menulis. Itu yang sedang aku lakukan saat ini untuk mengembalikan feel menulisnya. Semoga dengan berjalannya waktu, aku menjadi lebih lancar dan lincah seperti dulu. Tidak apalah sekarang ini aku lakukan, karena tidak ada cara lain. Berusaha mencari penghasilan tambahan dengan cara lain, ternyata tidak bisa. 

Beruntung aku tidak punya klien orang lain, jadi kekecewaan itu sedikit terobati. Bayangkan kalau aku punya banyak klien, tentu aku akan ngomel-ngomel nggak karuan.  Dan aku pun akan terus menerus mendengar kebohongan demi kebohongan setiap harinya. Sementara dalam kenyataannya bertolak belakang dan tidak benar. Itulah yang baru saja aku temukan, ketidakcocokan antara apa yang diucapkan dengan kenyataan yang ada. Makanya aku lebih baik menghindar dari semuanya itu dan berusaha mencari jalan yang lainnya. Dan menulis itu mungkin jalan yang terbaikku saat ini, karena aku berjuang dan bergerak sendiri tanpa ada boss di atasku.
Aku yakin kesuksesan bisa ditempuh dengan berbagai cara. Yang penting aku terus berusaha dan pantang menyerah. Untungnya lagi aku tidak perlu keluar rumah, hanya perlu memanfaatkan fasilitas yang ada dan menggiatkan kesibukanku di rumah. Puncaknya aku harus melatih otakku untuk terus berkreasi. Kebetulan aku sudah ada bahan dasarnya, yaitu senang berada di rumah. Maka  tinggal mengolah dan menghasilkannya lebih banyak dan baik lagi karya-karya yang bisa dihasilkan. Tidak usah hiraukan omongan dan ocehan yang tidak ada gunanya dan tutuplah semua jalur yang menghalanginya. 

Bukankah selama ini aku juga berjalan sendiri, tanpa ada bantuan. Jadi aku tinggal berusaha mengurus diriku sendiri bagaimana sebaiknya dan berusaha mencari ilmu dan informasi sebanyak-banyaknya untuk kemudian dipakai sebagai bekal. Sementara apa yang selama ini disebut kantor atau tempat meeting dan training sudah tidak nyaman lagi. Lebih baik aku mencari ilmu di luar yang bisa mendorong semangatku bangkit dan pulih kembali, baik untuk menekuni dunia tulis menulis maupun untuk menghasilkan uang yang lebih banyak lagi.

Rasanya memang ini jalanku yang harus melewati jalan sunyi dalam menggapai semua cita-cita dan impianku. Cara-cara yang heboh telah menipu dan membuatku tambah jijik, karena dalam kenyataannya tidak seperti itu. Oleh karena itu aku mau melakukan dengan jalan dan caraku sendiri, karena toh masing-masing individu itu tidak sama. Aku yang sejak dulu tidak bisa tinggal diam, ketika kesentil dengan kebohongan aku akan mengamuk. Walaupun sebenarnya aku sendiri orangnya pendiam, tapi jangan coba-coba ngomong tanpa dasar.  

Jadi biarlah aku menulis setiap hari, biar pun hanya untuk melancarkan jari jemariku agar tidak kaku. Begitu juga dengan otakku agar semakin encer dan jos dalam berpikir. Akhirnya aku bangga telah menemukan diriku kembali yang sempat hilang sejak Juni kemarin. Berarti lebih dari 4 bulan otakku vacuum dari kegiatan dan kesibukan berpikir. Yang aku lakukan selama vocuum itu, cuma sebagai pendengar setia untuk Just do it dan follow the leader. Katanya leader itu selalu benar, karena dia telah melalui semua jalan atau cara untuk mencapai tujuan. Jadi sebagai bawahan hanya perlu actions yang lebih banyak dengan tetap fokus pada goal dan impian yang hendak diraihnya.

Ternyata aku salah menyangka. Itu bukan untukku, karena jalanku memang harus melalui jalan sunyi. Menghemat biaya, tenaga dan bisa terus bersama keluarga, tanpa ada rasa was-was di jalan. Tinggal aku sendiri bagaimana meningkatkan produktivitas dan hasil yang berlimpah. Itu saja, semua bisa aku dapatkan kok dengan duduk manis di rumah. Itu suatu luxury sebenarnya, kalau aku bisa menikmati dan menyadarinya.

Semoga aku tetap fokus dan komit dengan apa yang menjadi tujuan awalnya, aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar